Part 21

197 19 5
                                    

Semua kejadian terasa begitu singkat untuk orang yang hanya bisa memandang tanpa ikut melalui nya.
Bagi Saga semua yang ia jalani selama ini adalah kehidupan yang sangat panjang, panjang sekali sampai beberapa kali ia ingin menyerah dengan keadaan.
Banyak yang dia lalui selama 3 tahun ini, terhitung dari meninggalnya Sofia, sampai  dia berhasil duduk dengan nyaman di kursi kepemimpinan.

Melahirkan keturunan Addison adalah hal yang menurutnya paling berat ujian semasa hidupnya di banding dia yang depresi ketika hamil tua.
Saga sempat depresi, karena ia masih belum bisa menerima kematian Sofia, dan bersamaan dengan dia yang harus bekerja keras untuk membangunkan perusahaan papa nya yang telah tertidur lama, rasa lelah pikiran dan batin nya yang terus menerus membuat ia berkali - kali ingin mengakhiri hidupnya.
Tapi hal itu bisa di cegah karena support dari Bima dan juga Istrinya, Emillia.

" Saga berangkat dulu ya," ucap Saga yang baru gabung di meja makan dan langsung menyambar segelas susu yang ada di gelas dan meneguknya habis.

" Kamu gak sarapan dulu kak?" tanya Emillia.

" Enggak tante... Saga udah kesiangan," sambil menyuapkan sepotong sandwich ke mulutnya, " bye semua..."

" Kak..." panggilan Bima menghentikan langkah Saga.

" Iya?" Saga pun menoleh ke arah suara.

" Pamit ke anak kamu.!!" perintah Bima.

Saga menatap ke bocah kecil yang umurnya belum genap 2 tahun, duduk di pangkuan Emillia, " percuma, gak bakal paham, byee om.. tante.. Aku berangkat," Saga tak memperdulikan nya, dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka di meja makan.

" Anak itu kapan berubahnya sih?," Bima terlihat capek dengan kelakuan Saga yang tak mau perduli dengan anak nya.

" Sabar pa, mungkin Saga masih belum bisa membuka hati nya." ucap Emillia sambil menyuapi bocah kecil itu.

" Ya tapi mau sampe kapan ma? Sampai kapan dia akan seperti itu kepada Edelweiss? anak nya sendiri loh itu," ucap Bima kesal.

Emillia tak menimpali ucapan Bima lagi, itu sudah menjadi hal biasa, Bima selalu protes dengan kelakuan Saga, dan Saga yang kolot dengan pendirian nya.

Bocah perempuan yang ada di pangkuan Emillia itu dari lahirnya sampe sekarang belum pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandungnya, Saga yang terlalu benci dengan keturunan Addison membuat bocah kecil tak berdosa itu ikut menjadi imbasnya.

Namanya Grizelle Edelweiss.

Grizelle berarti perempuan pejuang yang cerdas.
sedangkan Edelweiss berarti pengorbanan, ia berkorban melawan keegoisan papa nya sendiri.
Edelweiss istimewa bagi orang yang paham bagaimana berharganya dia. Bahkan ketika angin membuatnya tersungkur jatuh ke tanah, ia justru akan tumbuh lebih banyak, lebih kuat dan bahkan lebih indah.

Nama yang di berikan oleh Emillia,
Hanya 2 kata, tanpa ada embel - embel marga di belakangnya, Bima sempat menyematkan nama Danurengga di belakang nama Edelweiss, tapi Saga menolak tegas, dengan alasan keturunan Addison tak pantas menyandang gelar baik dari Danurengga.
Nama Danurengga saja tidak bisa masuk, apalagi nama Addison, sangat tidak mungkin tulisan Addison tertera dalam identitas keluarga nya.
.
.
.

" Pak... Ada tawaran kerja sama yang masuk," ucap sekretaris Saga, yang duduk di satu ruangan bersamanya.

" Hemm??" Saga menoleh ke arah Clara.

" Meminta kita menjadi investor di perusahaan nya," jelas Clara.

" Siapa?? Perusahaan besar atau kecil?"

" Addison pak."

Deg... Jantung Saga terasa berhenti berdetak, nafasnya pun terasa susah untuk keluar dari hidungnya.
Saga pun merasa pusing setelah mendengar nama Addison.

Aku & KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang