Setelah satu minggu menjalani perawatan di rumah sakit, Saka akhirnya bisa merasakan kebebasan yang telah lama dinantikan. Hari ini adalah hari yang membahagiakan baginya, di mana dia diperbolehkan pulang setelah menjalani proses pemulihan yang cukup panjang.
Di dalam kamar rumah sakit, suasana terasa lebih cerah. Saka melihat ke luar jendela, menyaksikan sinar matahari yang hangat dan burung-burung yang berkicau riang. Dia tidak sabar untuk segera merasakan udara segar di luar sana.
Sedangkan di samping ranjang saka, Rosa sedang sibuk menyiapkan baju-baju Saka.
Rosa tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat membayangkan betapa senangnya Saka bisa kembali ke rumah.
Sementara itu, Dinata yang juga merupakan pemilik rumah sakit tersebut, sedang menyelesaikan administrasi di meja registrasi.
Meskipun mereka memiliki rumah sakit ini, Dinata selalu menekankan pentingnya mematuhi peraturan. "Kami harus memberi contoh yang baik," katanya kepada petugas administrasi dengan senyum ramah.
Dia memastikan semua pembayaran dilakukan dengan benar dan tidak ada pengecualian untuk keluarganya sendiri.
Dinata sangat bangga melihat putranya yang kuat dan tegar dalam menghadapi masa-masa sulit selama perawatan.
Setelah semua urusan administrasi selesai, Dinata pun datang ke kamar Saka.
"Siap untuk pulang sayang?" tanyanya dengan penuh semangat.
Saka mengangguk dengan wajah ceria. "Iya, Yah! Aku sudah tidak sabar ingin menghirup udara luar lagi!" Dia memeluk Ayahnya erat-erat, mengungkapkan rasa terima kasih dan bahagia yang membuncah di dalam hatinya.
Mereka pun beranjak dari kamar menuju pintu keluar rumah sakit. Di sepanjang perjalanan, Saka melihat banyak teman-teman baru yang dia kenal juga dirawat di rumah sakit ini.
Dia melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal dengan harapan mereka segera pulih seperti dirinya. Saka berjanji akan mendoakan mereka agar cepat pulih dan bisa kembali hidup normal seperti biasanya.
Akhirnya, mereka tiba di mobil yang terparkir rapi di basement rumah sakit.Mereka kemudian memasuki mobil dengan Dinata yang menyetir mobil dan mobil pun berjalan menuju kediaman mereka.
....
Di sepanjang perjalanan, Saka tak henti-hentinya tersenyum sambil menatap keluar kaca mobil. Dia sangat bersyukur, Kedua orang tuanya dan kedua saudaranya sudah mulai menyayanginya. Dia sangat bahagia akan itu, dan berharap Tuhan memberikan dia umur yang panjang agar bisa berlama-lama merasakan kasih sayang ini.
Rosa yang duduk disamping kemudi, melihat ke arah kaca yang mengarah langsung ke saka yang duduk dibelakang. Dia melihat anaknya itu senyum-senyum sendiri.
"Saka, ada apa sayang? Sepertinya anak bunda terlihat bahagia sekali hari ini!" Tanya Rosa tersenyum ke arah saka.
"Bukan hanya hari ini saja bunda! Tapi saat kalian mulai menyayangi ku lagi, aku sangat bahagia. Aku bersyukur Tuhan menjawab doa ku, dengan memberikan aku kesempatan untuk bisa merasakan kasih sayang kalian lagi!" Balasnya tersenyum cerah.
Rosa tersenyum sendu mendengar kata-kata saka. "Maafkan bunda yang pernah membenci mu nak," lirih Rosa pelan, dan itu hanya didengar oleh Dinata saja.
Dinata memegang tangan istrinya, dan memberikan senyuman sendu juga, Dinata tau Istrinya itu benar-benar menyesal atas perbuatannya dulu kepada anak tengahnya itu, Dinata pun merasakan hal yang sama, ingin memperbaiki semuanya, tapi mungkin rasa sakit itu masih membekas di hati anaknya, namun mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, dan ia bersyukur, saka, anaknya itu mau memaafkan kesalahan fatal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsaka Dirgantara
General FictionSeorang anak bernama arsaka dirgantara menjalani kehidupannya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Sejak kecil, saka telah menghadapi penolakan dari keluarganya. Keluarga besar dirgantara, baik dari pihak ayah maupun ibu, mereka tidak pernah menyem...