** PRAAANGGG **
" SAGAAAAA !!! " teriakan yang mampu membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke arah sumber suara.
" Maaf pak, saya tidak sengaja." Saga segera berjongkok dan memungut pecahan piring yang telah ia jatuhkan.
" SUDAH BERAPA BANYAK BARANG YANG KAU PECAHKAN?, LAMA - LAMA JIKA SEPERTI INI TERUS RESTORAN BISA BANGKRUT SAGA..." Manager restoran meneriaki Saga tepat di tengah - tengah pengunjung restoran.
Saga terus mengambil pecahan demi pecahan beling sambil menahan air mata nya karena malu jadi pusat perhatian seluruh pengunjung maupun karyawan lain.
" Segera bereskan, setelah itu kamu masuk ke ruangan saya."
Tanpa menunggu jawaban keluar dari mulut Saga, manager restoran itu berlalu pergi dengan amarahnya.
" Saga kamu gakpapa??" Satu - satu nya sahabat Saga menghampirinya seketika kepergian sang manager.
" Gakpapa shin, udah biasa," jawab Saga tanpa menatap ke arah teman nya.
" Aku bantuin yaa," Shinta berjongkok dan langsung ikut mengambil pecahan kaca langsung dengan tangan.
" Jangan !! " Saga langsung menahan tangan Shinta " biar aku saja, nanti tangan kamu luka."
" Aku ambilin sapu aja yaa," Shinta yang hendak berdiri, ditahan lagi oleh Saga.
Saga menggelengkan kepala, " ini udah hampir selesai, biar aku saja yang menyelesaikan semua, kamu lanjut aja bantuin yang lain layanin pelanggan."
"Tapi Ga____" "gakpapa Shin, udah ini udah kelar," Saga menyerobot ucapan Shinta yang belum selesai, sambil tersenyum.
" Yaudah, aku tinggal ya," ucap Shinta, ia menatap kasihan ke arah teman nya itu.
"Heem," Saga mengangguk.
Shinta berjalan menjauh dari hadapan Saga sambil sesekali menoleh ke arah sahabatnya yang masih berjongkok, sibuk dengan sisa pecahan beling.
.
.** Tok tok **
" Masuk..!!" Terdengar suara dari dalam ruangan yang pintunya di ketuk oleh Saga.
Di buka nya pintu setelah mendapat perintah, Saga menghadap ke manager restoran.
" Shun Saga Yubastian," sang manager menyebut nama lengkap nya sambil menatap selembar kertas yang ada di meja.
" Kamu tau kan alasan kenapa saya panggil kesini."
Saga sedikit mengangguk dengan kepala yang menunduk, tak di persilahkan duduk terlebih dulu oleh manager nya.
" Saya gak mau basa - basi lagi, karena kamu sudah membuat banyak kerugian, jadi hari ini kamu saya pecat," di kata terakhir, manager itu melempar selembar kertas tadi ke arah Saga.
Saga tahu jika ini akan terjadi, ia juga tahu apa isi yang tertulis di kertas yang tergeletak di lantai itu tanpa membaca terlebih dulu, Saga sudah bisa menebak semua nya.
"Sekarang tanda tangani surat nya, silahkan pergi dan besok jangan balik lagi," ucap manager dengan penuh penekanan.
Saga mengambil kertas tersebut " sisa gaji saya gimana pak?"
" Kamu nanya gaji?, sisa gaji kamu aja gak cukup buat bayar kerugian yang kamu lakukan, bisa - bisa nya kamu gak tau malu masih nanyain gaji setelah semua terjadi."
Tanpa berlama lama lagi, Saga mengambil bolpoin yang ada di meja, dan langsung menanda tanganinya.
" Sudah pak, terima kasih atas kesempatan nya. Saya pamit," Saga keluar dari ruangan manager dan menutup pintu kembali secara kasar.
" Gimana Ga?" Shinta langsung menghampiri sahabatnya itu ketika keluar dari ruang manager.
" Dipecat Shin," jawab nya singkat.
" Kamu gak meminta kesempatan?"
" Gak Shin, aku juga udah capek kerja disini berasa selalu di bully sama semua orang," jawab Saga dengan hembusan nafas kasar.
" Setelah kamu keluar dari sini, kita tetep sahabat kan?" Ucap Shinta memegang sebelah tangan Saga.
" Iya," singkat Saga sambil mengangguk.
" Aku pulang yaa,, kamu baik - baik kerja disini, jangan ceroboh biar nasib kamu gak seperti aku," dengan tersenyum, Saga memberikan kalimat - kalimat terakhir sebelum berpisah dengan sahabat satu - satu nya itu.
" Hati - hati, langsung pulang yaa Ga, sampe rumah langsung kabarin aku," ucap Shinta.
Tak menanggapi, Saga berlalu dan masuk ke ruang loker untuk mengambil tas nya, melepas apron yang terpasang di badan nya, dan memasuk kan ke dalam loker.
Hembusan nafas kasar lagi - lagi keluar dari hidung Saga. Di tutupnya loker tempat dia biasa menaruh barang pribadinya, lalu segera melangkah keluar dan meninggalkan restoran.
.
.Sudah 2 tahun Saga bekerja sebagai pelayan di restoran tersebut, selama 2 tahun juga ia selalu mendapat fitnah dan caci maki dari sesama karyawan maupun atasan nya.
Mulai dari iri karena dia selalu dapat banyak tips dari pelanggan,
Saga difitnah mencuri barang milik karyawan lain, dan sang manager yang selalu dapat kabar buruk tentang kinerja nya.
Biasalaahhh, sesama karyawan ada yang cari muka, sampai harus membuat karangan cerita biar orang lain memandang buruk terhadap target nya.Dan tentang Saga yang membuat Restoran rugi karena ulah nya, itu memang benar ada nya, dalam waktu sebulan ia sudah melakukan banyak kesalahan, menumpahkan makanan yang akan di hidangkan, dan peralatan makan yang juga sering ia pecahkan.
Dari banyaknya kejadian yang menimpa Saga, dan ketika teman - teman sesama karyawan ikut menjauhinya.
Ada Shinta yang tak pernah sekalipun menghakiminya, ada Shinta yang selalu support Saga untuk tetap semangat, Shinta yang selalu percaya sama Saga di saat yang lain menuduhnya, Shinta satu - satu nya orang yang merangkul Saga ketika dia berada di batas keputus asaan nya..
.Kaki jenjang yang sedari tadi melangkah menapaki jalanan, kini perlahan berhenti ketika sudah berada di atas trotoar. Mata nya memutar ke segala penjuru hamparan luas tanpa adanya sekat pembatas. Udara bebas keluar masuk organ pernafasan nya, tempat yang cukup nyaman untuk menghembuskan nafas kasarnya beberapa kali, tak seperti tempat sebelum nya yang sangat sempit, sesak dan penuh penghakiman.
Cukup sepi jalanan di jam segini, jam dimana orang - orang produktif sangat sibuk dengan kegiatan nya di dalam gedung bertingkat.
Saga menghampiri salah satu bangku kosong yang ada di sana, merebahkan diri dengan tas kerja nya sebagai bantalan untuk kepala, matanya memejam tapi pikiran nya jauh menerawang mengingat segala hal yang telah ia lalui.
** Tiinng **
Notifikasi ponsel milik Saga berbunyi, muncul nama Shinta di layar benda pipihnya itu.
Saga mengabaikan setelah tau siapa pengirim pesan tersebut,tanpa membaca terlebih dahulu.Shun Saga Yubastian D.
Anak pertama dari 2 bersaudara.
Kehidupan Saga berubah 360⁰ setelah perusahaan nya bangkrut dan orang tua nya meninggal.
To be Continue 🖊️🐳Jangan lupa support nya ya 🥰⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.