Chapter 8 - Karya Pertama Mio

94 15 0
                                    

Aku dan Mio makan pagi bersama.

Karena masalah yang terjadi di pagi hari, kami membantu Hilda-sensei untuk membereskan kekacauan yang terjadi. Hilda-sensei telah kembali bertugas dan membawa laki-laki itu untuk di mintai keterangan.

Tindakan Mio yang berani melawan laki-laki itu mendapat pujian dari pemilik toko dan memberi kami hidangan makan pagi gratis. Kebetulan, aku masih belum mencicipi sarapan pagi karena Mio pergi menghilang.

Di saat Mio menikmati hidangan pagi, aku membuka percakapan kecil.

"Nee.. Mio. Apa kau sedang marah kepada ku?" tanya ku saat kami duduk di meja makan.

"T-Tidak seperti itu, Lily-sama" jawab Mio terburu-buru.

"Lalu.. kenapa kau tidak menemui ku pagi ini?"

"Eh? Apa aku belum bilang ke Lily-sama?"

"Eh??" aku sedikit memiringkan kepala ku.

Apa yang Mio bicarakan?

Aku sedikit kebingungan dengan alur pembicaraan ini.

"Ah! AAAAAHHHH!!" wajah Mio tiba-tiba berwarna merah dan berteriak panik. Mio menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Sepertinya, Mio menyadari kesalahan yang diperbuatnya.

"M-Maafkan aku, Lily-sama. Aku lupa mengatakannya.. jika aku mengajukan cuti tiga hari untuk merayakan ulang tahun Ibu ku. Seharusnya aku membicarakan ini kemarin malam tapi.."

"J-Jadi.. kau tidak marah kepada ku?" tanya ku untuk memastikan.

Sejak kejadian tadi malam, sikap Mio sedikit berubah dan terlihat seperti menghindari ku. Jadi, aku berpikir jika Mio sengaja melakukan ini untuk menghindari ku.

Untuk Maid lain, aku sudah terbiasa dengan sikap mereka yang menghindari ku. Tapi untuk Mio, entah kenapa.. bagian di dada ku terasa sakit jika Mio menghindari ku.

"Em.. Mio.. Jika aku melakukan kesalahan pada mu. Aku minta maaf!" aku berdiri dan membungkuk di hadapan Mio.

"Awawawa!!!" Mio sangat panik ketika melihat ku membungkuk di hadapannya.

"L-Lily-sama!! Tolong hentikan itu!!" ucapnya dengan cepat. Mio mendekati ku dan memperbaiki posisi tubuh ku.

"A-Aku tidak marah kok.. hanya saja.." Mio mencoba menjelaskan situasinya.

Sebuah nada kecil dan lembut terdengar di telinga ku, "Aku hanya cemburu dengan Alice-sama dan Alyssa-sama yang mencium pipi Lily-sama."

Suara itu sangat kecil, namun terdengar jelas di telinga ku.

Wajah Mio sedikit cemberut dan pipinya melebar. Itu sangat lucu, jadi.. aku sedikit mencium pipinya.

Eh?

Kenapa ini terasa sangat kenyal?

Aku memainkan gigi ku dan mengigit pipi Mio.

"Munya!!" aku bisa mendengar suara Mio yang terkejut.

Aku melepas ciuman kecil ku di pipinya, sebuah bekas gigitan berwarna merah menghiasi pipi Mio.

Mio terdiam dan memegang pipinya. Sepertinya.. dia sedikit marah dengan tindakan ku ini.

"M-Miooo?" aku mencoba memanggilnya.

Mio terlihat begitu senang, wajahnya dipenuhi senyuman dan air liur tipisnya keluar dari sela-sela bibirnya.

"Hey, Miooo.." aku sedikit menggerakkan kedua tangan ku di depan matanya. Mio kembali tersadar dan mengusap bibirnya untuk menghilangkan jejak air liurnya.

Blessing Of Yuri GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang