17

427 29 1
                                    


Kring

Kring

Kring

Bel pulang telah berbunyi, menandakan akhir dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Suasana di dalam kelas mulai ramai, dengan siswa-siswi yang bergegas membereskan alat tulis dan buku-buku mereka.

Di sudut kelas, Saka terlihat sedikit canggung. Ia sedang membereskan barang-barangnya, tetapi perhatian nya teralihkan oleh suara ribut-ribut di luar kelas.

Ketika ia melirik ke arah pintu, Saka melihat adiknya, Sagara, bersama beberapa sepupunya yang sudah menunggu di luar untuk menjemputnya pulang. Namun, suasana tampak sedikit tegang karena mereka terlibat dalam perdebatan kecil tentang siapa yang akan pulang bersamanya. Sagara dan sepupunya saling berebut perhatian Saka, masing-masing ingin mengajaknya pulang bersama.

Di tengah keributan itu, Klara masuk ke dalam kelas dengan langkah pelan. Melihat situasi yang kurang nyaman di luar, ia segera menghampiri Saka.

"Kamu pulang sama kakak ya, dek," kata Klara dengan senyuman lembut sambil membantu Saka merapikan peralatan sekolahnya.

Ia tahu betul bahwa kondisi Saka saat ini tidak memungkinkan untuk pulang dengan motor, terutama karena sepupu-sepupunya yang lain menggunakan motor. Sementara itu, Klara dijemput oleh supir sekaligus bodyguard keluarganya menggunakan mobil. Klara sangat khawatir terhadap keselamatan adiknya dan ingin memastikan bahwa Saka pulang dengan aman. Mengingat situasi saat ini dan berbagai kemungkinan bahaya di jalanan, ia merasa perlu melindungi Saka dari risiko yang mungkin muncul, termasuk ancaman dari orang-orang suruhan musuh keluarganya.

Saka tersenyum mendengar tawaran kakaknya dan membalas dengan anggukan kepala.

Setelah selesai membereskan peralatan sekolah, Saka melihat ke arah luar kelas, lebih tepatnya kearah para saudaranya.

"Kakak, ada apa dengan mereka?" tanyanya sambil melihat keributan ke arah para saudaranya di luar kelas.

Klara melihat sekilas ke arah para saudaranya yang lain sebelum mengalihkan perhatiannya ke arah saka lagi

"Oh itu, mungkin mereka lagi memperebutkan wanita dek!” katanya dengan nada santai. “Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Sekarang mari kita pulang.” Ucapnya sambil tersenyum cerah dan menggandeng tangan saka keluar kelas.

Di luar, suara pertengkaran antara sepupu-sepupu nya masih terdengar, tetapi Klara menghiraukannya dan tetap menggandeng saka menuju luar sekolah. Sedangkan saka hanya menatap polos ke arah mereka.

Sesampainya di mobil, Klara dan Saka dikejutkan dengan kehadiran kakak sepupu mereka yaitu Sean sekaligus abang kandung Seno.

"Loh, kok jadi kakak yang jemput, paman sam kemana? Tanya klara menatap ke arah Sean yang bersandar di mobilnya. karena biasanya yang jemput dia adalah bodyguardnya yang dia sebut paman sam.

Sean pun mengalihkan perhatiannya dari ponselnya, lalu menatap kedua adik sepupunya.

"Siapa bilang kakak mau jemput kamu, kakak mau jemput saka kok," Katanya dengan nada jahil ke arah klara.

Klara yang mendengar itu mendelikkan matanya ke arah Sean. Kakanya yang satu itu memang sangat menyebalkan, tidak jauh beda dengan adiknya, Seno.

"Bercanda dek," Kekehnya melihat klara yang kesal.

"Nyebelin banget sih," Kata Klara kemudian menginjak sepatu Sean. "Rasain." Katanya puas.

Sean yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya mengusap-usap sepatunya yang kena injakan klara. Walaupun klara seorang wanita, tetapi kekuatannya gak main-main coii.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arsaka DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang