Hai! Tadi malam ga bisa up soalnya Wi-Fi gangguan. Mana ketikannya ada di laptop lagi. Sebagai gantinya, aku up lagi nanti malam.
Enjoy your reading!
_____________________
"Ya Tuhan. Mereka benar-benar tidak tahu malu."
Rhea tersentak dan melihat kehadiran Naomi dari belakang. "Kau juga baru pulang?"
Naomi mengangguk. "Aku membersihkan peralatan melukis yang digunakan pelajar. Karena kalian mengobrol di depan pintu, aku tidak nyaman lewat begitu saja. Maaf harus menguping pembicaraan kalian."
"Itu bukan masalah." Rhea menggeleng sambil tersenyum.
"Jadi, kenapa kau masih di sini? Apa kau menunggu jemputan?"
"Ah benar juga. Aku sampai lupa memesan taksi." Rhea mengambil ponsel cepat.
"Mau pulang denganku? Aku bisa mengantarmu."
Rhea menggeleng. "Tidak perlu. Ini sudah gelap. Kau pasti kelelahan. Pulanglah lebih dulu."
"Sungguh?"
"Aku—" Rhea berhenti bicara ketika melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi berhenti di depan mereka.
Mereka berdua melihat Albar keluar dan dengan sigap menyapa mereka yang membalas sapaannya sebelum membuka pintu belakang untuk Maven. Pria yang telah sah menjadi suaminya itu keluar sambil mengancingkan jas. Dia melangkah dengan lebar dan tegas lalu berdiri di samping Rhea.
"Hai, kau ... kemari." Rhea menatapnya bingung.
"Ya. Sudah selesai, kan?"
Rhea mengangguk.
"Maven," Naomi menyapanya singkat dan Maven mengangguk. "Kau datang menjemput Rhea?"
"Hm. Mau pulang bersama kami?"
"Aku membawa mobil." Naomi mengangkat tangannya yang memegang kunci mobil.
Setelah itu Maven dan Naomi tidak berbicara lagi membuat Rhea melirik kedua orang itu bergantian. Jadi, obrolan mereka hanya sebatas itu saja? Oke, itu tidak akan mengejutkannya lagi setelah mendengar cerita dari Naomi.
"Kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa besok, Rhe." Naomi mengakhiri perkumpulan canggung itu.
"Ya. Sampai jumpa besok," Rhea membalas. Setelah Naomi masuk ke mobilnya, dia menoleh ke Maven yang sudah berdiri di depan mobil.
"Masuklah."
Rhea menatap Maven sejenak sebelum pada pintu mobil yang dibiarkan terbuka.
"Kau tidak mengatakan dengan rinci tentang keluargamu," Rhea membuka suara setelah Albar mengemudi.
"Maksudmu Naomi? Kalian bekerja di satu tempat yang sama. Aku pikir dia akan mengatakannya lebih dulu."
"Ya, dia melakukannya," Rhea menanggapi dengan datar. "Dan aku terlihat seperti orang bodoh saat mengetahui itu darinya."
Maven meliriknya. "... Itu salahku. Aku tidak punya banyak waktu untuk mengenalkan keluarga Williams secara lengkap."
Yah, pria ini tidak bisa disalahkan juga. Mereka menikah terburu-buru dan banyak yang harus mereka urus untuk sebuah pernikahan 'sederhana'.
"Tapi setelah ini, aku akan menjelaskannya agar kamu tidak terlalu kaget."
Rhea menatap Maven lebih datar. Oh sungguh? Dia sudah mendengarnya dari Naomi dan juga sudah kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Bride
Romance#1 Billionaire Club Series Setelah mengetahui pengkhianatan pacar dan sahabat yang ia percayai ditambah lagi kepergian ayahnya, Rhea Pramidita benar-benar terpuruk dan putus asa. Lalu seorang pria muncul mengulurkan tangannya kepada Rhea. "Kau bisa...