Setelah seleksi kemarin, aku dan Rebecca dinyatakan lulus. Beruntung bagiku namaku ada pada urutan terakhir, wajar saja karena aku kurang belajar dan hanya mengandalkan waktu yang tersisa beberapa hari.
Aku merasa senang ketika namaku disebutkan, khawatir tidak lulus dan kak faye kecewa padaku. Setelah pengumuman hasil kelulusan itu Studen Union mengabarkan bahwa akan ada penyambutan bagi kami yang telah berhasil lulus ujian.
Seperti perayaan kecil dan dilaksanakan disebuah vila yang berada di New South Wales. Perayaan dimulai dengan pesta barbeque dan juga nyanyian serta permainan-permainan kecil yang ada disana.
Semuanya menikmati acara itu terutama Rebecca yang saat ini tengah diajak berbincang oleh Abigail dibawah pohon yang ada disudut vila ini.
Aku mencari sosok yang belum terlihat sampai sekarang. Siapa lagi kalau bukan kak Faye, berulang kali aku menghubunginya namun wanita itu belum membalas pesanku.
Pada akhirnya aku berjalan sendirian keluar dari vila, pergi kearah pantai. Ombak lautan begitu tenang, sesekali bergerak menyapu kearah tepi pantai ini.
Dari sini aku dapat melihat bulan dengan begitu indah, bintang berkelip menemani sang bulan yang menampilkan sinarnya.
Aku berjalan terus sembari meminum Vodka yang aku bawa dari dalam sana. Tidak suka dengan keramaian, membuatku lelah berada di tengah-tengah dan lebih memilih kesunyian ini.
Diluar sini tidak terlalu gelap, aku masih bisa melihat cahaya dari vila dan masih mendengar keributan mereka yang menikmati perayaan kelulusan itu.
Namun aku terkejut ketika sebuah lengan melingkari perutku, begitu berbalik orang yang ku tunggu-tunggu telah tiba.
Malam ini dia terlihat menawan meskipun dengan balutan pakaian yang sederhana.
Celana pendek dan kemeja putih yang ia buka sehingga menampilkan bra sport hitam dan perutnya yang menurutku sangat keren.
"Mengapa tidak membalas pesanku.."
Aku memasang wajahku yang cemberut padanya, menunjukkan betapa kesalnya aku apabila ia tidak membalas pesanku.
"Aku tidak memegang ponselku, aku baru saja tiba karena ban mobilku bocor saat perjalanan kemari".
Wanita itu menenggelamkan kepalanya dileherku dengan manja sembari terus memelukku.
"Mengapa kau bisa tahu aku berada disini?".
"Aku melihatmu berjalan keluar saat aku baru saja tiba divila, lalu mengikutimu".
Kami berjalan beriringan dan ia terus memegang tanganku. Aku sangat menikmati momen ini, pertama kali bagi kami berdua bisa seromantis ini menikmati indahnya deburan ombak dipantai.
"Hei.."
Tiba-tiba kak Faye berhenti dan menahanku, ini membuatku sedikit bingung.
Namun hal berikutnya membuatku cukup terkejut, ia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.
Sebuah liontin putih dengan inisial huruf F berada digenggamannya sekarang. Lalu wanita ini memamerkannya padaku sambil tersenyum gugup.
"Kemari biar aku pakaikan.."
Sontak aku berbalik kearahnya memberikan punggungku, dan beberapa saat kemudian kalung itu terpatri dileherku.
Cup!.
Dia memberikan kecupan kecil dipunggungku lalu memutar tubuhku kearahnya.
"Aku ingin kalung ini sebagai bukti bahwa bagaimana perasaanku padamu, jadi jangan pernah berfikir bahwa aku tidak mencintaimu..".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Sun
Romance"Mungkin perjalanan kita akan berbeda, tapi setidaknya kita masih melihat matahari yang sama bukan?". . Mengisahkan perjalanan cinta antara Supaporn Malisorn A.k.a Faye Malisorn seorang mahasiswa Master's Degree dengan Apasra Lertprasert A.k.a Yoko...