14. That's True, Huh?

168 20 3
                                    

Cinta, SEXY VENUS - NEW VERSION sudah tersedia di Google Play Books. Beberapa bab awal udah aku up di cerita SEXY VENUS di sini (di Wattpad) kalian bisa cek. Refresh dulu pustaka sebelum buka cerita SEXY VENUS.

Untuk buku akan terbit di tahun depan bersamaan SWEETY VENUS - NEW VERSION.

Untuk buku akan terbit di tahun depan bersamaan SWEETY VENUS - NEW VERSION

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

_________________________



"Hah!"

Desahan dan erangan terus keluar dari bibir manis Rhea tiap kali Maven mendorong pinggulnya.

Maven memperhatikan wanita yang membungkuk di atas tempat tidur dengan lututnya tanpa berkedip. Sebelumnya Rhea masih kuat menahan tubuhnya sendiri. Namun lama-kelamaan setengah tubuhnya hingga wajah sudah menempel ke kasur. Dengan wajah cantiknya yang menoleh ke samping, dia bisa melihat fitur wajah istrinya walau ruangan cukup gelap. Matanya yang basah diliputi kesenangan. Rambut panjangnya menyebar berantakan di kasur tampak liar dan menampakkan punggung telanjang yang awalnya bersih kini penuh dengan tanda cinta darinya. Pelipisnya sudah berkeringat dengan bibir setengah terbuka. Dan tangan ringkihnya mencengkeram erat seprai.

Godaan seperti itu mana mungkin tidak membuat Maven menjadi lebih bersemangat? Hasratnya berkobar hebat. Dengan posisi membelakangi dan tetap menahan pinggang istrinya agar tidak jatuh, gerakannya menjadi lebih kasar dan cepat.

"Oh Lord." Lagi, erangan lolos begitu saja. Rhea yakin, tangan Maven yang mencengkeram pinggangnya kuat akan meninggalkan bekas besok seperti malam sebelumnya.

Dia mulai berada diambang ledakan. Dan dia mencapai klimaksnya lagi dengan jeritan manis.

Maven mendekati Rhea, memiringkan wajah dan menciumnya dalam-dalam sebelum membalikkan tubuhnya yang terengah untuk menghadapnya. "Kita belum selesai."

***

Pukul lima pagi, Maven sudah siap dengan pakaian kerja. Dia keluar dari kamarnya seraya mengenakan arloji di pergelangan tangan tebalnya. Mencapai pintu kamar Rhea, dia membuka sedikit dan melihat wanita itu masih terlelap. Selimut hanya mencapai pinggulnya saja dan mempertontonkan punggung polos tanpa mengenakan apa pun.

Jika dia ingat dengan benar, jam kerja Rhea dimulai pukul 9 pagi. Ada baiknya dia tidak mengganggu waktu tidur istrinya. Jadi, dengan amat perlahan ia menutup pintu kembali dan turun ke bawah.

Melihat seorang pelayan tua mendekat, Maven memberi perintah, "Jangan bangunkan dia sampai jam 7."

"Baik, Pak." Wanita itu mengangguk kemudian membungkuk hingga Maven keluar.

***

Di garasi yang luas, Rhea menatap mobil sport di sisi kiri. "Bukan."

Maju beberapa langkah, dia melihat mobil selanjutnya. "Bukan ini."

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang