Setelah hari dimana Dallen diberi nasehat oleh Baruna, Dallen mulai menjaga jarak dengan Saga, menjaga jarak bukan berarti tak mengikuti, ia tetap memantau Saga dari jauh dengan meminta bantuan anak buah Leon.
Anak buah Leon menyebar, ada yang mengikuti Sofia, ada yang mengikuti Saga jika berada di luar kantor, ada juga yang memantau Hendra. Sofia di ikuti, karena mereka mendapat perintah dari Leon untuk menjaga Sofia dari jauh, begitu pula dengan Hendra, bukan menjaga, tapi lebih ke memberi laporan terbaru tentang apa saja yang di lakukan oleh Hendra.
Saga pun merasa janggal, karena beberapa pekan ini tidak ada orang yang tiba - tiba datang untuk menagih utang. Bukan tidak ada, tapi anak buah Leon menghadang mereka terlebih dulu biar tidak sampai menemui Saga.
Ketika para rentenir itu tak bisa menagih ke Saga, mereka pun kembali mendatangi Hendra, karena memang seharusnya Hendra lah yang bertanggung jawab atas hutang - hutang nya sendiri, bukan Saga.
Hendra juga tak bisa menemui Saga, anak buah Leon menghadang Hendra untuk tak kembali ke rumah dan bertemu dengan Saga maupun Sofia. Saga tak curiga, karena memang Hendra sangat jarang pulang kerumah, ia hanya akan pulang ketika kehabisan uang.
Sudah 2 bulan Saga bekerja di perusahaan milik Dallen, bekerja di lantai atas juga ia lakukan sesuai jadwal piket yang sudah di atur oleh Benz.
Bagaimana dengan Dallen,??
Semakin ia tak bisa melihat Saga dari jarak dekat, justru malah membuat rasa di hati Dallen makin tumbuh, ia benar - benar jatuh cinta pada sosok Saga, anak sulung yang sedang menjadi tulang punggung untuk keluarga nya. Setiap hari Baruna menjadi sasaran empuk Dallen untuk mengomel, marah, dan pernah suatu hari Dallen tiba - tiba meminta Leon datang hanya untuk di hajar olehnya, dia cuma ingin melampiaskan kekesalan nya karena tak bisa bertemu Saga setiap saat. Ia sangat menahan diri, karena ancaman kedua orang tua nya selama ini memang tak pernah main - main, Dallen hanya takut jika Saga terluka karena obsesi nya.Hari ini jadwal Saga piket di lantai tempat berkumpulnya ruangan para boss besar. Yaa di lantai 15 seperti biasa. Tapi suasana sangat sepi, hanya ada Dallen yang dari kemaren tidak pulang dan menginap di kantor, Baruna hari ini di tugaskan meeting di luar menggantikan Dallen yang sedang tidak enak badan.
Telpon pantry bunyi, dan kebetulan disana hanya ada Saga, karena teman nya yang satu shift sedang turun untuk membeli makan siang.
" Hallo !!, ada yang bisa saya bantu??"
" Tolong saya..." ucap yang ada di sebrang telpon.
Tidak jelas apa yang diinginkan nya, tapi telepon langsung di matikan sepihak.
Panggilan yang baru saja masuk berasal dari ruangan Dallen, kini Saga bingung harus berbuat apa, jika nekad kesana, apa yang akan terjadi, tapi di dengar dari suara di telepon, seperti nya Dallen sedang tidak baik - baik saja.
Saga keluar dari pantry dan menuju ke ruangan Dallen. Di ketuk nya pintu berulang kali, tapi tak ada jawaban dari dalam, sudah 1 menit ia berdiri di luar.
" Ini gimana? Masa iya nyelonong masuk," Saga bermonolog, kebingungan di depan ruangan Dallen, " balik aja lahh ke pantry," dia memutar haluan, dan kembali menuju pantry.
