19. Enjoyed the Party

139 26 4
                                    

Atmosfer canggung itu membuat Rhea tiba-tiba tertawa hingga menarik kesadaran mereka semua. "Hei, aku bercanda! Ayolah, mungkin saja Enzo tidak seperti itu."

"Y-Ya." Andini mengangguk kaku sambil tersenyum mengajak yang lain supaya setuju. "Suamiku tidak mungkin melakukan itu. Dia jatuh terlalu dalam kepadaku."

"Apa kau tidak mendengarku?" Wajah tenang Rhea yang berganti tiba-tiba menarik perhatian Andini sekali lagi. "Aku bilang mungkin."

Senyuman Andini kembali menghilang dan kini menatap tajam Rhea. Dengan hawa dingin yang canggung di ruangan itu membuat para pengiring sekaligus rekan-rekan kerja mereka tidak berani untuk mengganggu.

Dia tahu, jika semakin lama ini berlalu, ia akan semakin malu. Membersihkan tenggorokkan, Andini mengalihkan topik mereka dengan ceria khasnya. "L-Lalu, kapan kamu akan menyusul? Kita ini sudah tidak muda lagi. Sedikit turunkan standarmu, Rhe. Jika tidak, kamu akan te—"

"Aku sudah menikah."

"Oh begitu." Andini mengangguk ringan. Detik selanjutnya setelah menyadari ucapan Rhea, dia melebarkan matanya. "Apa?!"

"Hah?! Sungguh, Rhe?!" Ayu tiba-tiba maju tanpa sadar menyenggol bahu Andini saking kaget dan semangatnya lalu di susul yang lain.

"Kapan?"

"Kenapa kau tidak mengundangku?"

"Aku juga tidak dapat undangannya."

Andini menatap mereka kesal.

"Um itu ...."

Suara ketukan di pintu menyebabkan mereka semua menoleh. Melihat sosok pria tegap dan tak tersentuh membuat mereka meneguk keras saliva tidak terkecuali Andini. Dia menatap pria itu tanpa berkedip. Bibir tipis segaris, tatapan yang dalam, rahang tegas, juga bahu yang bidang. Pria itu adalah sosok yang diidamkan tiap wanita!

Dalam kesunyian itu, pria itu melangkah masuk diiringi pandangan para wanita selain Rhea. Dia kemudian berdiri di sebelah Rhea dan memeluk pinggang rampingnya. Dia pun bertanya, "Di mana pengantinnya?"

Baik Andini maupun yang lain melihat arah tangan pria itu sebelum menatap Rhea seolah meminta penjelasan.

Rhea tersenyum lembut. "Girls, perkenalkan ini suamiku, Maven. Dan, Sayang, dia ini si pengantin."

Perkenalan itu sontak saja membuat yang lainnya terkesiap dengan heboh. Dan tanpa mereka sadari, Rhea memperkenalkan Andini tanpa menyebutkan namanya.

Begitu Maven memandang Andini, wajahnya seketika berubah kecewa. Padahal dia sudah berekspektasi tinggi tentang wanita yang berhasil merebut mantan Rhea sebelumnya. Kenapa sosok rupawan seperti istrinya bisa dikalahkan dengan wanita begini? Dia sungguh tidak habis pikir dengan jalan pikiran mantan Rhea.

Sementara itu di sisi lain, Andini secara naluriah melirik cincin di jari manis Rhea dan Maven.

Kenapa dia tidak menyadari hal ini sebelumnya?!

Sejak kapan? Tunggu, kapan mereka menikah? Apakah sebelum Rhea menangkap basah dia dan Enzo? Maka dari itu dia tidak mengamuk? Lalu, kenapa pria itu menatapnya dengan dingin? Apa dia pernah melakukan kesalahan padanya? Andini yakin, dia tidak pernah bertemu pria setampan ini sebelumnya. Apa karena pria itu sudah tahu tentang hubungan antara Rhea, Enzo, dan dia?

"...ni! Andini!"

Andini tersentak dan mengerjapkan matanya cepat. Dia menatap liar ke depannya lalu menyadari dia sudah di ballroom tempat pesta berlangsung.

"Ada apa denganmu? Kamu melamun dari tadi."

"Ah ...." Andini menggeleng kaku dan mencoba tersenyum. "Aku hanya butuh minum."

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang