saatnya pergi

122 14 2
                                    


Saat matahari mulai terbenam.. Ketujuh vampir dan ke-enam penyihir telah menyiapkan barang dan peralatan yang akan mereka bawa..

Kini mereka tengah berkumpul dalam rumah vampir..

Lyora sedikit gugup karena ini adalah kaki pertama mereka akan melawan manusia..

"Wil.. Gue takut.." ucap Lyora pada Wilona
"Gue juga ko ly.. Kita semua takut" jawab Wilona

"Duh.. Ini nih yang gue malesin, kalau tinggal di hutan!" oceh Elizabeth nyang takut juga

"Gimana kalau mereka bawa senjata tajam? Kita bisa mati!" lanjutnya

"Lo bisa diem ga? Berisik tau" ujar Yasmine
"Udah udah.. Liz.. Percaya deh, kita pasti berhasil!" ujar Riena

Namun Elizabeth hanya mengerutkan keningnya dan kembali duduk dan menggigiti jari jemari nya sendiri..

Sementara itu.. Gabriella berada di luar untuk berpura-pura menjadi manusia biasa,,, ia berniat memancing para manusia, jika gagal itu akan berakhir menjadi perkelahian antara vampir, penyihir dan manusia.

Gabriella kini tengah berpura-pura menyirami yang cantik.. Ia menunggu kedatangan manusia

Tak lama.. Akhirnya manusia datang..

"Hei,seorang gadis sepertimu, apa yang kau lakukan di hutan begini?" tanya salah satu manusia

"Apakah ada orang lain disini, selain kau?" lanjutnya

"Maaf tuan, saya tinggal disini sendirian bersama hewan-hewan yang imut" jawab Gabriella

"Mengapa kau tinggal sendirian? Kau terlihat masih sangat muda, dimana orang tuamu?" tanya seorang pria tua yang masuk dalam gerombolan manusia itu..

"Mereka.. Telah tiada!" jawab Gabriella

Sungguh.. Acting Gabriella sungguh hebat.. Ia bertingkah seperti gadis yang benar-benar polos

"Benarkah? Tapi ada satu rumah besar disana.. Kau yakin tinggal sendiri?" ucap seorang pria

"Ya, tentu.." jawab Gabriella dengan tatapan manipulatif nya..

"Aku curiga dengan gadis ini.." bisik seorang wanita

"Lalu, apa yang ingin kalian lakukan disini?" tanya Gabriella
"Kami mencari seseorang" jawab wanita tersebut

"Seseorang? Apakah itu aku? Karna hanya aku yang tinggal disini.." jawab Gabriella

"Bukan! Tapi kau tetap harus ikut dengan kami" ujar wanita tersebut dan langsung menarik pergelangan tangan Gabriella

Namun Gabriella menahan tubuhnya agar tidak tertarik
"Tapi, untuk apa?" tanya Gabriella

"huh.. Seorang gadis sepertimu mana boleh tinggal di hutan terpencil seperti ini sendirian!"

"Kau bahkan tidak mengetahui umurku." ucap Gabriella dengan nada pelan dan kesal

"Apa katamu?!"

Gabriella tersenyum smirk "Gue bilang, lo bahkan gatau umur gue!" ujar Gabriella membuat para manusia itu terkejut

"Mana mungkin gadis yang tinggal di hutan bisa menggunakan bahasa gaul? Kau tidak sendirian, kan?"

"Kenapa gabisa? Gue udah dewasa! Dan gue ga bilang, kalau gue ga pernah ke kota?" ujar Gabriella dengan nada mengejek

"Hei, berapa usiamu?!"

"22 tahun!"

"Dia sudah dewasa"
"Kalau pun kau sudah dewasa, tetap berbahaya tinggal disini!"

"Kenapa?"
"Karena di sini ada vampir!"

"Oh ya? Tapi gue ga pernah ketemu vampir sekalipun..gue udah tinggal disini bertahun-tahun!"

