14th. Misunderstanding

150 25 7
                                    

"Carlise, aku bisa jelasin semuanya. Ini tuh cuma salah paham. Aku juga nggak tahu kenapa dia ngirimin itu."

Caca nangis hebat. Cewek itu sampai megap-megap. Leo dan Louis berkali-kali memastikan pesan yang Shannon kirimkan sementara Asa dan Ruka hanya diam karena ikut bingung dengan keadaan. Meski sudah dapat bocoran sedikit dari Leo dan Louis tentang hubungan masa lalu Nando, dua cewek itu tetap mematung bingung.

"Tapi dia ngirim pesan ke Kak nando berarti ini ada hubungannya sama Kakak. Kakak main di belakang aku selama ini?"

Nando buru-buru menggeleng. "Enggak. Aku berani bersumpah ini cuma salah paham."

"KALAU GITU JELASIN KENAPA DIA NGIRIM ITU KE ELO?"

Nando gelagapan, tapi Shannon belum mengangkat panggilannya sejak tadi.

"Jangan-jangan dia pamit ke Swiss karena mau nutupin soal ini? Dia sengaja nggak bilang buat ngasih Kakak kejutan."

Nando menggeleng tegas. "ENGGAK CARLISE, ENGGAK."

"BOHONG!!

Nando tersentak mendengar seruan Caca barusan. Seruan kecewa yang amat menyakiti hati Nando.

"Awalnya gue seratus persen percaya lo tuh udah move-on Kak, tapi ternyata emang bener ya kehawatiran gue kalau mau sampai kapanpun dia tuh speaial di hati lo."

Masalah makin merembet ke mana-mana. Leo menarik Asa untuk pergi dari sana begitupun Louis dan Ruka. Bukan niat tidak mau membantu, tapi mereka memberikan ruang untuk Nando dan Caca.

Nando memejamkan matanya dengan frustrasi. "Tunggu dulu. Aku nggak begitu. Kamu salah paham. Ini si Shannon belum angkat teleponnya, Sayang."

"NGGAK USAH PANGGIL GUE SAYANG."

Nando makin kelabakan. Cowok itu berani bersumpah kalau semua ini hanya salah paham, tapi Caca tidak mau mendengarkannya sementara Shannon tiba-tiba ngilang tidak bisa dihubungi. Ini lama-lama Nando yang gila.

Nando beneran frustrasi dengan situasinya saat ini. Cowok itu berkali-kali menjelaskan pada Caca, tapi dengan tegas Caca akan pulang sendiri tanpa butuh Nando mengantarnya.

"Nggak. Aku nggak akan biarin kamu keluar rumah ini dalam keadaan salah paham. Aku nggak melakukan apapun sama dia setelah putus, Carlise. Please, believe in me!"

Caca sudah terlanjur gondok. Cewek itu memasukkan barang-barangnya ke tas dengan air mata yang terus mengalir dari matanya. Sesekali dia mengusapnya dengan decak kesal. Nando masih ngintilin dia untuk meluruskan keadaan. Namun, tetap sama karena Caca menolak segala penjelasannya. Nando tersentak ketika Caca menatapnya dengan wajah sembab.

"Mumpung belum terlambat ada yang pengen Kak Nando omongin nggak? Misal soal perasaan Kakak dengan Kak Shannon hari ini?"

"Carlise, aku udah nggak ada rasa sama dia."

"Terus kenapa dia chat Kakak begitu? Dia begitu karena berurusan sama Kakak. Kapan Kakak melakukannya? Satu bulan sebelum nembak gue atau kapan?"

Nando makin frustrasi ketika Caca tidak mendengarkannya bicara. Cewek itu justru fokus dengan asumsi pribadinya sambil menangis.

Ya Tuhan, Nando bingung banget. Mau menunggu Shannon membalas, tapi Caca terlanjur marah. Nando berani bersumpah pada Tuhan yang disembahnya bahwa dia tidak main di belakang Caca. Tapi kenapa rasanya sulit sekali menjelaskannya pada Caca? Apalagi cewek itu makin nangis ketika Nando mencoba menjelaskannya. Nando benar-benar serba salah.

"Aku bakal kasih Kakak waktu tiga puluh menit buat nunggu jawaban Kak Shannon. Setelah itu hubungan kita bakal lanjut apa enggak tergantung jawaban Kak Shannon."

Coloring the Shadow | YJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang