Part 5

157 22 2
                                    

Saga tersenyum memandang dirinya yang ada di dalam cermin.

" Kakak kenapa kok senyum - senyum sendiri?" Ucap Sofia, memandang Saga dengan sedikit heran.

" Enggak, ternyata kakak ganteng juga ya dek," Jawab Saga, sebenarnya bukan itu yang ada di pikiran nya, dia hanya beralasan.

" Dihhh narsis banget," Sofia mendorong Saga pelan, dorongan candaan.

Setelah dirasa rapi, Saga mengambil tas slempang nya yang sedikit lusuh, " yok berangkat."

Sama - sama Saga dan Sofia keluar rumah, sudah menjadi hal yang sangat di hafal oleh tetangga sekitar, mereka akan berpisah di halte, karena bus yang mereka naiki berbeda tujuan.

" Bus kakak udah dateng, kakak duluan ya, kamu hati - hati, yang pinter," Saga memberikan telapak tangan ke Sofia.

" Siap, kakak juga hati - hati, semangat kerja nya," Sofia menyambut tangan Saga, lalu mencium punggung tangan nya.

Saga masuk ke dalam bus, dan perlahan bus kembali berjalan menjauh dari Halte.
Tak selang lama, bus yang akan di naiki oleh Sofia pun tiba. Sofia masuk, mencari kursi kosong, dan perlahan bus kembali berjalan.

Tak ada yang sadar jika sedari tadi di halte, ada sepasang mata yang mengawasi mereka berdua dari kejauhan.

.
.
.

" Mbak.. bu Freya nya ada?" Tanya Saga ke petugas resepsionis.

" Bu Freya belum datang mas, mungkin sebentar lagi. Mas nya ada perlu apa dengan bu Freya?" Ucap resepsionis, menatap Saga dari atas ke bawah.

" Saya karyawan baru mbak, kemarin diminta bu Freya untuk menemui beliau terlebih dulu."

" Ohh.. mas nya tunggu saja di sana, mungkin 5 menit lagi bu Freya datang," sambil mrngarahkan Saga ke Sofa kosong yang ada di lobby kantor.

Saga duduk di salah satu sofa yang ada di sana, sepanjang menunggu Freya, ia terus menatap dari kejaihan satu per satu hiasan yang terpajang di sana, mata nya terus mengitari isi lobby tersebut, " dulu cuma bisa liat dari luarnya aja, sekarang bisa masuk dan kerja di sini," gumam Saga sangat pelan.

Ketika sedang asyik mata Saga mengitari seluruh isi ruangan luas tersebut, mata Saga tertuju ke orang salah satu orang yang baru masuk,
" Kayak gak asing, tapi siapa yaa?" Batin Saga.

" Saga !! " Freya yang baru masuk mendapati Saga sedang duduk sendiri di sofa tunggu.

" Bu.." balas Saga

" Kamu kenapa kok seperti orang bingung," Freya memperhatikan Saga seperti tidak sepenuhnya fokus dengan kehadiran nya.

" Ohh gakpapa bu," jawab Saga langsung mengalihkan pikiran nya.

" Ayoo ikut saya, ambil seragam kamu sama kunci lokernya."

" Baik," Saga mengekor di belakang Freya.

Saga di bawa oleh Freya di suatu ruangan yang hanya ada sebuah meja, kursi, dan beberapa rak lemari.

" Ini seragam kamu, ini kunci loker nya, kamu langsung saja ganti baju kamu, abis itu saya kenalin ke OB yang lain, masih ingat kan kemarin ruang ganti nya dimana?"

" Iya bu."

" Nanti susul saya di ruang briefing ya Ga, saya tunggu disana."

" Baik bu," Saga mengangguk.

Seperginya Freya, Saga langsung menuju ke ruang ganti yang jadi satu dengan loker, tak butuh waktu lama untu Saga mengganti pakaian nya, kini Saga sudah mengenakan seragam dengan embel - embel nama kantor tersebut. Lalu Saga berjalan menuju ke ruang briefing yang biasa di gunakan OB mendapat arahan sebelum memulai kerja.

" Permisi," ucap Saga memasuki ruangan yang di dalam nya sudah banyak orang yang menggunakan pakaian yang sama dengan nya.

" Sini Ga, sebelah saya," Freya mempersilahkan Saga untuk berdiri di sebelahnya.

" Sudah ngumpul semua ini?" Ucap Freya kepada seluruh OB yang telah berkumpul.

" Sudah bu," mereka menjawab kompak.

" Okey teman - teman, hari ini saya bawa anggota baru buat kalian, Nama nya Saga, usia nya baru 27 tahun, soal jomblo atau enggak, nanti kalian bisa tanya sendiri ya. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik ya, saya kasih tambahan anggota biar apa?" Freya menghentikan ucapan nya.

" Biar lebih ringan dan cepat selesai," ucap mereka kompak.

" Pinteerrr."
" Mohon dibantu ya Benz." 
" Saya rasa cukup ya, karena saya masih banyak kerjaan di atas, jadwal piket untuk lantai ruangan bapak, kalian atur lagi sendiri yaa, enak nya kalian aja lah, yang penting akur," Pungkas Freya.

" Iya bu," jawab mereka bersamaan.

" Okey saya tinggal," Freya pun pergi dari ruangan tempat para OB berkumpul, kini tinggal Saga bersama teman - teman kerja nya.

Mereka memperkenalkan diri masing - masing ke Saga, dan banyak juga berbagai macam pertanyaan mereka ajukan, seperti alamat rumah, dan status Saga. Memuji ketampanan Saga, karena mempunyai visual seperti orang korea. Tampan, tinggi, putih,dan terlihat seperti orang baik.

" Kenalin saya Benz, kepala OB disini,"  Benz mengulurkan tangan nya ke arah Saga, dan dengan cepat Saga menyambut tangan Benz, " Salam kenal pak Benz, mohon bimbingan nya," balas Saga dengan sopan.

Kini hanya tinggal Benz dan Saga yang berada di ruangan tersebut, karena yang lain harus segera bersiap untuk memulai aktifitasnya.

" Hari ini kamu keliling sama saya yaa, liat seluruh gedung ini, setelah itu baru ikut bekerja dengan yang lain," Benz mulai memberikan arahan kepada Saga.

" Dan besok, langsung dapat jadwal ke lantai 15, lantai dimana ruang kerja bapak," Lanjut Benz.

" Maaf pak, kalo boleh tau, yang di maksud bapak itu siapa yaa?" Saga penasaran, dari tadi semua orang bilang bapak, tapi dia sama sekali tak faham siapa yang di maksud bapak disini.

" Bapak itu ya pemilik perusahaan," jawab Benz, " di lantai 15 itu ada beberapa ruangan,ada ruangan Bapak atau yang biasa kita panggil pak Boss, ada ruangan khusus asisten nya, ada ruangan untuk keluarga dan 1 dapur, dapur ini lah yang di gunakan OB jika dapet jadwal piket di sana," lanjutnya dengan jelas.

Shun yang mendengar penjelasan Benz mengangguk.

" Trus OB yang di lantai 15 ada berapa orang pak?"

" Biasanya hanya 2, tapi terkadang jika banyak tamu, seperti keluarga sedang berkunjung, asisten bapak akan meminta tambahan orang untuk ke atas," Benz menjelaskan dengan perlahan.

Lagi - lagi Saga hanya menganggukkan kepala nya beberapa kali.

" Ada pertanyaan lagi," Benz memastikan jika Saga benar - benar paham.

" Tidak pak, saat ini sudah cukup bagi saya,"  jawab Saga.

" Okey.. ayoo mulai ikuti saya," Benz mengajak Saga mulai mengelilingi gedung yang terdiri dari 17 lantai tersebut. Memang tak begitu tinggi, karena perusahaan ini bukan pusat nya. Meskipun begitu, tapi perusahaan tempat Saga bekerja sekarang bukanlah perusahaan kecil yang mudah untuk di saingi. Semua orang bahkan mengenal siapa pemiliknya, namanya nya, orang nya seperti apa, dan mungkin hanya Saga saja yang tak tahu tentang siapa pemilik perusahaan tempat ia bekerja, karena Saga tidak sempat memperhatikan dunia luar, ia hanya fokus bekerja, dan mengurus adiknya.

To be continue 🖊️🐳

Ayokk banjiri kolom komentar dengan typingan kalian, saya butuh banget masukan, kritik saran biar bisa memperbaiki tulisan saya yang masih berantakan 😅😅

Jangan lupa tap bintang nya yaa ⭐
😘😘🥰🤍


Aku & KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang