Dallen sedang duduk santai di kursi kekuasaan nya, sambil memainkan handphone di tangan nya.
" Boss," Ucap seseorang yang baru masuk.
Mendengar ada yang memanggil, Dallen pun memutar kursinya, " bagaimana?" Ucap Dallen.
" Semua yang boss minta,ada disini semua,kecuali tentang masa lalu nya," Ucap seseorang utusan Dallen sambil menunduk, takut boss nya akan kecewa dan marah.
" Kenapa?" Tanya Dallen mengerutkan dahinya.
" Sepertinya memang sengaja di hapus dari publik Boss," Ucap anak buah Dallen.
" Okey, tetap pantau, dan jika ada perkembangan, langsung lapor ke saya." Dallen menegaskan.
" Baik Boss."
Anak buah Dallen meninggalkan ruangan setelah mendapat tanda dari Dallen.
" Kok lo gak ngasih tau gue Len," Baruna sang asisten tiba - tiba muncul.
" Apa?" Ucap Dallen enteng, tanpa menatap ke arah Baruna.
" Lo ngapain ngundang Leon kesini, Lo pasti lagi nyelidikin sesuatu kan."
" Iya."
" Tentang?"
" Calon pasangan hidup gue," ucap Dallen meledek ke arah Baruna.
" Hah?" Baruna sama sekali tak mengerti maksud dari ucapan sahabat sekaligus boss nya itu.
Dallen melempar map berisi data Saga ke arah Baruna, " liat sendiri kalo penasaran."
Baruna yang menerima, dengan cepat membuka map coklat tersebut,di lihat nya satu persatu, kertas sekaligus foto - foto yang ada di dalam nya.
" Lo nemu dimana? Kok bisa lo kenal orang dari kalangan bawah."
" Dari restoran sebrang kantor."
" Bokap lo tau?"
" Enggak," Dallen menjawab tanpa beban.
" Gila sih, sekalinya nguji orang tua langsung begini," Baruna gak habis pikir dengan kelakuan boss nya itu, " jangan deh Len, kasian anak nya kalo sampe orang tua lo tau, ini anak hidupnya udah rumit banget, jangan di tambah dengan perasaan konyol lo itu, kalo cuma penasaran aja, mending jangan," Lanjut Baruna, terus berusaha mencegah niat Dallen.
" Udah ngomelnya?" ucap Dallen seperti tidak perduli dengan nasehat dari asisten nya itu.
" Kalo lo nekad, gue gak mau ikut - ikutan deh, gue masih sayang nyawa," balas Baruna menaruh kembali map di atas meja.
" Gue bisa minta tolong Leon sama anak buahnya. " pungkas Dallen lalu pergi dari ruangan nya meninggalkan Baruna sendiri.
.
.
.Sedangkan di tempat lain ada Saga yang menyusuri jalan, berusaha mencari pekerjaan baru tapi tak kunjung ada yang menerima lamaran nya.
Sudah banyak pintu ia buka, tapi selalu di tolak karena alasan sedang tak ada lowongan.Lagi - lagi Saga menjadikan salah satu bangku yang berada di taman untuk melepas segala rasa penat di tubuhnya.Duduk bersandar sambil memegang map berisi surat lamaran.
" Permisi, saya boleh duduk sini?" Datang seorang lelaki mendekati Saga, dengan pakaian sedikit lusuh dan kotor sambil membawa karung
Saga hanya mengangguk dan menggeser tubuhnya.
Lelaki tersebut duduk dan ikut menyandarkan punggung nya di bangku, melepas topi dan menjadikan topi nya sebagai kipas untuk mengeringkan tubuhnya dari keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.