Part 17

189 25 4
                                    

Ternyata memang benar, selama ini Saga tak tahu apa - apa tentang diri nya, sampai saatnya takdir membuat semua nya terbongkar.
Kecelakaan yang di alami oleh orang tua nya adalah kecelakaan yang di sengaja, pelaku utama nya adalah keluarga Addison.

Di mata Addison, bisnis keluarga Saga adalah bisnis yang sangat membahayakan untuk nya, mereka sangat iri dengan kemajuan perusahaan yang di pimpin oleh papa Saga.

Dibeberapa tahun lalu, sebelum muncul nama Addison, ada nama dari keluarga Saga yang menduduki posisi teratas di Negara Jepang, siapa yang tak kenal dengan DANURENGGA, orang kaya nomor satu yang benar - benar di kenal dengan sifat dermawan nya,tanpa pencitraan atau tipuan publik semata.

Apakah Danurengga kenal dengan Addison?
Ya... Perusahaan Addison salah satu perusahaan yang di bantu oleh Danurengga, Addison meminta dorongan dari keluarga Danurengga supaya bisa mendongkrak namanya sendiri, tapi usut punya usut itu hanya trik Addison untuk menumbangkan Danurengga.

Setelah berada di titik stabil, Addison selalu memikirkan cara untuk membuat Danurengga jatuh, hingga akhirnya ketika mama dan papa Saga pulang dari luar Negeri, disitu Addison membayar orang untuk melancarkan aksinya.

Setelah di umumkan nya kematian tokoh penting dari keluarga Danurengga, semua orang berbondong - bondong membahas saham yang ia tanam di perusahaan tersebut, banyak yang mencari keuntungan dari musibah yang terjadi. Sampai akhirnya perusahaan milik Danurengga di nyatakan bangkrut, dan disita oleh Bank.

Dari situlah, Addison dengan bebas melenggang untuk mencari atensi media.

Untungnya, sejak awal Saga maupun Sofia ini tak pernah tersorot oleh media, masyarakat hanya mengetahui Danurengga mempunyai 2 orang anak, tapi bagaimana dengan rupa anak mereka, mereka tak pernah melihatnya.

" Kak... Semua ini ulah keluarga kak Dallen," Sofia tak percaya, keluarga Dallen ternyata menjadi penyebab hidup mereka hancur.

" Kakak juga gak habis pikir, hidup kita seperti ini ternyata memang gara - gara kelakuan mereka," Saga menatap lurus dengan mata berkaca.

" Tapi kenapa om Hendra menyembunyikan ini semua ? " Lanjut Saga.

" Apapun alasan nya kak, untuk sekarang sepertinya kita memang harus pergi kak, dan sepertinya kita aman jika mencari orang yang ada di surat wasiat ini, karena surat ini amplop nya masih tersegel rapi."

" Iya, om Hendra sepertinya juga belum sempat membuka nya, atau justru malah tidak tau tentang surat ini, mungkin dia pikir ini hanya surat biasa," ucap Saga memperjelas.

Tanpa berpikir lebih lama lagi, mereka langsung berkemas, dan di malam itu juga mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah tersebut dengan membawa sisa tabungan dan segala dokumen penting yang mereka temukan.

Rumah yang telah membesarkan nya selama ini, dari suka hingga duka ia lewati semua di rumah itu, justru mereka lebih banyak mengingat moment di rumah tersebut daripada di mansion milik orang tua nya dulu.

" Kamu kalo capek tidur aja dek," Saga menatap Sofia yang terlihat sangat capek.

Mereka menggunakan bus umum untuk sampe ke terminal, untung di jam tengah malam gini masih ada bus yang lewat halte di depan gang rumah mereka.

" Gak kak, Sofi gak bisa merem," ucap Sofia dengan mata lelahnya.

Saga mengusap perutnya sambil tersenyum getir, " darah daging Addison, nama yang sudah merenggut nyawa keluarga kita," lirih Saga.

" Padahal rasa itu sudah ada Len, tapi lagi - lagi ada hal yang menunjukkan jika kita memang gak pantas untuk bersama," batin Saga.

Ketika sampai turun di terminal, mereka lanjut dengan taxi online untuk ke bandara.

Aku & KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang