Lingga bangun dari tidur dengan kepala yang terasa berat, dia tampak mengurut pangkal hidungnya setelah itu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi dan berganti baju, pria itu turun ke bawah dan mendapati Lita sedang sibuk menyiapkan sarapan dibantu asisten rumah tangga.
"Morning, Sayang," sapa Lita dengan senyum hangatnya.
"Morning," balas Lingga seraya berjalan menuju kulkas dan mengambil minuman kesukaannya; susu.
Pria dengan setelan kemeja dan celana bahannya itu lantas duduk di kursi meja makan sembari menikmati susu full cream, sedangkan Lita tampak sibuk mengaduk sesuatu di wajan. Dari arah jam tiga, Angga terlihat berjalan menuju ruang makan dan bergabung bersama sang putra.
"Pagi, Lingga," sapa sang papi.
"Pagi, Pi." Lingga menyahut, "by the way, rencana mau buat mall di Menthaven jadi, Pi?"
"Jadi, dong! Papi udah ngelakuin studi kelayakan, sekarang lagi proses perizinan. Nanti Papi bakal pakai jasa kamu buat desainnya," tutur Angga, berbarengan dengan itu Lita datang dengan membawa semangkuk besar creamy shrimp pasta.
Wanita paruh baya itu lantas menaruh pasta ke piring Lingga dan sang suami, sedangkan asisten rumah tangga bernama Bik Mutia bertugas menuang minuman ke dalam gelas masing-masing.
"Kalau boleh tahu, tema dan konsepnya nanti mau kayak apa, Pi? Modern atau tradisional?" Lingga bertanya sembari mengambil garpu dan mulai menyuap pastanya, sang papi pun melakukan hal yang sama.
"Well, it's 2026! Papi mau bikin mall yang modern, tapi tetep ramah lingkungan. Kamu tahu sendiri 'kan banyak polusi di mana-mana, dan jarang banget lihat area hijau. Nah, rencananya Papi mau masukin elemen-elemen hijau dan teknologi terbaru di desainnya nanti. Gimana menurut kamu?" Angga menatap Lingga, meminta pendapatnya.
"Such a good idea, Pi. Kayaknya bagus kalau kasih taman terbuka di atas mall, cocok buat main anak-anak," kata Lingga, "terus Papi punya preferensi tertentu gak buat fungsi-fungsi khusus yang mau dimasukin ke dalam desain?"
Angga tampak menelan kunyahannya sebelum menjawab, "Papi mau mall ini bukan cuma jadi pusat perbelanjaan, tapi juga destinasi yang menawarkan pengalaman unik buat para pengunjung. Kayak ide kamu barusan, bikin taman terbuka buat anak-anak bakalan bagus banget. Anak-anak jaman sekarang kayaknya lebih banyak main di dalam ruangan dan main gadget!"
Lingga tersenyum. "Ya, gitulah, Pi. Orang tua jaman sekarang ngasih gadget buat anaknya biar gak ganggu mereka, kayaknya Lingga pernah lihat anak umur 2 tahun udah dikasih hape. Poor him, Lingga gak mau jadi orang tua yang kayak gitu."
Lita yang mendengar itu langsung menyahut, "Nah! Pas banget, kamu belum ada niatan nikah gitu? Punya target sebelum akhir tahun mungkin."
Hal itu Lingga tersedak dan Lita langsung menuangkan segelas susu, lantas memberikannya pada sang putra. Sementara, Lingga tampak sedikit lega setelah susu itu masuk ke kerongkongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiwala 2024 ✓ | Proses Revisi
Romance(n) Percaya _________________________________________ ❝𝑼𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒘𝒐𝒓𝒌𝒔 𝒊𝒏 𝒂 𝒎𝒚𝒔𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒖𝒔 𝒘𝒂𝒚.❞ "Ga, aku sayang sama kamu, semoga di kehidupan selanjutnya, kisah kita berakhir bahagia. I love you, Lingga. Always." ~ Bintang...