Keesokan harinya Dallen bangun dengan Saga yang sudah tidak ada di sampingnya, tapi Dallen mendengar ada suara orang dari dalam kamar mandi.
" Ga... Kamu baik - baik saja kan di dalam?" Dallen berdiri di depan pintu, Meskipun pintu kamar mandi tak tertutup sempurna, tapi Dallen tak bisa sembarangan menerobos masuk ke dalam kamar mandi.
Tak lama muncul Saga dari balik pintu.
" Kamu kenapa? Kok muka nya pucat Ga?" Ucap Dallen, menatap Saga dengan khawatir.
" Gakpapa pak," jawab Saga dan menjauh dari Dallen.
" Jangan gakpapa terus ih, ayo kita periksa sekarang, terakhir kali kita ketemu juga kamu seperti ini kan."
" Nanti juga mendingan pak, hanya butuh istirahat aja ini," ucap Saga , kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
" Udah ayookk, Saya gak mau denger alasan kamu, sekarang ganti baju, kita pergi ke dokter," Dallen menarik tubuh Saga supaya bangun, Saga tak menolak, karena memang udah 4 hari ini setiap pagi dia selalu mual - mual, dan merasa gak enak badan.
Rumah sudah sepi, karena Sofia sudah berangkat ke sekolah.
Terlihat ada mobil terparkir di depan rumah." Semalem perasaan motor, kok sekarang jadi mobil?" Saga menatap ke arah Dallen.
" Leon yang nganter."
" Yaudh, saya gak mau pusing," pungkas Saga, dan langsung berjalan ke arah mobil mendahului Dallen.
Dallen, apa sih yang gak bisa, jentikan jari bunyi juga semua berubah.
Sepinya jalanan, membuat mobil Dallen bebas melenggang tanpa hambatan.
Tak lama mereka sampai di rumah sakit dan langsung masuk ke ruang dokter.Banyak pertanyaan yang di ajukan oleh dokter, dan di jawab oleh Saga dengan tepat.
Sampai akhirnya dokter memberi rujukan ke dokter spesialis," Kandungan dok? Kenapa ke kandungan?" Saga yang mendengar ucapan dokter pun terheran? Kenapa harus ke kandungan? Emang masuk angin saja perlu konsul sama dokter kandungan?
" Ini hanya dugaan saya saja, jika pak Saga ini sedang mengandung. Makanya biar lebih pasti benar atau tidak, pak Saga perlu ke dokter kandungan, supaya lebih jelas," ucap dokter memberi pengarahan.
Saga yang bingung menoleh ke arah Dallen, wajahnya terlihat gelisah dan penuh tanya.
" Jangan di pikirin, saya akan temani kamu," Dallen meraih sebelah tangan Saga dan di usapnya secara lembut.
" Ini rujukan dari saya, bapak langsung saja ke ruang dokter yang ada di lantai 2 dan langsung saja masuk, karna saya sudah mengkonfirmasi langsung dengan dokter nya," dokter tersebut menyerahkan secarik kertas yang berisi rekomendasi untuk ke poli kandungan.
Saga dan Dallen pun pamit dari ruangan dokter tersebut, dan mereka berjalan menuju ke ruangan yang telah di tunjukkan oleh dokter.
" Kamu kenapa? Saya lihat dari tadi gak tenang banget kamu? " Ucap Dallen menatap wajah Saga.
" Gimana bisa tenang pak? Saya hamil loh pak," Saga sedikit emosi, ucapan dokter tadi terus berputar di kepalanya dan Dallen dengan entengnya bertanya seperti itu.
" Ya kamu hamil kan pasti perbuatan saya."
Saga tak mendengarkan cicitan Dallen, dia benar - benar fokus berjalan dan otak nya sudah di penuhi dengan diagnosa sementara dari dokter pertama tadi.
Sampai akhirnya mereka tiba di ruang dokter kandungan, dan langsung masuk." Pak Saga kan ya?" Ucap laki - laki berjas putih yang ada di dalam, yang di duga sebagai dokter kandungan.
" Iya dok.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.