----- Cemburu ? -----

1.3K 193 24
                                    

Ya, dia terbangun menatapku dan sontak seketika ia menjauhkan dirinya dariku.

"Kak faye apa yang kau lakukan.."

Dia menatapku dengan penuh rasa takut, lalu menarik selimut putih milikku menutupi tubuhnya.

"Yo.. dengarkan penjelasanku.. aku tidak bermaksud.."

"Hiks..hiks.."

Dan pada akhirnya anak itu menangis dihadapanku. Apa yang telah aku lakukan, harusnya aku tidak melakukan hal gila itu padanya.

Perlahan gadis kecil itu mulai memakai pakaiannya yang telah kubuka sebelumnya dan mengenakannya kembali. Setelah itu ia mulai menyusun barang miliknya, sepertinya ia ingin pergi dari sini.

Aku hanya menatapnya dengan penuh perasaan bersalah. Ketika dia hendak beranjak keluar, aku menahannya menariknya untuk tidak pergi.

"Yoo.. maafkan aku, aku menyesal melakukan hal itu.."

Namun dia hanya memandangku sebentar dengan berlinang air mata lalu menepis tanganku dan meninggalkan kamar ini.
.
.
.
5 hari telah berlalu, namun anak itu tak kunjung menemuiku bahkan untuk melaksanakan pertemuan mentoring. Sedangkan aku terus merasa gusar memikirkan apa yang telah aku lakukan padanya.

Ditambah bahwa waktu seleksi akan semakin dekat, sedangkan anak itu tak kunjung melakukan latihan bahkan kami berdua baru melaksanakan satu kali pertemuan saja.

Aku pergi menuju perpustakaan untuk menenangkan pikiranku mengingat jika berada di cafetaria maka aku akan bertemu anak-anak Studen Union lainnya disana.

"Kak Andrea, soal kalkulus terasa sulit.. apa kau punya tips mengerjakannya?".

Tiba-tiba aku mendengar suara gadis itu ketika aku baru saja memasuki ruangan tepat disebelah rak yang dimana ada meja untuk membaca diseberang sana.

Aku lantas menyembunyikan diriku dan mengintip disela-sela rak buku itu dan benar saja anak itu tengah berada disana.

Dan sialnya mengapa ada Andrea disana, apa maksud anak itu sekarang. Dia benar-benar sangat suka mengacau segala hal yang berkaitan denganku.

Mereka berdua terlihat sangat dekat, bahkan anak itu terlihat nyaman ketika bersamanya.

Aku menunggu mereka berdua dan memperhatikan sampai pada akhirnya mereka berdua selesai dan keluar dari perpustakaan.

Mengikuti mereka berdua aku menarik tangan gadis itu hingga membuatnya terkejut.

"Siapa mentormu sekarang, kau bahkan tidak menemuiku untuk melaksanakan bimbingan belajarmu".

Yoko menepis tanganku dengan kasar, aku tau dia masih marah padaku.

"Tenang faye, aku hanya membantu Yoko karena ia mengatakan bahwa kau.."

"Apa ?!.. apa yang ia katakan?!.."

Aku tersulut emosi ketika mendengar ucapan Andrea hingga membuat gadis itu ikut terkejut.

"Baiklah, sebaiknya kalian berdua bicara dulu aku akan ke cafetaria.. oh ya, Yoko jika ada pertanyaan lagi kau bisa menghubungiku.."

Gadis itu tidak menatapku sama sekali, namun aku menariknya agar ia melihatku.

"Apakah aku terlihat sehina itu sehingga kau tak mau melihatku?"

Mendengar ucapanku ia lantas memandang masih dengan wajah marahnya.

"Siapa yang bersalah disini, kau memanfaatkanku untuk memenuhi naf.."

"Lalu kau menceritakannya pada orang-orang?".

The Same Sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang