Setelah pulang sekolah dan langsung menuju kafe untuk bekerja, Saka terkejut melihat kakaknya, Deon, dan sepupunya, Juan Dirgantara. Mereka memasuki kafe dan melihat saka yang ternyata bekerja disini, kemudian menatap dengan ekspresi sinis. Mereka duduk di meja dekat jendela dan menatap Saka dengan tajam.
Saka menghampiri meja mereka dengan senyuman tulus. “Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”
Deon menatap Saka dengan dingin. “Oh, ternyata kamu bekerja di sini. Menarik sekali. Kami pikir ini tempat yang pas untukmu”
Juan menyeringai sinis. “Ya, sepertinya ini memang cocok untuk seseorang yang tidak berguna sepertimu.”
Saka berusaha menjaga sikap profesional. “Silakan pilih makanan dan minuman yang kalian inginkan. Kami punya berbagai pilihan minuman dan makanan ringan yang bisa kalian nikmati, Saya akan pastikan semuanya disiapkan dengan baik.”
Deon mengangkat alis dan Juan melirik menu dengan nada acuh tak acuh. “Kita mau cappuccino dan croissant. Pastikan tidak ada kesalahan atau kau akan menerima akibatnya."
Saka tetap tenang meski hatinya terasa berat. “Tentu, Tuan. Saya akan memastikan semuanya sesuai dengan permintaan anda.” Setelahnya saka pergi kebelakang untuk membuatkan pesanan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Saka kembali dengan cappuccino dan croissant, meletakkan pesanan di meja mereka dengan penuh kehati-hatian. “Ini pesanan anda tuan. Selamat menikmati.” Ucap nya dengan tersenyum ramah.
Deon dan Juan hanya melirik tanpa berterima kasih. Saka, meskipun merasa tidak nyaman, tetap profesional dan kembali ke belakang untuk melanjutkan pekerjaannya, berusaha mengabaikan sikap mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah beberapa waktu berlalu, suasana di kafe mulai memanas ketika Deon dan Juan sengaja menciptakan keributan. Deon berdiri dan dengan suara keras memanggil manajer. “Siapa manajer nya, tolong datang ke sini!”
Pak Agus, manajer kafe, segera mendekat dengan ekspresi serius. “Saya manajer nya, Ada yang bisa saya bantu Tuan?”
Juan memprotes dengan nada marah. “Kami ingin mengeluhkan pelayanan yang kami terima dari karyawan anda yang bernama saka. Pesanan kami datang terlambat dan cappuccino-nya tidak sesuai dengan yang kami minta. Ini sangat mengecewakan.”
Pak Agus memandang Saka, yang berdiri dengan gugup di dekat meja. “Saka, ada penjelasan untuk masalah ini?”
Saka berusaha menjaga ketenangan, meskipun hatinya berdebar. “Pak Agus, saya sudah memeriksa pesanan sebelum mengantarkannya. Saya minta maaf jika ada yang tidak sesuai. Saya akan segera memperbaikinya jika ada masalah.”
Deon melangkah lebih dekat dan menambahkan dengan nada menuduh, “Selain itu, Dia juga tidak sopan saat melayani kami. Kami merasa sangat dirugikan dengan pelayanan ini.”
"Saya ingin dia dipecat sekarang juga." Tambah Juan
Pak Agus menatap Saka dengan serius. “Saka, apakah benar kamu tidak melayani mereka dengan baik?”
Saka merasa tertekan dan air mata mulai menggenang di matanya. “Pak Agus, saya sudah berusaha melayani dengan sebaik mungkin. Jika ada yang salah atau tidak sesuai dengan harapan, saya benar-benar minta maaf. Saya akan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kesalahan ini.”
Pak Agus menghela napas panjang. “Saka, kami sudah memberikan peringatan sebelumnya tentang pentingnya kualitas pelayanan. Jika kamu terus membuat kesalahan seperti ini, kami mungkin harus mempertimbangkan langkah yang lebih tegas.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsaka Dirgantara
General FictionSeorang anak bernama arsaka dirgantara menjalani kehidupannya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Sejak kecil, saka telah menghadapi penolakan dari keluarganya. Keluarga besar dirgantara, baik dari pihak ayah maupun ibu, mereka tidak pernah menyem...