27

7.1K 490 10
                                    

Prang....

Terdengar keributan dari arah dapur dimana Varel berada.

Pecahan gelas berserakan dimana-mana hingga melukai kaki nya.

Tidak ada seorang pun yang menghampiri nya, dia sendirian di rumah.

Tangan Varel gemetar dengan jari-jemari yang memagang erat handphone nya, tak memperdulikan penampilan serta luka di kaki nya bekas goresan serpihan kaca, dia dengan segera berlalu pergi dari rumah dan mencoba memberhentikan taksi.

Setelah berhasil menghentikan taksi, segera Varel masuk dan menyebutkan tujuannya.

"Rumah sakit Cahaya Citra"

_________

Tap

Tap

Tap

Dengan berlarian dilorong rumah sakit tak lupa dengan mata sembab nya, Varel bergegas menuju ke ruang UGD.

Di depan sana sudah terlihat Fela serta beberapa orang yang tak lain adalah Yuli, Bella, Pian dan Vindra.

Varel mendekat kearah mereka dengan air mata yang sudah keluar deras membasahi kedua pipinya.

"Di mana?" gumam Varel dengan suara bergetar.

Fela langsung menggenggam tangan Varel lalu meremasnya. "Angga ada didalam, dokter lagi berusaha nyelamatin Angga" ucap Fela tersenyum tipis walau terpaksa untuk menguatkan Varel.

Varel menatap ke arah kaca pintu yang memperlihatkan banyaknya dokter tengah menangani pasien yang tidak lain adalah Angga.

Angga dengan bertelanjang dada terlihat tengah terbaring tak sadarkan diri dengan banyaknya luka yang menghiasi tubuhnya.

Varel terisak kuat tak dapat lagi menahan berat badan nya, ia luruh ke lantai yang dingin sembari menutup wajah nya dengan kedua tangan.

Ketika asik dengan tangisan nya tiba-tiba ada yang menarik tangan nya kencang hingga membuat nya tertarik keatas untuk memaksanya berdiri dari lantai.

Varel mendongakkan kepalanya menatap sang pelaku, Yuli menatap nya dengan mata yang merah menahan tangis.

Menutup matanya spontan ketika dia berhadapan dengan Yuli, namun bukan lah sebuah tamparan yang dia dapatkan melainkan pelukan dari Yuli. Membuat Varel semakin terisak kuat dipelukan ibu mertua nya itu.

Saat terlarut dalam pelukan itu sebuah keributan terdengar tak jauh dari arah mereka berdiri.

Di ujung koridor sana terlihat Deren tengah mengamuk dan memukuli beberapa orang dengan membabi buta.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?! HAH?!!!" teriak nya penuh amarah.

"AKU MENYURUH KALIAN UNTUK MENANGKAP NYA! BUKAN MENABRAK NYA!! BERENGSEK!" ucap Deren saMmbil menginjakkan kakinya dengan kuat keulu hati salah satu dari mereka.

Bugh

Bugh

Bugh

Krak

Terdengar suara patahan tulang yang berasal dari sana membuat semua orang yang melihatnya meringis ngilu sekaligus ngeri.

"KALAU SAMPAI ANAKKU KENAPA-NAPA, KALIAN YANG TANGGUNG AKIBAT NYA!!" sentak Deren dengan menatap tajam mereka satu persatu yang kini sudah tidak berdaya tergeletak di lantai.

Semua suster yang kebetulan lewat langsung membawa orang-orang itu keruang perawatan.

Setelah puas memukuli bawahannya, Deren mendekat ke arah mereka yang tengah menunggu dengan cemas didepan pintu ruang UGD.

Hanggara Zryi Saputra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang