"Kau terlihat seperti idiot, Fort."
Senyum lima jari itu, sekarang bahkan terlihat lebih lebar dari sebelumnya. Membuat Boss yang melihatnya, menjadi bergidik ngeri. Hal gila apa yang sudah dilakukan Peat, sampai merubah Fort menjadi orang bodoh sekarang. Tersenyum tanpa alasan, bahkan ditengah pertemuan yang mereka lakukan di garasi.
"Aku sedang jatuh cinta, Boss."
"Jatuh cinta merubah mu menjadi seorang idiot, Fort."
"Aku tidak terima protes, dari seseorang yang bahkan lebih idiot dariku."
Fort tak terima, jika Boss yang mengatainya idiot sekarang. Mengingat pemuda itu bahkan bersikap lebih idiot dari pada dirinya, jika itu berhubungan dengan sang kekasih. Dia yang terlebih dahulu merasakan jatuh cinta, bahkan bersikap tak kalah bodoh dari dirinya saat semua berhubungan dengan Noeul. Jadi Fort tak akan pernah membiarkan dirinya dikatai, apalagi oleh sepupunya itu
"Kalian berdua sama-sama idiot, jadi jangan berebut seperti itu."
Keduanya kompak menatap tajam, pada Pepper Pongpat. Mereka siap menghajar pemuda urakan itu, saat keduanya dikatai olehnya. Tetapi Pepper terlihat tak takut, hanya menunjuk ke depan sana kearah Chane yang mulai berbicara. Dia ingin keduanya mendengarkan, fokus dengan pembicaraan mereka dalam garasi sekarang. "Diamlah, dan dengarkan dengan baik."
Masalah, mereka memang tengah gencar menjadi target penyerangan kelompok lain. Mengingat Fort dan Boss sekarang tengah mendominasi trek balapan. Mereka selalu memenangkan pertandingan, kapanpun dan dimanapun mereka bertanding. Membuat kelompok lain, mulai menargetkan mereka untuk dicelakai. Pantas saja Fort tadi siang diikuti, kemungkinan besar itu orang-orang yang ingin melukainya.
"Lalu, apa yang harus kami lakukan, Phi?"
Boss membuka suara pertama, mendengar bahwa mereka sudah ditargetkan. Dia tak takut, sungguh. Hanya saja jika mereka mencelakai nya ketika dia bersama Noeul, maka itu akan menjadi cerita yang berbeda. Jika hanya dirinya yang terluka, dia rasa itu resiko yang harus dia hadapi karena memasuki dunia malam yang berbahaya ini. Namun jika Noeul sang kekasih akan terlibat didalamnya, jangan harap Boss akan tinggal diam.
"Kalian berdua akan kami istirahatkan, jangan ikut balapan dulu untuk sementara waktu. Aku akan menyelesaikan semuanya dulu, baru kalian kembali."
Ini yang mereka sukai dari P'Chane, pria itu selalu memikirkan mereka. Tak pernah memaksakan kehendak, apalagi jika itu berhubungan dengan keselamatan mereka. Tak memperdulikan kerugian yang akan dia terima, P'Chane lebih memilih untuk menjaga mereka.
"Baik, Phi. Terimakasih."
Fort dan Boss keluar dari garasi hampir tengah malam, mereka menghabiskan waktu lebih lama mengingat beberapa waktu kedepan mereka tak perlu datang kesana. Pepper bahkan berpesan pada mereka untuk menikmati waktu berlibur untuk melakukan hal-hal berguna, berlaku seperti seorang kakak yang baik padahal diantara mereka pemuda itu yang memiliki kehidupan paling berantakan.
"Kenapa kau tidak mengatakan pada P'Chane tadi?"
"Ayolah, Boss. Aku sudah mengatasi semuanya. Kenapa harus memperumit segalanya."
Fort menceritakan kejadian siang tadi saat diikuti orang asing tak dikenal, membuat Boss merasa mereka harus memberitahukan P'Chane tentang hal itu. Namun Fort tak ingin melakukannya, terlalu merepotkan mengingat dia dapat mengatasi semua hal itu. Sekarang, dia hanya ingin menikmati waktu bebas mereka tanpa melakukan pertandingan.
"Begini juga bagus, besok kita bisa ikut di acara perkumpulan."
Boss, Noeul dan Fort datang berbarengan, memasuki Bar bersama sekarang. Tak sedikit yang menatap mereka dengan penuh minat, mereka populer di jurusan Bisnis. Dan sekarang yang ada disana hampir semua orang-orang dari Jurusan Bisnis, pada tingkatan tahun yang berbeda. Mereka mengadakan acara minum pertama, untuk semester tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mafia Mentee (FortPeat)
FanfictionDunia Peat Wasuthorn yang monoton dan membosankan berubah, ketika pemuda tampan berkulit Tan itu datang mengacaukannya. Sehingga sekarang Peat harus menerima, bahwa kehidupannya akan dipenuhi ketegangan dan bahaya karena seorang Fort Thitipong.