Tertawa.
Peat tak bisa menahan tawa, mendengar ucapan Dunk. Sungguh, itu kalimat yang tak pernah Peat pikir akan didengar ketika bertemu kembali dengan Dunk suatu hari nanti. Namun sekarang, dia sungguh mendengar kalimat itu dari mulut pemuda urakan itu. Kalimat chesee yang sangat tak sesuai dengan tampilan Dunk, haruskah dia mempercayainya?
"Bercanda mu tidak lucu, Dunk."
"Hey aku tidak bercanda, Peat. Aku benar-benar merindukanmu, sudah tiga tahun kita tidak bertemu."
"Terserah Dunk, aku tidak peduli. Sekarang aku hanya ingin tahu, apa yang kau inginkan?"
"Peach, Theme dan Act. Mereka bertiga di sekap P'Chane, Bos dari Fort. Aku ingin tahu dimana mereka, tidakkah kau sedikit bersimpati pada teman lamamu, Peat?"
"Kalian melakukan hal jahat, kurasa itu konsekuensi yang harus kalian terima."
Sekarang giliran Dunk yang tertawa, mendengar kalimat Peat itu. Dia hanya melakukan sedikit kecurangan, dengan mencelakai beberapa pembalap yang menurutnya terlalu merugikan. Hanya mencelakai sedikit, tidak sampai membunuh. Ngomong-ngomong soal membunuh, bukankah itu Peat yang pernah melakukan kejahatan itu.
"Hey, kau dulu pernah melakukan kejahatan yang bahkan lebih buruk Peat. Jangan sok suci."
DEG!
Dunk berhasil memukul titik itu, menyerang Peat dengan tepat. Sehingga Peat sekarang merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dengan tubuh yang sedikit tremor. Ini salah satu alasan Peat mencoba menghindari seseorang dari masa lalu, karena ketika Peat bertemu dengan salah satu diantara mereka maka akan dipastikan dia akan kembali mengingat kejadian hari itu.
"Kupikir kau sudah lupa, tapi ternyata kau masih mengingat nya Peat."
TAP!TAP!TAP!
Berjalan mendekat, Dunk sudah berdiri tepat dihadapan Peat. Melihat kedalam mata coklat yang menyorot lemah. Dunk suka, saat Peat menunjukkan keadaan lemah nya itu. Dia masih terjebak dalam rasa bersalah, padahal itu hanya kejadian di masa lalu. Seharusnya sudah dia lupakan, tetapi ternyata Peat masih memiliki rasa takut akan hal itu.
"Bersikap sok kuat di depanku tak akan berhasil, Peat.-" Dunk mengangkat tangannya, menyentuh pipi pucat yang terasa begitu lembut. Peat dengan tampilan lemah, masih menjadi favorit nya. Walau dia yang terlihat keren di atas motor besarnya, juga menjadi kesukaan Dunk lainnya. Seperti nya versi yang manapun, Peat selalu terlihat menawan baginya.
"-Katakan pada anak kecil itu untuk melepaskan orang-orang ku, kalau tidak aku mungkin akan membunuhnya."
Dunk menekan kata terakhir dengan dramatis, dia coba memprovokasi Peat. Biarkan dia mengancam teman lamanya itu, alih-alih Fort. Karena pemuda tan itu jelas tak terlalu takut padanya, namun Peat dia bisa sangat takut padanya karena masa lalu yang pernah dia alami. Juga kelemahan yang sangat jelas Dunk tahu, titik untuk dia serang kemudian.
"Aku pergi dulu, Peat. Jangan lupa dengan pesanku."
Berbalik, cukup untuk malam ini. Menyerang Peat secara berlebihan akan membuat pemuda pucat itu mungkin akan kembali melarikan diri. Mari hanya memberikan serangan-serangan kecil, lalu menikmati reaksi yang dia berikan.
SRET!HAP!
Peat mengangkat kedua tangan, untuk menangkap apapun yang Dunk lempar untuknya. Dan dia hampir melemparnya kembali juga memekik atas apa yang dipegangnya kini. Namun dia dapat mengendalikan diri, dengan menggenggam nya erat sebagai ganti. Lalu menatap Dunk yang masih melihat kearahnya dengan senyum geli. Itu kunci motor lama Peat, yang tak pernah dia lihat lagi selama tiga tahun belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mafia Mentee (FortPeat)
FanfictionDunia Peat Wasuthorn yang monoton dan membosankan berubah, ketika pemuda tampan berkulit Tan itu datang mengacaukannya. Sehingga sekarang Peat harus menerima, bahwa kehidupannya akan dipenuhi ketegangan dan bahaya karena seorang Fort Thitipong.