3. The Reason

188 25 2
                                    


Prosesi pemakaman pagi itu berjalan khidmat dan lancar dengan diiringi rintik-rintik hujan. Kolega ayahnya, teman-teman ibunya, bahkan beberapa rekan kerja dan teman kuliah Rhea menghadiri pemakaman tersebut. Semua orang yang menghadiri pemakaman mulai pergi secara bertahap menyisakan Ivanka, Rhea, dan satu tamu mereka. Bahkan pamannya, adik kandung ayahnya sudah pergi bersama istri dan anak-anaknya.

Ivanka menoleh ke belakang di mana seorang pria asing sedang sibuk berbicara dengan sopirnya di samping sebuah mobil. Tadi malam dia dibuat kaget dengan Rhea karena bukannya membawa Enzo, anaknya malah membawa pria yang tidak dia kenal ke rumah sakit. Dan sekarang pria itu juga datang ke pemakaman hari ini. Dia kemudian menatap anaknya yang duduk di depan makam ayahnya.

"Mungkin ini bukan waktu yang tepat tapi Mama ingin kamu menjawab dua pertanyaan Mama. Di mana Enzo? Andini juga tidak—"

"Ma," potong Rhea pelan membuat Ivanka berhenti bicara. "siapa itu Enzo dan Andini?"

"... Rhe."

"Apa mereka kerabat kita?"

Ivanka membuka mulut setelah menyadari bahwa sesuatu telah terjadi dengan hubungan anaknya dengan pacar dan sahabatnya. Dia segera duduk di sebelah anaknya. "Nak, apa yang terjadi? Apa kalian bertiga bertengkar?"

"Kenapa aku bertengkar dengan orang yang tidak aku kenal?"

Ivanka terdiam.

"Mulai sekarang Mama tidak perlu menyebut nama-nama asing itu lagi."

Dan Ivanka hanya bisa menatap anaknya dengan prihatin. Pandangannya beralih pada pria itu yang berjalan mendekati mereka. "Lalu siapa pria itu?"

Rhea melirik Maven. "Calon suami."

"Apa?" Ivanka berseru kaget dengan lelucon anaknya.

"Permisi."

Ivanka mendongak untuk melihat pria yang sedang berbicara tadi sudah berdiri di belakang mereka.

"Saya turut berduka cita atas kepergian suami Anda."

Ivanka berdiri dan mencoba tersenyum yang akhirnya terlihat menyedihkan. "Terima kasih telah datang uhm ...."

"Saya Maven Williams, Bu Ivanka." Maven mengulurkan tangan dan Ivanka menjabatnya dengan sopan. Dia melirik Rhea yang mulai berdiri.

"Ah Maven, ya ...." Ivanka mencoba mencari nama itu di dalam kepalanya namun tak kunjung mendapatkan hasil.

"Maaf, Bu Ivanka. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda. Tapi saya dan Rhea punya banyak urusan. Apa saya boleh membawa Rhea sebentar? Hanya dua jam."

Ivanka menoleh ke anaknya. Dan Rhea tersenyum tipis kemudian memeluk ibunya.

"Mama pulang saja dulu. Pak Danu sudah menunggu. Rhea akan pulang secepatnya jika urusan Rhea selesai."

Danu adalah sopir keluarga dan orang yang setia pada keluarganya.

Ivanka menatap Rhea dan Maven bergiliran. Walaupun dia masih tidak mempercayai orang asing, dia tetap saja mengizinkan anaknya. "Mama akan mengirim pesan jika sudah sampai rumah."

"Hmm." Rhea mengangguk mengerti sambil tersenyum. "Hati-hati, Ma."

Setelah melihat mobil yang membawa Ivanka pergi, Maven segera bertanya, "Haruskah kita pergi sekarang?"

***

Dalam mobil, Rhea bertanya, "Kita akan ke mana?"

"Ke tempat tinggalku."

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang