Mentari pagi yang menembus kaca ruangan Elle, mampu membuat Saga menggeliat.
Emillia sengaja membuka kain penutup kaca tersebut, tujuan nya supaya Saga segera bangun." Eehhmmm.... Silauu woy," Saga menyembunyikan wajahnya dari paparan sinar matahari.
" Bangun woy, berangkat kerja gak woy?" ucap Emillia meledek Saga.
" Masih ngantuk tante..." keluh Saga.
" Bangun pak, anak mu ilang loh pak."
Mendengar suara Bima, tangan Saga pun meraba sekitar nya, dan benar ia tak menemukan adanya sosok manusia di sebelahnya. Dengan cepat Saga membuka mata dan bangun dari posisi tidurnya.
" Dimana Elle?" mata Saga memutar keseluruh ruangan.
" Pa...." Saut Edelweiss yang keluar dari kamar mandi sambil di gendong oleh baby sitter nya.
" Huh... Bikin kaget aja," Saga mengusap mata dan wajahnya, untuk mengusir rasa kantuknya yang masih tersisa.
" Gimana kak tentang pendonor untuk Elle?" Bima memulai obrolan serius.
" Nanti coba aku tanya Clara, aku mau ke kamar mandi dulu," Saga turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi.
" Pappaa.." Elle berteriak, baru saja ia ingin minta peluk oleh Saga, tapi Saga malah menjauh.
" Bentar, papa cuci muka dulu, matanya gak mau kebuka ini," ucap Saga yang perlahan menjauh.
" Sini sama oma dulu ayok," Emillia memberikan kedua tangan nya kepada Edelweiss.
Namun tangan Emillia langsung di tangkis oleh Elle, " no no ma, no mamma."
" Ihhh kok jadi gak mau sama oma sih?"
" Eiyee won pappaaa," bibir Elle mulai melengkung ke bawah.
" Bener nih gak mau sama oma?"
Elle yang masih berada di gendongan suster nya menggelengkan kepala.
" Bucin ke papa nih sekarang?" ledek Emillia.
" Ke opa aja ayok," Bima mendekat, dan hendak mengambil Elle dari susternya.
" Issshhh no no... Eiyee won pappaa," Edelweiss membuang pandangan nya dari kedua orang yang dari tadi ribut ingin menggendongnya.
" Apa sih ribut - ribut, rumah sakit udah kaya taman safari, berisik banget," Saga keluar dari kamar mandi, berjalan mendekat ke arah mereka yang sedari tadi menggoda Elle.
Elle yang mendengar suara papa nya pun seketika sumringah, bergerak mencari sumber suara.
" Papa... Oma sama opa sedih, Elle udah gak sayang lagi sama kami," Emillia berpura - pura sedih dan mengadu kepada Saga.
" Bener seperti itu?" Saga berbicara kepada Elle.
Dengan segera Elle menggeleng, " no no ppaa, Eiyee yank mamma en oop, api Eiyee won pappaa," dengan sekuat tenaga Elle berusaha menjelaskan kepada Saga.
Sebenarnya ke empat manusia dewasa yang ada di sana masih belum sepenuhnya paham dengan kosa kata Elle, tapi mereka tak menyerah begitu saja untuk belajar memahami supaya bisa membalas semua ocehan - ocehan yang keluar dari bibir mungil bocah kecil itu.
Saga mengulurkan tangan nya,dan Elle langsung masuk ke dalam rengkuhan tangan Saga. " tapi papa gak bisa lama - lama gendong Elle nya, papa harus berangkat kerja."
" Eiyee titut pappaa," Elle mendongak.
" Jangan donk, Elle kan harus sembuh dulu," ucap Saga, sambil merapikan helaian rambut anak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.