"Hei, tidak sopan berbicara dengan bahasa itu pada orang yang lebih tua!"

"Huh.. Terserah! Tapi kalian bisa pergi sekarang? Gue udah muak!" ujar Gabriella

Para manusia sungguh kesal dan curiga dengan sikap Gabriella.. Karena pada umumnya manusia selalu mengikuti arahan ataupun perintah mereka.

"Tidak. Kita harus periksa rumah mu dan rumah yang ada disana."

"Tapi disana ga ada orang"
"Kami tetap harus memeriksanya" ucap pria tua yang mulai berjalan kearah rumah vampir dengan santai

"Ya, disana ga ada manusia, tapi disana ada vampir" ucap Gabriella sontak membuat langkah orang² itu terhenti dan menoleh ke arahnya..

"Wow, kalau begitu kita harus bergegas kesana." ucap pria tua

"Buat apa? Mereka udah disini." ucap Gabriella sembari tertawa kecil dan tersenyum smirk

Sontak para manusia menoleh dan melihat ke-7 vampir dan 5 gadis berada di belakang Gabriella.

Salah satu manusia telah menembakkan pistol ke arah Jayden, namun Jayden dapat berpindah tempat dengan cepat

Jayden berpindah tempat ke belakang manusia tersebut dan menghisap darahnya sampai habis.

Para manusia itu menjauh dari para vampir dan penyihir.. Mereka mengira para gadis itu juga adalah vampir

"Gue udah nyuruh kalian buat pergi tadi" ucap Gabriella yang mulai mengeluarkan tongkat sihirnya..

ia merubah pakaiannya dan mulai mengeluarkan sihirnya...

*𝘢𝘯𝘨𝘨𝘦𝘱 𝘢𝘫𝘢 𝘨𝘢 𝘱𝘢𝘬𝘦 𝘮𝘪𝘤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*𝘢𝘯𝘨𝘨𝘦𝘱 𝘢𝘫𝘢 𝘨𝘢 𝘱𝘢𝘬𝘦 𝘮𝘪𝘤

Mereka mulai menyerang para manusia.. Para vampir melakukan trik dengan cara berpindah tempat sehingga tembakan dari manusia meleset..

Sedangkan para penyihir.. Mereka dapat membuat para manusia kepanasan, kedinginan, dan kaku sekalipun, dengan menggunakan sihir mereka.

Sehingga pada akhirnya hanya tersiaa satu manusia..

"T- tolong.. Jangan bunuh saya.."

"Kami tidak bisa memberi mu kesempatan.. Karna mulutmu.. Tidak akan selalu tertutup." ucap Justin yang langsung menggigit dan menghisap darah manusia itu..

...

"Selesai, sekarang kita bisa pergi?" tanya Lyora diangguki Gabriella

Para penyihir mulai membuat lingkaran.. Mereka akan menyiapkan mantra untuk membuat lingkaran teleportasi..

Namun Riena masih terdiam melamun melihat manusia yang sudah menjadi mayat..

"Riena?"

"Eum.. Ya!"

Riena sedikit khawatir dengan manusia itu.. Namun apa boleh buat, mereka telah mati.

"Kita mulai?" ucap Gabriella di angguki adik-adiknya

Mereka mulai menyebutkan mantra sihir tersebut.. Dan WUSHH akhirnya terlihat sebuah lingkaran teleportasi yang sangat indah..

"Hei,.. Kita berhasil..." ucap Gabriella
"Ya! Akhirnya.."

"Ayo.. Kita temui Helen." ucap Justin diangguki yang lainnya

Elizabeth hanya menatap sinis Justin.. entah kenapa ia sedikit jijik dengan sikap Justin.

"𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘷𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘴𝘪𝘮𝘰 𝘫𝘶𝘨𝘢.."

(HIATUS) 𝑽𝒂𝒎𝒑𝒊𝒓𝒆 𝑿 𝑾𝒊𝒕𝒄𝒉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang