Part 12

217 36 4
                                    

Gerombolan pemuda pemudi menelusuri lorong, berjalan menuju satu kamar yang akan mereka datangi. Ada yang membawa buah ditangan, ada juga yang membawa buku pelajaran. Sepasang kekasih dibarisan paling depan memimpin jalan, mengingat mereka yang tahu ruang rawat Fort.

Boss, Noeul, Ton, Nut, Chanya, Aya dan bahkan ada Pie. Jika Boss dan Noeul, mereka jelas memang akan datang setelah perkuliahan mengingat Fort sepupu Boss lah yang dirawat. Kalau Ton dan Nut mereka itu tengah berperan menjadi senior baik yang ingin menjenguk juniornya. Chanya dan Aya, mereka ikut karena Noeul berkata Peat ada Rumah Sakit tempat Fort di rawat, jelas mereka tak akan melewatkan kesempatan memisahkan dua orang yang tiba-tiba menjadi begitu dekat. Kalau Pie, ini Boss yang tadi tiba-tiba menyeret pemuda manis saat pergi menemui senior yang lain. Dia ingin menggoda Fort, maka Boss harus mempunyai senjata untuk itu.

CKLEK!

"Selamat siang."

Ton yang menyapa pertama kali, sesaat membuka pintu ruang rawat. Disambut senyum lebar Fort, dengan Peat yang terlihat tengah sibuk menyiapkan makanan yang baru saja perawat antarkan. Dia membuka tutup mangkuk bubur, mengambil sendok lalu mulai meniup kecil makanan itu. Selanjutnya mengangsurkan pada Fort, menyuapi pemuda tan dengan telaten.

"Tidak kusangka, Rumah Sakit ini menyediakan perawat pribadi untuk pasien mereka.~" Mulai menggoda, Ton tak akan melewatkan kesempatan. Nut bahkan menggeleng kecil, tahu sekali pemuda itu suka sekali menggoda Peat.

"Jangan banyak omong, Ton."

Terlihat tak ingin di goda, Peat hanya melirik kecil lalu melanjutkan aksi mari menyuapi pasien kesayangan.

"Phi, kenapa kau membolos?" Sekarang Aya yang mulai membuka suara, bertanya dengan penasaran karena kata Chanya ini pertama kali pemuda pucat membolos perkuliahan. Bahkan kata gadis cantik itu, walau Peat hampir seperti orang sekarat saat sakit dia lebih memilih datang berkuliah dari pada ijin sakit. Namun sekarang lihat, dia bahkan ada di kamar rawat Fort dan lebih memilih merawat pemuda nakal itu.

"Aku harus menjaga Fort, Nong Aya. Maaf kita tak bertemu di Universitas."

Mendengar jawaban Peat, Fort tersenyum sumringah. Bahkan mengangkat sebelah alis penuh kemenangan, kearah Aya dan Chanya.

"Nong Fort, ini buah untukmu. Aku baru diberitahu tadi kalau kau mengalami kecelakaan, jadi hanya ini yang bisa aku bawa. Semoga lekas sembuh, Nong Fort.~"

Peat mengangkat wajah, berbicara sedari tadi dia tak pernah benar-benar melihat lawan bicaranya. Ketika dia begitu serius menyuapi Fort, memberikan perhatian penuh pada pemuda itu. Namun begitu mendengar suara asing tetapi dia kenali, Peat menoleh untuk melihat. Dan wajah cantik itu menekuk, cemberut saat menemukan Pie si pemuda manis yang jelas menyukai Nong Fort nya itu.

"Dia pasti akan cepat sembuh, karena aku yang merawatnya dengan sangat baik."

Belum saja Fort mengucapkan terimakasih pada Pie, Peat sudah membalas ucapan pemuda itu dengan kalimat sarkas. Menunjukkan ketidaksukaan, bahkan dalam keadaan begitu sadar sekarang. Dia tak suka Pie, dan dia menegaskan semua itu saat ini.

"Hey, P'Peat. Tentu saja kau merawat Fort dengan sangat baik, Jika terus dirawat olehmu bisa di pastikan dia akan semakin cepat sembuh."

"Aku tidak keberatan, asalkan Fort cepat sembuh."

"Bahkan saat dia sudah berada di Kondo, Phi akan merawatnya?"

Boss memberikan kedipan pada Fort, dan dibalas oleh sepupunya dengan kedipan juga. Mereka telah merencanakan sebuah kenakalan, dan Peat adalah target mereka. Tak ada yang menyadari pada awalnya, sampai Chanya dan Aya kompak menolak. Mereka mengajukan protes, saat tak ingin Peat menyetujui kalimat Boss.

My Mafia Mentee (FortPeat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang