Keesokan hari nya Saga bekerja di hari kedua, seperti yang di katakan Benz kemaren bahwa hari ini dia ada piket di lantai 15, lantai di mana ruang para atasan berkumpul. Saga bersama dua teman OB lain nya kini sudah berada di sana, mereka bertiga, karena memang ini hari pertama Saga bertempat di sana.
" Pak Boss udah dateng, kamu bisa kan kalau ngasih kopi ini ke pak Boss," ucap Dinda, salah satu OB yang bareng sama Saga.
" Ada cara khusus?" Tanya Saga dengan penasaran.
" Gak sih, cuma ketuk pintu trus bilang kalo kamu datang bawa kopi nya pak Boss, trus jika udah ada jawaban dari dalam, kamu masuk langsung menuju ke meja besar, taruh di sebelah kanan posisi duduk," Jawab Eric OB satu nya lagi, menjelaskan dengan perlahan.
Shun terlihat berpikir, dia harus mengingat ucapan Eric dengan benar.
" Paham Ga?" Dinda kembali bertanya.
" Okey paham," jawab Saga mantap.
" Yasudah, sekarang antar kopi nya. Dan jangan lupa kamu kan anak baru, nanti perkenalkan diri kamu ketika sudah bertemu dengan mereka di dalam," lanjut Dinda
" Okey."
Saga keluar dari dapur dengan secangkir kopi di nampan nya.
Sebuah pintu besar sudah berada di depan mata nya, Saga menghembuskan nafasnya beberapa kali, untuk menenangkan rasa gugup nya.
** Tok tok ** pintu besar di ketuk oleh Saga, " Saya mau mengantar kopi untuk pak Boss," ucap Saga sesuai dengan arahan yang di berikan teman nya.
Tak ada jawaban, tapi pintu langsung di buka dari dalam, terlihat muncul seorang laki - laki dengan pakaian formal jas beserta dasi yang menggantung di kerah kemeja nya.
" Masuk.." perintahnya.
Saga perlahan masuk, sejenak berhenti ketika matanya bisa melihat seluruh yang ada di dalam nya, ia tertegun dengan ruangan yang sangat luas dan full dengan segala barang yang terlihat tidak murah.
" Kamu karyawan baru?" Ucap seseorang yang membukakan pintu.
" Iya pak," jawab Saga dengan sedikit membungkuk.
" Taruh aja kopinya di meja, pak Boss masih di toilet."
" Baik," Saga berjalan menuju meja besar dan meletakkan kopi sesuai dengan yang di ucapkan oleh Eric.
" Saya permisi dulu ya pak, jika ada sesuatu yang di butuhkan lagi, bisa panggil saya," Saga dengan membungkukkan sedikit badan nya.
" Jangan bungkuk kan badan mu, berdiri yang tegap!," ucap seseorang lagi yang muncul dari dalam.
Saga yang mendengar itu lalu menegak kan badan nya, " apa ini suara pak Boss itu, tapi kok seperti nya gak asing dengan suara nya," batin Saga.
" Hadap sini,saya di sini," lanjutnya.
Saga memutar tubuhnya dan melihat siapa si pemilik suara tersebut.
Daaannn ya, mata Saga menatap lurus, " lo ??" ucap nya tak percaya." Iya... ini saya, Dallen," Dallen tersenyum dan berjalan mendekati Saga.
" Lo pemilik perusahaan ini?" Saga masih belum percaya.
" Heem," Dallen mengangguk santai.
" Bar, tolong tinggalin kami berdua," Dallen meminta Baruna untuk memberi ruang untuk nya dan Saga.
Baruna yang mendapat perintah, langsung meninggalkan mereka berdua.
" Pak maaf pak, saya tidak tahu jika bapak adalah pemilik perusahaan ini, maafkan kesalahan saya yang kemarin mengabaikan bapak, dan ucapan saya hari ini sudah menyinggung perasaan bapak, maafkan saya pak," Saga kembali membungkuk setelah menyadari segala kesalahan nya kepada Dallen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.