Aku memasuki rumah dengan perlahan karena kepalaku yang semakin pusing. Untungnya ketika diperjalanan aku masih dapat mengemudi dengan baik.
"Nona faye.. apa kau baik-baik saja?".
Bibi may menghampiriku sembari membantuku berjalan. Tubuhku terasa pegal seperti orang yang banyak memikul beban berat.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja bi".
Ketika sampai diruang tamu, aku terkejut menemukan gadis kecilku berada disana. Melihatku yang begitu berantakan ia lantas menghampiriku dengan cepat.
"Bibi may, biar aku saja yang membawanya".
Ia memapah tubuhku, aku semakin membuat diriku terlihat lemas didepannya. Dengan perlahan membaringkanku ia menatapku dengan pandangan yang terlihat mengkhawatirkan.
"Dari mana saja kau?".
Aku hanya tersenyum lemah melihatnya, saat aku merasakan kesakitan seperti ini melihatnya menjadikan obat penyembuh untuk diriku sendiri.
"Aku lelah, tolong jangan marahi aku.."
Gadis kecil itu perlahan pergi keluar dari kamarku lalu kembali dengan membawa air dan handuk. Ia mulai membuka kancing pakaian yang aku kenakan, membantuku membersihkan diriku.
Tangan kecil itu mengusap wajah dan tubuhku dengan handuk itu sedang aku menikmati belaian tangannya. Ketika jari kecil dan mungil itu bertengger diatas perutku, sial itu amat membuatku tersiksa.
Namun aku berusaha menahan diriku, hingga beberapa saat kemudian gadis itu beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian ganti untukku.
"Ayo berganti pakaian.."
Aku menuruti permintaan gadis kecilku, aku mulai memakai pakaian ganti berupa kaus putih polos dan juga celana tidur.
Setelah berganti pakaian aku kembali berbaring diatas tempat tidurku. Ia menemaniku, membelai rambutku dengan kasih sayang sedangkan aku menatap wanita cantik yang menguasai hatiku sampai hari ini.
"Tidurlah.. kau pasti sangat lelah.."
"Bisakah aku memelukmu.."
Ia diam sebentar namun aku memintanya dengan tatapan memohon. Ketika ia menganggukkan kepalanya entah mengapa aku merasa senang.
Yoko mulai berbaring diatas ranjang dan menyelinap masuk dalam pelukanku.
"Kau sangat harum.."
Aku mengecup puncak kepalanya berulang kali menikmati bau teratai yang sangat melekat padanya. Sedangkan gadis itu ia menenggelamkan kepalanya di dadaku menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Apa kau masih marah padaku?".
Ia menatapku dengan tatapan dingin itu lagi, namun aku tidak ingin melepaskannya kali ini.
"Aku akan tetap marah atas perilakumu.."
Aku memandang gadis yang berada dalam pelukanku dengan tatapan memelas.
"Maafkan aku .."
"Kumohon.."
Aku mengecup bibir itu dengan lembut, dia hanya diam namun aku tetap menghujaninya dengan kecupanku.
"Baiklah..."
"Baik.. untuk ?".
"Aku memaafkanmu.."
Aku mengecup pipinya yang lembut dengan semangat. Rasa lelah dan penat seketika seperti hilang dari diriku. Malam itu kami berdua tidur berpelukan, menyenangkan dan hangat sehingga waktu terasa seperti lebih lama berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Sun
Romance"Mungkin perjalanan kita akan berbeda, tapi setidaknya kita masih melihat matahari yang sama bukan?". . Mengisahkan perjalanan cinta antara Supaporn Malisorn A.k.a Faye Malisorn seorang mahasiswa Master's Degree dengan Apasra Lertprasert A.k.a Yoko...