35. jadi

482 48 4
                                    

"Akunya engga wlee" Charlotte menjaili Engfa.

"Oh yaudah"

Engfa membelakangi Charlotte. Charlotte pun terkekeh.

"Dih ngambek, ututututuu P'Fa aku ngambek yaaa" Charlotte pun memeluk Engfa dari belakang dengan erat sambil mencium-cium pundaknya.

"Apa sih, ganggu aja" Engfa melepas tangan Charlotte yang melingkar di perutnya.

Charlotte terduduk dan cemberut.

"Oh aku ganggu? Yaudah kamu pulang aja, ini kan dorm aku" Charlotte membuang pandangannya.

"Yeu malah ngambek balik, hadehh" Engfa merutuki dirinya sendiri.

Engfa terduduk juga dan duduk di hadapan Charlotte, menangkup wajah baru bangunnya Charlotte.

"Sayangggg, maafin P'Fa yaaa. Ga maksud gituu" Engfa menunduk dan memanyunkan bibirnya.

"Ga usah manyun-manyun, buat apa coba" gumam Charlotte.

"biar dicium kamu hehe" lihatlah manusia satu ini, bisa-bisanya ia tersenyum tanpa dosa setelah mengucapkan kalimat ambigu itu.

"Cium cium, belom pacaran ga boleh cium cium" Charlotte mengode.

Dan berhasil.






"Yaudah jadi pacar aku, biar aku bisa cium kamu tiap hari" Engfa berucap dengan sangat lembut sambil matanya menatap dalam Charlotte, menunjukkan keseriusannya.

"Phi udah dari lama pengen ngomong ini. Phi pengen punya hak untuk bisa cemburu, punya hak untuk bisa posesif ke kamu, pengen milikin kamu seutuhnya. Kamu tau? Phi itu kesel banget liat kamu sama Mew, iya memang kalian cuman partner series tapi Phi cemburu. Phi terlalu gengsi untuk bilang itu ke kamu. Ga enak ternyata kalo cuman hts, haha" Engfa mengatakan itu sambil mengelus-elus kedua punggung tangan Charlotte.

Jantung Charlotte masih degdegan cepet doang kok, belum keluar dari tempatnya.

"Phi sayang banget sama kamu Char. Bahkan sama Ying, Phi ga terlalu mikirin dia, tapi sama kamu doang Phi bisa sampe ga tidur cuman karena mikirin kamu. Cuma kamu yang bisa bikin Phi secinta ini Char" Charlotte menatap dalam Engfa, ia benar-benar terbuai dengan ketulusan yang dimilikinya.

"Jadi..kamu mau kan jadi pacarnya P'Fa?" kembali ia bertanya dengan lembut.

Charlotte hanya mengangguk, ia tidak bisa berucap apapun, hatinya tersentuh. Apa yang ia impikan selama ini terjadi. Charlotte bahkan sudah berkaca-kaca, dengan cepat pacarnya itu memeluknya.

"Hehehe, pacarnya aku ga boleh nangis. Di tembak masa nangis si? Hmm?" suaranya begitu menenangkan, bagaimana tidak Charlotte semakin jatuh cinta kalau begini.

"Aku sayang banget sama kamu P'Fa" akhirnya ia berucap. Engfa tersenyum bahagia masih sambil memeluk wanita yang sudah menjadi kekasihnya itu.

Keduanya melepaskan pelukan, tersenyum satu sama lain, sampai akhirnya yang lebih tua memulai pembicaraan.

"Mau makan ga? udah jam setengah 8 ni. Hari ini Phi ada rapat jam 10. Kamu nanti ke kantor jam 11 kan?" tanya Engfa.

"Iya.. tapi aku mau ikut kamuuu" Charlotte memanyunkan bibirnya.

"Ngapain disana 1 jam? mending kamu di dorm aja" jelas Engfa yang semakin membuat pacarnya mempoutkan bibirnya.

"Yaudah iya iya boleh" final Engfa.

"Yeayyy love youuu"

Cup!

Dikecupnya bibir merah itu lalu dengan cepat Charlotte pergi ke kamar mandi. Engfa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Charlotte terlalu mengemaskan.

-
-
-

Keduanya tampak sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Charlotte bahkan tampak lebih semangat dari pada pemilik jadwal. Engfa menunggu di luar kamar Charlotte seperti seorang suami yang menunggu istrinya bersiap-siap.

Akhirnya setelah 5 menitan Charlotte keluar dari kamarnya. Engfa langsung menggandeng tangan pacarnya itu dan berjalan menuju parkiran dorm.

-
-
-

Pasangan itu sampai di kantor MGT setelah 13 menit perjalanan. Engfa memarkirkan mobilnya di basement, membuat Charlotte bingung karena biasanya dia selalu parkir di parkiran khusus dekat lobby.

"Kamu tumben parkir dibawah?" Charlotte menatap bingung Engfa.

"Ah..aku cuma jaga jaga kalo hujan"

Charlotte hanya mengangguk pelan, benar juga pikirnya.

Mobil itu terparkir, Engfa turun dari mobilnya dan berjalan untuk membukakan pintu untuk Charlotte. Setelah turun, Engfa mengunci mobilnya. Keduanya berjalan berdampingan tetapi tangan mereka tidak bertaut.

Setelah menaiki lift, keduanya sampai di lantai dimana ruangan Engfa berada. Dua orang itu masuk lalu dengan cepat Engfa mengunci pintunya, ia tidak ingin diganggu.

"Tumben deh" ucap Charlotte tiba-tiba.

"Tumben apa?" kini Engfa menatap Charlotte.

"Kamu ngunci pintu" jelas Charlotte.

"Mau peluk hehe" ucap Engfa lalu ia mendekati Charlotte yang sudah duduk di sofanya dengan posisi yang pas untuk dipeluk.

Engfa berbaring di atas paha Charlotte lalu menatap wanitanya. Ia tersenyum begitu manis.

"Kenapa hmm?" Charlotte pun mengelus-elus rambut indah pacarnya.

"Kamu cantik banget" Engfa memujinya tiba-tiba.

Pipi Charlotte terasa panas, ia mengalihkan pandangannya. Tentu saja yang memuji terkekeh dan mengganti posisinya menjadi duduk. Ia memeluk Charlotte, melepasnya dan menatap wajahnya yang begitu indah.

Diciumnya bibir merah nan menawan milik Charlotte secara pelan. Keduanya menyampaikan rasa cinta mereka satu sama lain. Perlahan ciuman itu menjadi panas, Engfa masih menautkan bibir mereka namun Charlotte sudah terbaring di sofanya.

Charlotte pun tidak tau mengapa ia tidak bisa menolak ciuman itu. Ia sekan terbuai dengan cara Engfa menciumnya. Tangan Charlotte tergerak untuk membuka kancing kemeja Engfa.



























































































Tok tok tok




























































Seseorang mengetuk pintu ruangan Engfa

"P'Faaaa ayo rapatttt!!!!!" panggil asistennya yang tak lain adalah P'Sun.

Sontak mereka melepas tautan itu dan Engfa menghela nafasnya

"Ganggu aja" gumam Engfa

TBC
author galau, adel grad soalnya..

"cuma lo" (englot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang