Kemarin Sofia menjalani operasi di pergelangan kakinya yang retak akibat kecelakaan yang menimpanya.
Dan sekarang ia sedang menjalani masa pemulihan di kamar perawatan.Ini adalah hari kedua mereka di rumah sakit, dengan Saga yang selalu menemani Sofia.
" Dek.. kalo kakak gak salah denger nih, kemaren pas kamu masih di IGD tuh kamu ada bilang ke kakak pengen pergi, maksud nya apa?" Saga menanyakan ulang ucapan Sofia yang sempat tertunda.
Sofia yang ingat, raut muka nya langsung berubah serius.
" Kak... Kita hidup berdua saja yuk, yang jauh, jangan tinggal di kota ini lagi, kalo perlu kita pindah negara," ucap Sofia.
" Memangnya kenapa ? Apa yang terjadi?"
" Kak... Yang nabrak Sofi itu suruhan dari keluarga kak Dallen."
Deg.... Saga kaget dengan ucapan adik nya, keluarga Dallen?? sejauh ini kah mereka bertindak?.
" Kak... Kita ayo.., kita hidup berdua aja, tinggalin kak Dallen, ayo kita pergi yang jauh, dan gugurin juga anak itu."
" Sofi ??... Kamu bicara seperti itu ke kakak?"
" Sofi gak mau kakak kenapa - napa, Sofi hanya punya kakak, dan Sofi mau kakak terus sama Sofi," air mata Sofi pun luruh, ia benar - benar takut jika keluarga satu - satu nya yang ia punya harus pergi meninggalkan dia juga.
" Tapi anak kakak gak salah dek, yang salah itu orang tua nya, yang salah pemikiran mereka yang punya kuasa itu. Enggak, sampai kapanpun kakak gak akan ngelakuin itu dek. Mereka ada ngancam kamu apa? Kenapa sampai kamu minta untuk pergi?"
" Kak Dallen keluar kota kan? Kakak tau gak itu acara apa?" tanya Sofia ke Saga.
" Kerjaan... Kak Dallen bilang ke kakak kalo ada masalah di kantor cabang," jawab Saga, karena memang Dallen ijin beberapa hari untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kantor cabang.
" Memang Sofi gak ada bukti kak, tapi kakak harus percaya sama Sofi bahwa itu bukan urusan kerja. Kak Dallen tunangan kak, tunangan dengan wanita pilihan keluarga nya."
" Gak mungkin dek, pak Dallen udah janji sama kakak kalo mau berjuang bareng kakak," Saga menggeleng, ia menegaskan ke Sofia jika tak mungkin Dallen mengingkari janji nya.
" Kakak cinta sama kak Dallen?"
Saga terdiam, ia tak bisa menjawab pertanyaan adik nya. Saga sebenarnya juga bingung, ia mengharapkan Dallen itu apakah hanya sekedar untuk bertanggung jawab kepada perbuatan nya? Atau .... Memang dia yang sudah mulai menaruh rasa ke Dallen.
" Kak??"
Saga tersadar dari lamunan nya " Enggak... pak Dallen kan janji mau bertanggung jawab sama anak nya," jawab nya.
" Kalau kakak kekeh pengen mempertahan kan anak itu," mata sofia mengarah ke perut Saga, " ayoo biar Sofi saja yang membantu kakak membesarkan ponakan Sofi," pungkas nya.
" Bagaimana dengan pak Dallen?"
" KAK !! " Sofia mulai berteriak, " Kakak sadar donk kak, kita ini beda kak, bukankah kakak di awal menghindari kak Dallen ?kenapa sekarang masih memikirkan orang yang jelas - jelas mau menikah dengan orang lain?"
" Kamu yang bawa dia dek, kakak udah susah payah menjauhi nya, tapi kamu saat itu justru membuka pintu untuknya," Saga tak kalah kesal, memang Sofia lah yang membawa Dallen untuk lebih dekat dengan keluarga nya, Dallen datang ke Sofia dengan sangat tulus dan baik ketika dia sudah tidak bisa menaklukkan Saga sendirian, Dallen menjadikan Sofia sebagai perantara untuk mendekatkan kembali dirinya kepada Saga. Dan niat itu di respon baik oleh Sofia, karena memang waktu itu Sofia tak mengenal bagaimana latar belakang Dallen yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.