19

547 43 7
                                    

Hari dilalui dengan tidak adanya pembicaraan sama sekali antara Engfa dan Charlotte. Entah mengapa rasanya gengsi mereka terlalu tinggi untuk berbincang-bincang satu sama lain. Bahkan teman-teman mereka merasa heran, namun karena tidak ingin menggangu mereka mereka mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Sudah hampir 2 bulan anak-anak MGT itu tinggal di rumah sang ibu manager. Hingga hari itu, hari dimana dorm mereka sudah selesai di renovasi, mengharuskan mereka untuk kembali ke dorm dan tidak tinggal di rumah Engfa.

Dalam lubuk hati Charlotte, ada rasa sedih dan kecewa karena ia harus kembali ke dorm. Makin sulit untuk bertemu Engfa pikirnya. Tidak dengan Engfa, wanita itu sibuk mengurus perusahaan luar negeri miliknya. Setiap kembali dari MGT, Engfa tidak membuang waktunya dan langsung bekerja tanpa henti di dalam ruangan kerja itu.

Hal itu tentu saja membuat kedua wanita itu semakin jarang bertemu sampai hari ini tiba. Charlotte dan teman-temannya sedang mengemasi barang-barang nya ke dalam koper, sedangkan Engfa masih bekerja di ruangannya.

Charlotte tampak sangat murung, sebagai teman-teman yang baik, mereka bertanya mengapa wanita cantik itu tampak sangat amat miring, "Char, lo kenapa? Lo ga seneng mau balik ke dorm?" tanya Aoom yang mencoba memulai pembicaraan.

"Heh, ditanyain itu malah bengong. Lo kenapa? cerita sama kita-kita sinii", belum sempat Charlotte menjawab, Nudee sudah merocos, "Eh tau ga sih, katanya di dorm ada bathtub trus ada kolam renang di taman belakangg" semangat Nudee menceritakannya.

Engfa yang sibuk dengan urusannya tersadar bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 yang berarti bahwa anak-anak MGT harus kembali ke dorm. Engfa berdiri dan berjalan keluar menuju kamar Aoom, markas mereka.

"Udah siap? I'll wait downstairs, do the packing fast. Papa ntar bisa marah kalo kalian lama" Engfa turun setelah berbicara pada anak-anak MGT. Yang menjadi perhatian, Engfa tidak menatap Charlotte sama sekali, seolah-olah Charlotte tidak ada disitu. Charlotte merasa sangat sedih, ntah mengapa rasanya sangat menyakitkan, padahal ia sendiri yang mengakhiri pembicaraan di bioskop waktu itu.

Dengan lesu, Charlotte menuruni tangga rumah besar itu, dan sampai di halaman depannya. Engfa tengah berdiri di samping mobil sambil berbicara dengan rekannya di telepon. Charlotte hanya sedikit melirik Engfa dan memberikan kopernya pada supir, lalu masuk kedalam mobil dan duduk termenung.

Charlotte sedari tadi melirik Engfa, selesai menelpon Engfa berjalan ke arah Charlotte, mengecup singkat pipi kanan Charlotte dan langsung duduk di kursi penumpang sebelah supir, tidak dengan Charlotte yang sangat terkejut.

TBC
gua tepatin janji. habis cerita ini end, gua bikin cerita soal kapal di jeketi. banyakin komen makasih

"cuma lo" (englot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang