1. chapter school🐣

872 52 2
                                    

Follow!
Klik bintang untuk Vote!
Komen positif.

🐣🐣🐣
___________________________________________

Hari ini adalah hari Senin, di mana si bungsu dari keluarga Ananta-ah, ralat, lebih tepatnya bungsu anak angkat keluarga Ananta-menantikan hari istimewa ini. Why? Karena dia akan sekolah untuk pertama kalinya!

Perkenalkan, Ravel Prince Ananta, biasa dipanggil El. Dia memiliki keberanian serta kasih sayang yang besar kepada keluarganya. Saat ini, dia menginjak usia enam tahun. Bentuk matanya seperti almond atau bulat, hidungnya mancung, rahangnya tegas, bibirnya tipis, kulitnya putih halus, dan jangan lupakan ekspresi wajahnya yang selalu hangat serta ramah.

Saking semangatnya menyambut hari ini, pagi-pagi sekali Ravel sudah bangun dari tidurnya. Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 04.30 pagi.

"Wah, ternyata masih pagi sekali," lirihnya ketika melihat jam di meja.

Tetapi Ravel tidak peduli. Bocah imut itu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Selang beberapa menit, dia pun keluar dengan handuk berbahan katun yang memiliki desain mewah dan elegan. Teksturnya tebal, berkualitas tinggi, dengan corak halus atau pola yang memberikan sentuhan kemewahan.

Ravel melangkah menuju walk-in closet, membawa seragam yang ingin dia pakai. Namun, seketika dia berhenti. Dia baru ingat bahwa ini masih terlalu pagi. Jika dia memakai seragam sekarang, kerapihannya nanti akan rusak.

---

Dia memutuskan memakai hoodie dan celana panjang untuk sementara, sebelum nanti berganti dengan seragam sekolah.

Ravel menatap banyak barang di atas kasurnya dengan mata berbinar. Sudah mandi, wangi, alat sekolah lengkap, tas, seragam, dan lain-lain sudah siap.

Bocah imut itu kini tengah berpikir, "Apa nanti di sekolah aku akan disukai? Apa mereka mau berteman denganku?"

Ah, dia bisa meminta saran kepada Mommy saja tentang bagaimana cara mendapatkan teman baru.

Ceklek

Suara pintu terbuka, disambut oleh Rico, penjaga pintu... lebih tepatnya, suruhan Daddy untuk mengawasi Ravel.

"Tuan Kecil, Anda sudah bangun? Apa ada yang perlu saya bantu?" tanya Rico kepada El.

Rico sedikit terkejut melihat Ravel yang tidak biasanya bangun sepagi ini. Bahkan, bocah itu sudah rapi, mengenakan hoodie yang biasanya dia pakai saat sore, padahal sekarang masih kurang dari pukul lima pagi.

"Gak perlu, Om. Aku mau ke kamar Daddy," jawab Ravel singkat.

Setelah menjawab, dia langsung melangkah pergi begitu saja. Tapi apa? Rico tetap saja mengikutinya dari belakang.

"Huff... padahal udah dibilangin gak perlu. Cuma ke kamar Daddy aja, kok ngekorin terus," batin El.

Tok.

Tok.

Tidak ada respons dari dalam kamar yang terkunci.

Toktoktok! Toktoktok!

Ravel mengetuk kembali, kali ini lebih keras dan cepat. Masa bodoh kalau tangannya sakit, paling cuma merah sedikit.

RavelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang