"Mau nambah gak?" tawar Lingga saat sang kekasih melahap suapan terakhir dari siomaynya.
"Mau mie ayam hehehe," kata Bintang seraya tersenyum lebar.
Lingga langsung mengangguk, dia bangkit dari duduknya dan menyuruh Bintang untuk menunggu. Gadis itu hanya menurut, meski sebenarnya dia bisa beli sendiri, tapi Lingga memang seperti itu. Dia selalu melayani Bintang bak tuan putri.
Saat tengah menunggu Lingga membawakan mie ayam untuknya, dari arah jam tiga Bintang mendengar suara tawa dari beberapa perempuan. Saat menoleh tawa mereka langsung berhenti, Bintang pun mengeluarkan ponselnya supaya tak kentara tengah mendengarkan obrolan mereka.
"Gak punya kaki kali, makanya dilayanin."
"Caper itu, caper."
"Nyenyenye, sok manja, alay banget."
"Cakepan Yumna gak sih?
"Woiya jelas, Yumna mah gak lebay cuy!"
Bintang menggerutu dalam hati, mereka pasti iri padanya. Dia yakin mereka tidak bisa memiliki pacar seperti Lingga, makanya hanya bisa mencibir. Dasar kudanil kampret!
"By, fokus banget," tegur Lingga, karena kekasihnya itu tampak fokus menoleh ke samping.
"Eh, iya! Oh, udah dateng, makasih, Lingga!" ucap Bintang dengan senyum manis seraya itu merapikan rambutnya yang menjuntai ke depan.
Lingga yang melihat itu langsung berpindah duduk ke samping Bintang, lalu mengambil ikat rambut warna hitam di pergelangan tangan gadis itu.
"Mau ngapain, Ga?" Bintang menatap heran.
"Mau kuncir rambut kamu, udah makan aja mie ayamnya," ucap Lingga seraya itu mulai mengumpulkan rambut Bintang ke tangannya.
Bintang menurut, dia membiarkan Lingga menguncir rambutnya, mengabaikan beberapa tatapan iri dengki dari murid perempuan di sana. Selagi tak merugikan mereka, Bintang memilih tak peduli.
Saat sedang seperti itu, Gema dan Aryan yang sepertinya habis merokok-karena tercium bau khasnya-langsung bergabung dengan Bintang dan Lingga.
"Hari-hari ngeliat Lingga bucin ke Bintang," keluh Gema.
"Sirik aja, makanya cari pacar!" ledek Bintang.
"Aryan gak usah diraguin, Bin. Ceweknya banyak," timpal Gema.
Aryan langsung mendengus. "Yang ngomong juga banyak!"
Gema tertawa, sedangkan Lingga sedari tadi hanya diam seraya fokus menguncir rambut Bintang, karena ternyata sedikit sulit. Setelah selesai, Lingga meminum jus melon miliknya yang belum habis.
"Kalian gak makan?" Bintang bertanya, karena Aryan dan Gema hanya diam saja.
"Udah, tadi di belakang makan gorengan," jawab Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiwala 2024 ✓ | Proses Revisi
Romansa(n) Percaya _________________________________________ ❝𝑼𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒘𝒐𝒓𝒌𝒔 𝒊𝒏 𝒂 𝒎𝒚𝒔𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒖𝒔 𝒘𝒂𝒚.❞ "Ga, aku sayang sama kamu, semoga di kehidupan selanjutnya, kisah kita berakhir bahagia. I love you, Lingga. Always." ~ Bintang...