Aku menunggu mereka berdua pergi, dan setelah itu tak terdengar obrolan apapun dari balik dinding ini.
Usai dari dalam kamar mandi, aku menatap diriku di cermin. Betapa malangnya diriku yang mudah terjatuh pada orang sepertinya.
Aku menatap bercak merah dileherku yang aku tutupi dengan foundation agar tidak terlihat.
"Yoko..?"
Dengan cepat aku berbalik dan terkejut melihat Andrea berada tepat di arah pintu masuk kamar mandi ini. Aku segera menutup kembali leherku agar ia tidak melihatnya.
"Kak..."
"Mengapa kau terlihat sedih...?, apa kau marah karena aku mengundang yang lainnya?".
"Tidak.., aku senang namun tiba-tiba perutku mendadak tidak enak mungkin karena semalam aku makan daging hotpot terlalu banyak.."
"Wah.. mengapa tidak mengajakku jika kau sedang makan hotpot semalam?"
Jika aku mengajakmu pasti kau sudah melihatku bercinta dengan faye semalam!.
"Maafkan aku, itu tidak terlalu banyak untuk berbagi dengan dua orang".
"Jadi bagaimana dengan perutmu?".
"Kurasa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.."
Kami berdua akhirnya meninggalkan restoran itu, aku berpamitan pada Andrea dan mengucapkan terima kasih atas undangan darinya.
Setelah itu, aku memilih kembali ke rumahku. Andrea menawarkan diri untuk mengantar namun aku lebih memilih untuk pulang dengan taksi.
Esoknya, aku pergi ke kampus seperti biasa, saat memasuki kelas aku menemukan Rebecca telah berada disana dengan menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya yang lesu.
Pasti ia lelah karena telah mengerjakan tugas-tugas milik Abigail kemarin. Aku mengambil diri duduk tepat disebelahnya dan membangunkan gadis itu.
"Bec... kau baik-baik saja?".
"Hoooooaaaaamm.."
Gadis itu menguap dengan lebar menunjukkan bahwa dia benar-benar lelah.
"Aku sangat mengantuk karena tugasnya banyak sekali.."
"Dasar bodoh, kau mengerjakannya lalu dia bersenang senang dengan teman temannya".
Rebecca memandangku dengan mata lesunya namun gadis dengan rambut coklat itu masih bisa tersenyum girang.
"Begitulah cinta Yoko.. tidak masalah saat ini aku harus bersusah payah untuk mendapatkan milikku.."
Dasar anak yang aneh, aku lalu membiarkannya tertidur sembari membuka ponselku menunggu profesor maclaire masuk untuk mengajar mata kuliah ini.
Sejak kemarin setelah mendengar obrolan itu, entah mengapa aku masih merasa sedih. Kak Faye juga tidak menghubungiku sejak kemarin, harusnya aku tidak berharap lebih.
Dia bukanlah milikku..
Tapi mengapa aku berharap seolah-olah aku ini adalah miliknya..?.
Setelah kelas selesai, aku memilih pergi ke cafetaria, bukan karena aku lapar tapi aku berharap bisa melihat wanita itu disana. Namun aku tidak menemukannya, akhirnya aku memesan minuman dan duduk disalah satu kursi.
Friends with benefit...
"Hei.."
Aku terkejut mendengar suara yang tiba-tiba tepat berada di sampingku.
"Kak Thor..."
Pria itu tersenyum menatapku, dia kemudian mengambil bagian disebelahku lalu mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Sun
Romance"Mungkin perjalanan kita akan berbeda, tapi setidaknya kita masih melihat matahari yang sama bukan?". . Mengisahkan perjalanan cinta antara Supaporn Malisorn A.k.a Faye Malisorn seorang mahasiswa Master's Degree dengan Apasra Lertprasert A.k.a Yoko...