~Faye
Gadis itu keluar dari ruangan ini dengan wajahnya yang terlihat kesal karena aku mengusirnya. Aku tahu dia pasti marah padaku karena dia baru saja tiba, namun itu semua aku lakukan agar dia belajar lebih disiplin dalam hal apapun.
Aku kemudian keluar dari perpustakaan ini belum lama setelah gadis itu pergi, sepertinya cafetaria menarik untuk dikunjungi karena aku juga merasa lapar menunggu kedatangan gadis kecil itu.
Baru saja tiba, aku melihat Andrea berada disana namun ternyata dia bersama gadis yang bernama Yoko itu.
"Anak itu, dia selalu menganggu segala hal yang menjadi urusanku".
Namun aku tidak menghampiri mereka, melainkan pergi dari sana. Andrea.., aku tahu dia sangat membenciku, dia selalu ingin aku bersaing dengannya dalam segala hal.
Semenjak aku terpilih menjadi ketua departemen wanita, anak itu selalu mencari berbagai cara untuk merusak reputasiku dikampus.
Namun dia bukanlah apa-apa, aku teratas, terbaik dan dia bukanlah orang yang pantas untuk bersaing denganku.
Andrea pasti ingin mencari perhatian gadis itu, menyebalkan dan kenapa gadis itu harus berada dengannya.
Aku memasuki mobil milikku, ahh sial aku terus memikirkan mereka berdua yang pasti masih berada di cafetaria. Karena merasa gusar, aku memukul setir mobil milikku yang tidak bersalah.
"Aku akan menghukum mu besok gadis kecil.."
Mencari ponselku, lantas aku mengirim pesan pada gadis itu, memintanya menginap dirumahku.
Usai mengirimkan pesan, aku mulai meninggalkan parkiran dan segera kembali kerumah.
Hidup sendirian di Australia sudah terbiasa untukku, orang tuaku?. Mereka telah lama pergi dari dunia ini, aku besar dan tumbuh bersama keluarga ibuku.
Meski telah pergi, aku tidak perlu mengkhawatirkan hidupku. Orang tuaku telah mewariskan banyak harta dan peninggalan untuk masa depanku.
Lama sendiri dan melajang, semua berjalan dengan baik. Aku juga bekerja sebagai salah satu illustrator disebuah perusahaan sambil menyelesaikan studi Master Degree yang akan selesai dalam waktu dekat.
Tidak terasa, mobilku memasuki halaman rumah. Rumah ini terlalu besar jika aku tinggal sendirian, selama ini aku tinggal bersama kakek dan nenek namun mereka telah pergi bersama ayah dan ibu dan aku harus berjuang sendirian disini.
Untungnya penghasilanku dan peninggalan keluargaku bisa menutupi semuanya, namun aku masih tetap harus mencari pemasukan dan ingin segera menyelesaikan studiku dengan cepat.
Sore harinya, ternyata gadis itu tiba-tiba dirumahku dengan berantakan. Dia membawa tas yang menurutku lebih besar dari tubuhnya yang mungil.
Aku membawanya menuju kamar milikku, dan gadis itu masih dengan ekspresi cemberutnya membawa barang-barangnya kedalam kamarku.
Astaga mengapa anak ini terlihat sangat menggemaskan ketika sedang kesal.
"Sepertinya kau sedang kesal?, apa kau tidak suka padaku?".
"Tidak kak.."
Dasar pembohong, ekspresi mu menjelaskan segalanya. Gadis itu duduk di kursi belajar milikku, dan aku mulai memperkenalkan organisasi yang akan ia masuki serta membahas materi-materi dasar pada soal seleksi nantinya.
Dia sangat fokus ketika aku menjelaskan, mencatat setiap perkataanku dan juga poin poin penting yang diperlukan. Aku mulai memberikannya soal latihan untuk dikerjakan dan gadis itu memulainya dengan sangat baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Sun
Romance"Mungkin perjalanan kita akan berbeda, tapi setidaknya kita masih melihat matahari yang sama bukan?". . Mengisahkan perjalanan cinta antara Supaporn Malisorn A.k.a Faye Malisorn seorang mahasiswa Master's Degree dengan Apasra Lertprasert A.k.a Yoko...