----- Calm -----

1.1K 172 23
                                    

"Jelaskan ini semua faye!".

Thor terlihat begitu marah padaku, ia melemparkan semua foto-fotoku ketika bersama Yoko.

Saat kami berada dikamar mandi, ditepi pantai hingga ketika aku sering mengunjungi rumah Yoko.

Aku telah mengerti siapa dalang dibalik semua ini, Andrea berada disudut ruangan menatapku dengan senyumannya yang licik.

"Aku tidak perlu menjelaskan apapun, aku dan Yoko memang sudah lama berpacaran.."

Semua orang yang berada diruangan itu tampak terkejut dengan ucapanku. Termasuk gadis kecilku yang tengah berada disebelahku sekarang.

Aku menggenggam tangannya dengan erat, aku telah kehilangan segalanya sekarang. Jadi tidak masalah bagiku jika harus keluar dari organisasi yang membesarkan namaku.

Meskipun hal itu menyakitiku, namun aku telah berjanji akan bersama dengan Yoko apapun yang akan terjadi maka akan kami lewati bersama.

"Dan kau Andrea, kau ingin jabatan ini kan?, silahkan aku menyerahkannya padamu.. mungkin dengan begini kau sedikit lebih puas karena melihatku hancur seperti katamu kemarin".

Aku berdiri dan menarik Yoko agar kami pergi dari ruangan ini. Ia menurutiku dan berdiri bersama hingga pada akhirnya kami memilih keluar bersama-sama.

"Kak Faye .. kak Faye!!"

Abigail diikuti Esmeralda keluar dari ruangan menahanku untuk tidak pergi.

"Tolong jangan pergi dulu.. kita bisa selesaikan masalah ini.. masuklah kita berunding pasti ada jalan keluarnya.."

Abigail berusaha menenangkanku dan mencoba membawaku kembali, namun sepertinya tidak mungkin lagi bagiku berada disana.

"Tidak perlu abi.. akulah yang memang melakukan kesalahan.. dan aku pantas untuk mendapatkan hal ini, dan kalian berdua harus tetap berada disini.."

Esmeralda dan Abigail tampak menahan air matanya ketika aku mengatakan hal tersebut. Hingga pada akhirnya kami bertiga berpelukan dengan erat.

Abigail yang biasa terlihat dingin menangis dipelukanku seperti adik kecil begitu pula sianak nakal Esmeralda. Aku melirik kearah Yoko yang menatapku dengan pandangannya yang merasa bersalah.

Lalu aku menariknya untuk berpelukan bersama kami bertiga. Aku tidak ingin lagi semua harus tertutupi dan diam diam lalu kami melarikan diri layaknya pencuri.

Aku cukup dewasa untuk memutuskan dan aku merasa kuat dan yakin akan keputusan itu.

.
.
 
Setelah menerima surat pemberhentianku dari Studen Union, departemen perempuan resmi dipegang oleh Andrea. Segala beasiswa yang telah kuterima hanya akan bertahan sampai semester ini berjalan setelah itu aku harus membiayai diriku sendiri.

Hari ini profesor Dorklin memintaku untuk menemuinya, mungkin ingin membicarakan soal rumorku yang beredar begitu cepat seperti angin yang berhembus.

Cukup lama menunggu akhirnya kami bertemu, dia membawa sebuah map tebal seperti biasa dan meletakkannya diatas meja.

"Selamat pagi prof.."

Aku menyalaminya sebagai bentuk bahwa aku menghormatinya.

"Selamat pagi.."

"Mengapa prof memintaku iba-tiba kesini, maaf sebelumnya soal disertasi itu aku belum..."

"Tidak perlu kau lanjutkan.."

Aku terdiam ketika ia mengatakan hal itu, seperti petir yang menyambar jantungku.

"Apa maksud anda prof?".

The Same Sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang