Part 22

134 18 4
                                    

" kamu ngapain ngejalin kerjasama dengan Kerta Bhumi?" Grace langsung memberi pertanyaan kepada Dallen yang hendak duduk di kursi dan ikut sarapan bersama.

" Siapa tau dengan meminta tolong Kerta Bhumi, bisa mendongkrak reputasi perusahaan kita yang perlahan turun ini," ujar Dallen, mulai mengambil sarapan nya.

" Emang gak ada cara lain?" Felix ikut berbicara.

Dallen hanya menggeleng santai.

" Kamu terlalu malas untuk berfikir Len," ucap Grace.

" Ma... Aku udah melakukan segala cara, tapi hasilnya sama saja, dan ini harapan terakhirku ma, semoga saja mau menjadi investor di perusahaan kita dan kita bisa memperbaiki posisi kita secara perlahan," Dallen menggebu, ia tak terima di bilang malas oleh ibu nya sendiri.

" Lagian siapa sih Mister D itu, kok bisa dalam kemunculan nya langsung bisa menurunkan semua ratting perusahaan ternama, termasuk perusahaan kita," ucap Grace.

" Yang pasti bukan orang sepele," jawab Felix singkat.

" Kamu tuh mending nikah dengan Nathalie, jadi kamu gak susah payah pontang panting sendiri ngurus perusahaan seperti ini."

" Ma...."

" Nathalie kan bisa bantuin kamu, dia cukup bisa mempertahankan posisi perusahaan papa nya loh," lanjut Grace.

" Maaa stop !!.. harus berapa kali aku bilang, aku gak mau nikah sama Nathalie, aku gak cinta sama dia ma..."

" Trusss?? Kamu mau bilang kalo kamu cinta sama si jalang itu?"

" Dia bukan jalang ma... Dia seperti itu juga karna aku, aku yang sudah menyakiti dia maa..."

" Sudah diaaam.." suara Felix memisahkan perdebatan mereka. " Kalian itu sekali aja gak ribut kenapa sih?"

" Pokok nya gak ada aku nikah sama Nathalie, sampai kapanpun, karena aku mencintai Saga," Dallen marah, nafasnya memburu, ia pun beranjak dari kursi.

" Tapi dia sudah mati..." ucapan Grace membuat langkah Dallen terhenti.

Dallen menoleh, " aku yakin jika Saga masih hidup, Saga dan anak ku masih hidup," ucapan Dallen terdengar menekan di setiap kata nya.

Dallen pun pergi, lagi - lagi aktifitas sarapan nya terganggu karena membicarakan hal yang tak berfaedah menurutnya.

" Anak itu mau nya apa sih? Nathalie kurang apa coba," ucap Grace kesal.

" Atur aja pernikahan nya, gak perlu berdebat tiap hari seperti itu, pusing papa dengernya," Felix berucap, memberi saran.

" Tapi kalo dia tetep kekeh ninggalin di hari pernikahan nya? Apa ngga makin malu mama?"

" Punya banyak bodyguard buat apa itu?"

" Anak kamu pernah ingin bunuh diri loh pa, gak.. mama gak bisa kalo kejadian itu terulang lagi."

" Truss mama mau gimana?"

" Entahlah mama pusing, udah kita lanjutin sarapan nya," pungkas Grace mengakhiri.

.
.
.

" Clar... kasih balasan buat Addison, agenda kan besok lusa adain pertemuan dengan nya," di tengah konsentrasi nya membaca dokumen, Saga memberi instruksi kepada Clara sebagai sekretaris.

" Kok tumben?" Clara memicing menatap Saga.

" Apanya tumben?" Saga membalas tatapan Clara.

" Biasanya bapak bakal banyak nanya ke saya dulu, tapi ini kok langsung bikin jadwal?"

Aku & KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang