Lingga membanting pintu kamarnya dengan perasaan kesal, dia juga melempar tasnya ke sembarang arah, lantas duduk di ujung kasur dengan wajah frustrasi.
Tidak. Ini tidak mungkin terjadi. Semuanya pasti hanyalah mimpi. Bintang, gadis itu tidak mungkin mengkhianatinya. Bintang membenci Rangga, jadi tidak mungkin dia berselingkuh dengan lelaki itu.
"Bintang udah tidur sama gue, dan dia bilang ... abis sekolah mau lagi."
"Ng ... itu, t-tadi Rangga tanya soal referensi buku buat persiapan ujian."
"Gimana kemarin pulangnya? Aman gak? Atau mampir ke hotel dulu?"
"Kenapa sih, Lingga? Lagian ... siapa tahu cewek lo nagih pengen gituan."
"Did you sleep with him?"
"I-iya, Ga."
Lingga mengepalkan kedua tangannya, sang hati tak bisa menerima kenyataan bahwa Bintang benar-benar menduakan dirinya. Lingga lalu menatap gelang yang gadis itu pasangkan, tangannya mencengkram gelang itu kuat-kuat, berniat untuk melepaskan, tapi mendadak urung.
"Aarrgghh!" Lingga memukul dinding di depannya berkali-kali hingga membuat buku-buku jarinya berdarah.
"By, ini gak nyata, ‘kan?" gumam Lingga dengan suara lirih.
───── 𝑻𝒊𝒘𝒂𝒍𝒂 ─────
Lingga masuk sekolah seperti biasa, bedanya kini tak ada lagi sosok Bintang di sisinya. Kelas jadi terasa sepi, kantin jadi kurang menarik, maka dari itu Lingga lebih sering menghabiskan waktunya di lapangan basket.
Sudah lima hari semenjak Lingga putus dengan Bintang, dan selama itu pula dia tak melihat keberadaan sang mantan. Bintang tak masuk sekolah selama 5 hari ini dan guru-guru tidak ada yang memberikan informasi apa pun. Lingga sebenarnya bingung, apakah gadis itu sakit sampai-sampai tak masuk sekolah?
"Ga, pulang sekolah futsal, yuk!" ajak Gema seraya menepuk bahu Lingga dengan kencang karena lelaki itu tampak mematung sembari memegang bola basket.
"Nggak dulu," tolak Lingga yang sudah sadar dari lamunannya.
Laki-laki itu kemudian memainkan bola oranye tersebut, mencoba menghindar dari Gema karena saat ini dia sedang tak ingin bicara dengan siapa pun.
"Yaelah, Ga! Jangan bilang lo masih galau gegara putus sama cewek itu?" ucap Gema dengan ekspresi kesal.
Lingga tak menyahut, dia sibuk men-dribble bola basket di tangannya dan melakukan long shoot yang berakhir gagal memasukkan bola oranye tersebut ke ring basket. Mendecak, laki-laki itu lantas berlari mengambil bolanya dengan tatapan menelisik dari Gema.
"Ayolah, Ga! It’s 2016! Gak usah galau-galauan perkara cewek! Masih banyak ikan di lautan, cewek jablay kayak gitu gak usah dipikirin," celetuk Gema, masih belum menyerah mengajak sahabatnya pergi futsal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiwala 2024 ✓ | Proses Revisi
Любовные романы(n) Percaya _________________________________________ ❝𝑼𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒘𝒐𝒓𝒌𝒔 𝒊𝒏 𝒂 𝒎𝒚𝒔𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒖𝒔 𝒘𝒂𝒚.❞ "Ga, aku sayang sama kamu, semoga di kehidupan selanjutnya, kisah kita berakhir bahagia. I love you, Lingga. Always." ~ Bintang...