Baru duduk, telepon kembali berdering, diangkatnya dengan cepat panggilan tersebut oleh Saga, " jangan lama - lama, langsung masuk ke ruang pribadi saya," telepon di matikan langsung oleh pihak sebrang.
Saga kembali lagi ke ruangan Dallen, dan membuka pintunya dengan cepat, karena merasa sudah mendapat ijin dari boss nya, Saga langsung menuju ke ruang pribadi yang ada di dalam ruang kerja Dallen.
Di bukanya pintu ruang tersebut secara perlahan " pak saya ijin masuk yaa," ucap Saga mulai melangkah masuk dan pintu di tutup kembali
Pelan - pelan Saga melangkah, karena ini kali pertama ia melihat ruangan pribadi milik Dallen, " bapak dimana ?" Saga mencari keberadaan Dallen sambil terus masuk ke dalam setiap skat yang ada di ruangan itu.
" Ga... To...long saya.. "
Saga yang mendengar suara Dallen langsung buru - buru menghampiri ke arah sumber suara.
" Bapak..!! " Saga terkejut melihat Dallen yang kacau tertutup selimut.
Saga naik ke atas tempat tidur dimana Dallen berbaring." Bapak kenapa?" Ucap Saga panik, spontan ia menyeka keringat yang memenuhi dahi Dallen dengan tangan nya.
" Bantu.... Sayaaa.. ahhhh."
Saga yang mendengar itu terkejut, " bapak?? Mendesah?"
Saga yang mulai sadar, langsung menjauhkan tangan nya dari wajah Dallen." Pan...nasss Ga,..." Wajah Dallen terlihat sudah memerah.
Belum sempat Saga menghindar, Dallen sudah menarik paksa Saga dan menindihnya, " pak tolong jangan lakukan ini." Saga memohon, Dallen yang sudah kepalang nafsu, tak mendengar kata yang keluar dari bibir Saga. " Cantik," setelah mengucapkan kata tersebut, bibir Dallen langsung mendarat tepat di bibir Saga, hal itu membuat Saga melongo kaget.
" Pak..!" Saga mendorong dada Dallen, dan sentuhan bibir itu berhasil terlepas.
" Saya sayang banget sama kamu Ga," ucapan itu meluncur bebas dari mulut Dallen, dan dengan jelas di dengar oleh telinga Saga. Badan Saga mulai gemetar, jantungnya berdetak tak beraturan.
Dallen bangun dari atas tubuh Saga, bukan mengurungkan niatnya, tapi Dallen malah melepas semua pakaian nya, Saga yang melihat Dallen seperti itu, dengan cepat ia bangun dan ingin melarikan diri, namun belum juga kabur, Dallen kembali menarik tubuh Saga sampai terlentang di atas kasur, " pak tolong jangan pak," suara Saga terdengar gemetar, ia benar - benar takut melihat tingkah Dallen kali ini.
Saga kembali mencoba untuk bangun, tapi pergerakan Dai lebih cepat dari pergerakan Saga, di tindihnya badan Saga yang terlentang dengan Dallen yang sudah telanjang.
" Pak tolong lep___" belum selesai dengan kalimat nya, dengan cepat bibir Saga di bungkam oleh bibir Dallen, di lumatnya dengan kasar dan penuh nafsu, perlahan air mata itu keluar dari sudut mata Saga.
To be continue 🖊️🐳
Bentar guyss, napass dulu 😂
NC pertama yg ku tulis, masih bingung harus gimana cara nulis NC beserta keterangan nya, baru beberapa kata , tapi mikirnya dari pagi pekara NC doank 🤣Jangan lupa komen dan tap star nya yaa... 😘⭐🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu
FanfictionJalan terjal yang selalu di lalui oleh Saga, semakin terasa sulit di jalani ketika seseorang datang bersama dengan kemewahannya. Kita punya Cinta, tapi keluargamu punya Kasta.