33

552 56 10
                                    

"Gimana Fa?" tanya mama Alvin.

Tentu saja atensi semua orang di meja itu berpusat padanya, bahkan Alvin pun tampak menunggu jawaban dari Engfa.

"Aku.. belum mau.. karena aku mau fokus dulu kerja dan ningkatin karir aku.." Engfa terpaksa berbohong, jika ia jujur tentang dirinya dan Charlotte saat makan malam, bisa-bisa orang tuanya akan memberikan hukuman yang sangat besar baginya.

Engfa tersenyum karir dan melanjutkan makan malam itu.

-
-
-

Engfa kini sudah sampai di rumahnya, orangtua? mereka lebih memilih untuk tinggal di hotel milik perusahaan Alvin. Engfa sangat amat merindukan Charlotte namun ia melihat jam digital di tangannya yang menunjukkan pukul 10 malam lewat. Engfa memilih untuk bersih-bersih dahulu baru memikirkan calon pacarnya itu.

Engfa pun selesai dengan semuanya, kini ia duduk di atas kasur king size miliknya sambil bersandar di headboard. Ia sedari tadi sibuk mengetik di laptopnya.

Aktivitasnya itu terhenti karena handphonenya yang bergetar seperti ada telfon. Benar saja, nama seseorang yang sudah Engfa rindukan dari tadi akhirnya menelponnya. Dengan cepat Engfa menjawab panggilan itu

"Halo?" suara Charlotte terdengar

"Kenapa sayang? Tumben nelpon malem-malem" Engfa tersenyum.

"Gapapa, mau bilang aja..." suara Charlotte perlahan mengecil membuat Engfa tidak mendengar jelas meskipun sudah menyalakan speaker.

"Bilang apa hm?" Engfa bertanya dengan lembut.

"K-Kangen dikit, dikittttttttttttttt banget" Charlotte sedikit gugup.

"Gengsi banget sih kamu, baru aja jalan-jalan tadi udah kangen aja nih?" Engfa terkekeh dan menjaili Charlotte.

"Idih apaan si, udah ah aku mau tidur, ga jelas kamu" Engfa terdiam, bukan karena panggilan itu dimatikan sepihak oleh Charlotte tapi karena Charlotte menyebut kata 'kamu' setelah sekian lamanya.

Engfa terpikirkan ide yang cemerlang lalu ia mengambil sweater hitam miliknya lalu mengambil juga handphone dan kunci mobilnya. Sampai dibawah ia disambut dengan bibi rumah yang baru saja selesai membereskan ruang tamu

"Eh mau kemana Bu?" tanya bibi itu.

"Mau nyamperin temen aku bi, kunci aja pintu ya aku ga balik malam ini" Ucap Engfa lalu dengan cepat keluar dari rumah dan memasuki mobil hitam miliknya itu.

Mobil Engfa melaju, membawa sang pengemudi ke tujuan utamanya, dorm para model. Ya, Engfa benar-benar tidak berpikir dua kali dan langsung pergi ke dorm Charlotte karena kerinduannya yang berlebihan.

-
-
-

Charlotte terlihat bete karena Engfa tidak kunjung mengirimkannya pesan setelah telepon itu ia matikan sepihak. Ia berharap Engfa akan bereaksi, entah kah mengirim pesan atau menelponnya lagi.

Tanpa Charlotte ketahui, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Pikir Charlotte itu adalah temannya atau staff dorm, rupanya Engfa. Wanita yang ia rindukan namun tidak bisa ia ungkapkan. Wajah Charlotte menunjukkan ekspresi kaget sedangkan yang bersangkutan hanya tersenyum-senyum tanpa dosa dan langsung memeluk Charlotte.

TBC
segini aje dulu hehe

"cuma lo" (englot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang