Hari ini adalah akhir pekan, dan semua anggota keluarga Dinata berkumpul di ruang rawat Saka.Dinata dan Rosa sedang menikmati sarapan mereka di sofa ruangan itu. Deon, sibuk dengan laptop di samping ranjang adiknya. Sementara itu, Sagara, asik memandangi kakaknya yang masih terlelap dalam tidur.
Melihat Saka yang begitu imut dengan pipi berisi dan mulut kecil yang terbuka, Sagara tidak bisa menahan diri untuk tidak menekan-nekan pipi kakaknya yang terasa lembut seperti squishy.
"Bun, lihat deh kak Saka! Dia imut banget kan, pipinya seperti squishy!" Ujar Sagara dengan mata berbinar.
Dinata tersenyum melihat itu. Deon pun mengalihkan perhatiannya sejenak dari laptop, ikut memandangi Saka yang masih terlelap dengan damai. Ia tersenyum, Adiknya itu memang terlihat imut sekarang.
Rosa tersenyum sambil mengaduk kopi untuk suaminya, "Iya, sayang. Tapi jangan terlalu berisik, nanti kakak mu terbangun." Kata Rosa memperingati anaknya itu
"Tapi aku pengen banget pegang pipinya bun! Kakak lucu banget!" Kata Sagara antusias.
"Sagara, jangan ganggu kakak mu. Dia butuh istirahat. Lagipula, kamu bisa main sama dia nanti setelah bangun." Kata Deon tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.
"Tapi aku sudah tidak sabar kak! Lihat deh, dia tidur dengan mulut terbuka. Pasti dia mimpi yang lucu-lucu!" Sagara dengan nada protes sekaligus gemas pengen cubit pipi saka.
Rosa mengalihkan perhatian, "Sagara, kalau kamu terus mengganggu kakakmu, nanti dia tidak bisa tidur nyenyak. Kakak mu butuh istirahat yang cukup,"
"Tapi bun, aku gemes! Kenapa sih kakak bisa seimut ini? Aku pengen dia bangun dan bermain dengan ku!" Ujar Sagara dengan nada manja.
Dinata tersenyum sambil mengunyah roti, "Sagara, kamu tahu kan, setiap orang butuh waktu untuk tidur. Saka pasti akan bangun dan bermain denganmu, tapi sekarang waktunya kakak mu istirahat, agar cepat pulih dan bermain dengan mu, kalau kamu terus mengganggu nya, kakakmu pasti akan kurang istirahat dan memperlambat pemulihan nya. kamu tidak mau kan kakak mu seperti ini terus!" Kata Dinata memberikan pengertian kepada anak bungsunya itu.
Sagara menggigit bibir, "Benar juga. Hmm... baiklah. Tapi aku boleh cium pipi kakak kan," Tanya nya.
"Iya boleh, tapi pelan-pelan saja ya, nanti kakak mu terbangun!" Jawab Rosa lembut.
Kemudian Sagara mendekatkan wajahnya ke Saka, dan dia mulai mencium pipi kakaknya itu dengan pelan.
"Hmm... pipi kakak wangi bayi," ucap Sagara sambil menghirup aroma lembut yang berasal dari Saka.
Mereka tersenyum melihat itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sedangkan di kediaman utama dirgantara yaitu lebih tepatnya di ruangan kerja tuan besar Wijaya.
"Bagaimana?" Tanya tuan Wijaya dengan nada tegas pada bawahannya.
"Sesuai penyelidikan yang Tuan perintahkan, kami menemukan pengkhianat di antara bawahan anda, Tuan." Kata bawahannya itu dengan serius.
"Siapa pengkhianat itu? Saya ingin tahu segera!" Tanya Tuan Wijaya dengan raut tenang tapi terlihat kemarahan disana.
"Kami belum bisa memastikan identitasnya, Tuan. Namun, kami sedang mengumpulkan bukti dan informasi lebih lanjut." Jawab bawahnya dengan menggelengkan kepala.
"Cari tahu siapa pengkhianat itu dan segera bawa dia padaku. Tidak ada tempat untuk pengkhianat di sini." Kata Tuan Wijaya dengan nada menekan.
"Baik, Tuan. Kami akan bekerja cepat untuk menemukan dan menangkapnya." Bawahan itu mengangguk patuh.
"Kami akan memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam pengkhianatan ini akan ditangkap, Tuan. Kami tidak akan membiarkan siapa pun lolos." Kata Bawahan itu dengan penuh keyakinan.
"Bagus, Segera temukan penghianat itu!" Ucap Tuan Wijaya dengan ekspresi serius.
"Kami akan melaporkan setiap perkembangan secepatnya, Tuan." Balas bawahan itu lagi.
Tuan Wijaya mengangguk, merasa puas dengan jawaban bawahannya. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa tantangan yang dihadapinya jauh lebih besar daripada yang terlihat. Pengkhianatan bisa menghancurkan segalanya, dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Lalu, bagaimana keadaan Saka? Apakah dia aman?" Tanya Tuan Wijaya dengan nada serius.
"Tuan muda saka dalam keadaan baik, Tuan. Namun, kami khawatir tuan muda mungkin menjadi target para musuh itu, tuan," Jawab bawahan itu menatap Tuan Wijaya dengan khawatir.
Tuan Wijaya mengernyitkan dahi, "Jangan biarkan hal itu terjadi. Cucuku memiliki peran penting dalam rencana kita. Jika cucuku terancam, kita harus segera mengambil tindakan." Kata tuan Wijaya penuh penekanan.
Bawahan itu mengangguk, "Kami telah meningkatkan pengamanan di sekeliling tuan muda saka, Tuan. Namun, kami perlu memastikan bahwa tidak ada yang bisa mendekatinya tanpa sepengetahuan kita."
"Lakukan apa pun yang diperlukan untuk melindunginya. Jika para bajingan itu mengetahui kelemahan kita, semua usaha kita bisa hancur. Saya tidak ingin kehilangan Saka." Ucap Tuan Wijaya dengan tegas.
Mengingat bahwa dia rela menjauhi dan menyakiti saka demi melindungi cucunya itu dari musuh-musuhnya, Tuan Wijaya membuat rencana yang rumit. Ia membuat anak-anak dan cucu-cucunya yang lain ikut membenci Saka, ini adalah bagian dari strateginya.
Ia juga dengan sengaja, tidak mempublikasikan keberadaan Saka ke publik agar musuh-musuhnya tidak mengetahui posisi dan kelemahan yang dimiliki oleh keluarganya.
Rencana ini hanya diketahui oleh dirinya dan para bawahan terpercaya nya, bahkan sang istri dan anak menantu serta cucunya tidak mengetahui rencananya ini, dan tuan Wijaya harus menanggung resiko kalau dialah yang sudah menhasut keluarga nya. Itu semua dia lakukan untuk keberlangsungan rencananya.
"Kami akan mengatur pengawalan ketat untuk tuan muda Saka. Tuan muda tidak akan sendirian, Tuan. Kami akan memastikan tuan muda aman." Kata Bawahan itu dengan penuh keyakinan.
Tuan Wijaya bernapas lega, "Baiklah. Segera laporkan setiap perkembangan tentang cucuku dan penyelidikan pengkhianatan ini. Kita harus bersiap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi."
Dengan perintah itu, bawahan Tuan Wijaya segera pergi untuk melaksanakan tugasnya.
Tuan Wijaya kembali merenung, menyadari bahwa keselamatan Saka dan keberlangsungan organisasi mereka kini berada di tangannya.
.
.
.
.
.
.
."Apa rencana mu sekarang?" Tanya sesosok yang ada diruangan gelap itu.
"Kau lihat saja nanti, apa yang akan ku lakukan untuk menghancurkan mereka!" Kata sosok lain dengan seringai balas dendam nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsaka Dirgantara
General FictionSeorang anak bernama arsaka dirgantara menjalani kehidupannya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Sejak kecil, saka telah menghadapi penolakan dari keluarganya. Keluarga besar dirgantara, baik dari pihak ayah maupun ibu, mereka tidak pernah menyem...