SRET!
menarik lengan Peat, sampai pemuda itu hampir jatuh jika saja tidak dengan cepat berpegangan. Sekarang wajahnya berada tepat didepan wajah Fort, mata coklatnya bahkan tepat menatap mata hitam berkabut Fort. Dan dia dapat melihat betapa besar keinginan Fort akan dirinya, Peat bukan orang polos yang tak dapat melihat semua itu. Jadi dia semakin mendekat, lalu berbisik tepat ditelinga pemuda tan. Lirih, namun dia pastikan Fort dapat mendengarnya dengan jelas.
"Hanya tangan. Aku akan membantumu dengan tangan dan tidak lebih, Nong Fort.~"
CUP!
Selesai dengan kalimat, Peat membiarkan Fort menciumnya. Memagut kedua belah bibirnya, atas dan bawah bergantian. Lalu menelusupkan lidah, mengeksploitasi mulut manis pemuda cantik. Sedangkan Peat, kedua tangan mulai bergerak lincah, pertama pada dada bidang lalu turun ke perut. Dia akan memulai pekerjaannya, untuk membantu Fort keluar dari keadaanya sekarang. Berhenti tepat di sesuatu yang telah mengeras dengan sempurna, Peat mengelus dari balik kain tipis.
"Phi, jangan menggodaku!" Fort mengeram keras, saat Peat menyentuh nya dengan lembut. Hanya sentuhan kecil, namun berhasil membuat pemuda tan merasa hampir gila.
"Hey, sabarlah. Aku bahkan belum mulai."
Tersenyum kecil, Fort benar-benar sangat tak sabaran. Ini bukan sesuatu yang bisa mereka lakukan dengan cepat, Peat juga ingin membuat Fort merasa enak. Jadi Peat kembali melanjutkan aksi, sekarang dia memasukkan kedua tangan kedalam celana dalam Fort. Hal yang kembali mendapat respon berupa erangan, saat dia menggenggam nya dengan sempurna.
Besar.
Tanpa melihat secara langsung, Peat bisa merasakan betapa besar milik Fort itu. Ukurannya mungkin dua kali dari milik Peat, haruskah dia membandingkan itu sekarang. Dia mulai menggerakkan kedua tangan, atas dan bawah membuat gerakan naik turun dengan konstan. Sesekali menyentuh ujung, membuat Fort semakin mengerang.
"Wajahmu merah sekali, apakah seenak itu?"
Menggoda Fort menjadi hal yang menyenangkan sekarang, melihat pemuda tan terlihat tak berdaya. Peat bukan orang mesum, tetapi sekarang dia bahkan bertingkah begitu mesum. Berbicara hal-hal memalukan, juga melakukan hal yang tak kalah memalukan. Namun dia terlihat senang, karena Fort bertingkah berkebalikan sekarang. Pemuda itu terlihat imut, saat menahan diri dari sentuhan nya.
"P'Peat, lebih cepat." Fort meminta lebih, sehingga Peat menaikkan tempo gerakan. Dia sudah melakukan dengan cepat, namun sekarang sedikit sangsi kalau kedua tangan mungkin tak akan bisa memuaskan Fort. Peat tak memiliki rencana lain, menggunakan anggota tubuhnya yang lain untuk memuaskan Fort dia tak akan melakukannya.
"Phi, aku akan sampai."
"Hm, keluarkan saja."
Peat mempercepat gerakan, membantu Fort untuk menuju pelepasan. Pemuda cantik tak sekalipun mengalihkan tatapan, dari wajah Fort yang tengah menikmati perlakuannya. Sampai sesuatu yang hangat telah memenuhi tangan, sedangkan Fort mengerang panjang. Fort sampai dan itu hanya dengan sentuhan tangan Peat.
"Phi, aku-"
"Ayo lanjutkan mandi mu, jika tidak ingin demam karena terlalu lama berendam."
Peat kembali membantu Fort menyelesaikan mandi yang sebelumnya tertunda. Memapah Fort kembali ke kamar, bahkan membantu nya memakai baju. Sekarang pemuda tan bahkan sudah ada diatas ranjang, bersiap untuk tidur. Namun selama proses itu, Fort tak pernah berani melihat wajah Peat. Dia menghindari tatapan pemuda cantik, bahkan saat ini dia hanya menatap kearah langit-langit kamarnya.
"Tidurlah Fort, kau harus istirahat yang cukup."
"Bagaimana dengan Phi?"
"Aku juga perlu mandi, kau tidurlah lebih dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mafia Mentee (FortPeat)
FanfictionDunia Peat Wasuthorn yang monoton dan membosankan berubah, ketika pemuda tampan berkulit Tan itu datang mengacaukannya. Sehingga sekarang Peat harus menerima, bahwa kehidupannya akan dipenuhi ketegangan dan bahaya karena seorang Fort Thitipong.