9th. True Feeling

148 29 4
                                    

Caca kecewa pada Jule yang membohonginya.

Hujan deras begitu, Caca harus naik gocar demi meladeni Jule yang katanya pengen ketemu. Namun, saat sampai di Kafe Amour malah bertemu Nando bukannya Jule. Caca mendecak kesal saat mendapati pesan dari Jule kalau cewek itu sengaja melakukan itu karena Nando memintanya.

"Sampai kapan lo nggak mau bicara sama gue, Carlise?"

"Karena nggak ada yang bisa kita bicarakan lagi."

"Ck, padahal waktu itu lo bilang akan bersikap profesional, tapi lo sendiri yang melanggar itu."

Caca membuang napasnya. "Karena di kantor Kak Nando mode mepet banget gue takut orang-orang makin salah paham."

"Berarti kita bertemu di sini adalah pilihan yang tepat, kan?"

"Karena Jule bohongin gue."

"Gue yang minta tolong ke dia. Kalau dia jujur yang ada lo malah kabur."

Apa yang Nando katakan itu benar, tapi Caca nggak mau mengakuinya secara terang-terangan.

"Yaudah, kalau gitu Kak Nando mau ngomong apa?"

Nando menatap Caca sambil bersedekap. Ditatap begitu, Caca langsung memalingkan muka. Nando tuh kalau natap bikin salah tingkah. Makanya daripada nanti Nando tahu dia salting, Caca memilih membuang muka sok mengamati sekitarnya.

"Carlise, kasih alasan jelas kenapa lo nolak gue. Gue masih belum paham."

Caca tersentak. Dia tidak menyangka langsung mendapatkan pertanyaan seperti itu. Caca gelagapan ketika Nando makin menatapnya dengan serius. Ini kalaupun Caca asbun, Nando kayaknya bakalan percaya saking seriusnya tuh cowok.

Seteleh menghela napasnya, Caca menjawab. "Kak Nando mau jawaban jujur apa enggak?"

Nando tertawa miris. "Yakali bohongan, Carlise."

"Soalnya kalau jujur, Kak Nando pasti makin bingung. Sama Kak, gue sendiri juga bingung."

Nando menatap Caca dengan alis berkerut. Caca meletakkan kedua lengannya pada meja. Meski matanya tidak bisa menatap mata Nando, Caca menatap gelas di depan Nando. Dia menggunakan gelas itu untuk menghindari bertatapan dengan Nando. Bahkan ketika Nando sadar dan menggeser gelas itu, Caca tetap mengikuti pergerakannya.

"Lihat gue Carlise, bukan lihat gelas."

Caca keselek. Meski begitu, matanya masih terus menghindari mata Nando. Kali ini dia memilih menunduk memainkan gelang di tangan kirinya.

"Karena gue ragu sama perasaan lo, Kak."

Nando mengerutkan dahi. "Ragu bagian mananya?"

"Lo suka sama Kak Shannon tuh waktunya lama. Dia cinta pertama lo, jadi pasti berkesan banget sekalipun udah mantan. Gue nggak yakin lo suka sama gue dengan sungguh-sungguh. Gue takut lo suatu saat nanti akan ninggalin gue karena kembali ke Kak Shannon."

Nando mengerjap. Dia mau membuka mulut untuk menyangkal, tapi Caca buru-buru mendongak dan menatapnya. Tatapan perdana Caca pada matanya sejak mereka duduk di sana selama lima belas menit.

"Selain itu gue juga insecure, Kak. Gue nggak secantik Kak Shannon. Gue takut selera lo bakal dianggap downgrade gara-gara sama gue."

Nando melongo syok. Dia tidak percaya dengan kalimat yang barusan masuk ke telinganya.

"Bisa-bisanya lo berpikir begitu? Kata siapa gue masih gamon? Kata siapa selera gue downgrade, Cahaya?"

Caca menahan napasnya. "Itu yang gue dengar dari mereka di kantor, Kak. Gue sering dengar mereka bicara soal—"

Coloring the Shadow | YJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang