Peat masih meracau, merengek dengan begitu menggemaskan. Dia melayangkan begitu banyak protes, pada Pie maupun Fort. Kedua orang menjadi yang paling banyak dikeluhkan Peat, karena membuat nya kesal. Ton dan yang lain, melihat sisi lucu Peat jadi menyesal kenapa tidak dari dulu saja mereka merecoki pemuda pucat itu alkohol. Jika tahu, mereka akan mendapati sikap tak biasa seorang Peat Wasuthorn.
"Phi, tenanglah."
Fort berhasil menyingkirkan Chanya dan Aya dari sisi Peat, dan sekarang dia yang duduk disamping seniornya itu. Namun merasa begitu kewalahan, bukan karena dia tak suka dengan tingkah menggemaskan Peat saat mabuk tapi justru sebaliknya. Fort harus menahan diri, saat Peat terus membuat ekspresi lucu atas kemarahannya. Pie bahkan sudah kembali ke tempat duduk sebelumnya, tetapi Peat masih menyimpan kesal pada pemuda manis itu.
"Hick...kau, menyukainya bukan? Hick"
"Aku tidak pernah menyukai orang lain, selain Phi."
"Bohong...hick...hick..."
"Benar, Phi. Kau bisa bertanya pada yang lain jika tak percaya."
Peat mengalihkan tatapan, mulai menatap yang lain dengan pandangan menyelidik. Dia tengah coba memilih, siapa yang dapat dipercaya untuk menjawab pertanyaannya. Ton? Nut? Chanya? Aya? Noeul? Atau Boss? Siapa yang harus dia tanya diantara mereka?
"Hey, Boss...hick...kau, harus menjawab...hick...pertanyaan ku dengan jujur...hick."
Fort terkejut, kenapa Peat harus bertanya pada Boss? Dia bahkan sudah menyumpahi sepupunya itu, ketika melihat seringai menyebalkan yang sudah terpasang pada wajah tampan. Sepertinya, dia akan membuat Fort dalam masalah. "Tentu, Phi. Aku akan menjawab semua pertanyaan mu dengan sejujur-jujur nya."
"Apa...hick...Nong Fort...hick...menyukainya? Hick...hick..."
"Hm?" Menggosok dagunya seolah berpikir, Boss mengabaikan tatapan tajam sepupunya.
"Kurasa begitu, Phi. Lihat saja tadi, Fort bahkan tidak menunjukkan penolakan saat mereka berkenalan. Dia pasti tertarik pada P'Pie."
"Brengsek, Chaikamon!"
Boss hampir menyemburkan tawa, melihat wajah kesal Fort. Dia senang sekali karena berhasil menggoda sepupunya itu, tak ada yang lebih menyenangkan dari menyulut amarah Fort. Walau dia harus menerima makian sekalipun, itu sepadan dengan rasa senangnya.
"Hick...lepaskan aku..."
SRET!GREP!
"Jangan menyentuh nya, Phi."
"Aku tidak melakukannya."
Nut menjawab cepat, saat Fort memperingatkannya. Peat yang berbalik arah padanya, dan memeluk dirinya kini. Namun dia yang harus mendapatkan kemarahan Fort, sial sekali. Sedangkan Peat, dia semakin erat memeluk pinggang Nut. Menyamankan dirinya, tapi tetap dengan wajah cemberut marah.
"Phi, percaya padaku ya? Aku sungguh-sungguh hanya menyukaimu seorang."
"Hick...tidak mau...hick...hick.."
Fort coba membujuk, namun Peat terus menggeleng berulang untuk menolak. Dia bahkan semakin beringsut, menempel pada Nut yang semakin ketakutan oleh tatapan tajam Fort. Siapapun, tolong keluarkan dia dari situasi antara hidup dan mati ini. Dia tak mau terlibat, jika nyawa adalah taruhannya.
PLAK!
"Dia pasti akan membalas mu." Memukul lengan Boss gemas, Noeul memperingatkan kekasihnya itu. Menggoda Fort tidak akan berakhir mudah, pemuda itu pasti akan membalas Boss suatu saat nanti. Namun dia juga menikmati, melihat Fort frustasi membujuk Peat yang tengah merajuk kini. Kapan lagi dia melihat anak nakal itu berusaha keras untuk orang lain selain Peat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mafia Mentee (FortPeat)
FanfictionDunia Peat Wasuthorn yang monoton dan membosankan berubah, ketika pemuda tampan berkulit Tan itu datang mengacaukannya. Sehingga sekarang Peat harus menerima, bahwa kehidupannya akan dipenuhi ketegangan dan bahaya karena seorang Fort Thitipong.