09 - Penantang Baru

14.9K 814 8
                                    

Dharma memperhatikan anak baru di sampingnya dengan teliti. Tubuh itu terlalu kecil untuk ukuran seorang cowok dan helm yang di pakainya nampak sedikit kebesaran. Dharma mengenyahkan pikirannya, mungkin Asep itu orang yang kurus dan kecil, begitu pikirnya.

Semua mempersiapkan diri menunggu bendera jatuh dari tangan cewek seksi didepan sana

1 2 3
bendera jatuh bertepatan dengan motor-motor melaju dengan kecepatan tinggi.

Pertandingan kali ini yaitu 3 putaran untuk meraih kemenangan, siapa yang berhasil menyelesaikan 3 putaran dan mencapai garis finish lebih awal maka dialah pemenangnya dan semua hadiah taruhan akan menjadi milik pemenang.

Dharma memimpin di depan, dia berambisi menang menunjukkan pada anak baru itu bahwa dia bukanlah apa-apa, anak itu pasti akan menangis kehilangan 50jt miliknya. Dharma semakin melajukan motornya yang sekarang sudah memasuki putaran ke 2

Flora berada posisi di paling akhir mengamati setiap ciri khas para pembalap. Karena tindakannya itu panitia mengira bahwa flora sudah menyerah dengan menjadi pesertanya paling akhir nantinya

"Wah sepertinya penantang baru kita sudah pasrah dirinya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Dharma yang memimpin di depan"

Sorak Sorai para gadis meneriaki nama Dharma. Membuat cowok itu semakin ingin memenangkan pertandingan ini secepatnya. Tapi tepat di putaran terakhir sebuah motor sport berwarna biru muda dengan helm fullface yang agak kebesaran di kepalanya melewati Dharma dengan mudah. akhirnya balapan itu dimenangkan oleh penantang baru dengan nama Asep.

Dharma turun dari motornya, menghampiri Asep di garis finish.
"Lo sebenarnya siapa?" tatapannya memindai Asep dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sepertinya dia familiar dengan orang didepannya ini.

Flora hanya menoleh sekilas, tak berniat menjawab, kemudian kembali menjalankan motornya ke samping perkumpulan para panitia

Alvano yang sedari tadi mengamati sedari awal juga belum memutuskan pandangannya. Tatapannya terus mengikuti tempat dimana pria bernama Asep itu berada

Flora memberhentikan motornya di samping panitia.
"Siniin ponsel Lo" minta flora dengan suara sengaja di buat-buat seperti cowok.

Panitia itu menyerahkan ponselnya
"Ngga nyangka gue ada yang bisa ngalahin Dharma di arena balap selain dari Alvano" puji nya kagum

Flora mengetikan nomor ponselnya dan menyimpannya tak lupa dia juga menyimpan nomor panitia itu di ponselnya, kemudian dia mengembalikan ponsel itu
"Semua hadiah taruhan gue simpen dulu sama Lo selaku panitia, ntar Lo gue hubungi" selanjutnya flora kembali melajukan motornya untuk pulang kerumah

Flora melirik ke kaca spion, beberapa mobil terlihat mengikutinya. "Heh mau main kejar-kejaran ternyata" batinnya.

Flora menyalip beberapa kendaraan, jalanan sekarang ini cukup sepi karena waktu sudah menunjukkan jam 02:03 dini hari.

Gadis itu membelokkan motornya memasukki gang yang lumayan sempit sehingga mobil tadi tidak bisa lagi mengikutinya. Jalan itu merupakan jalan pintas menuju jalan dekat rumahnnya.

"Kayaknya dia tau kita ikutin dia bos" ucap Gilang yang pada Alvano yang duduk di sampingnya.

Gilanglah yang menyetir mobil mengikuti kemana perginya pria dengan nama Asep itu tentunya atas perintah Alvano

"Biarin aja, kita balik ke markas"

Akhirnya mobil itu memutar balik dan kembali menuju ke markas

~o0o~

Pagi hari flora seperti orang kesetanan, dia bangun terlambat karena balapan semalam. Jam sudah menunjukkan pukul 07:03 yang berarti tidak lama lagi gerbang sekolah akan ditutup

Dengan tidak Sabaran dia menyambar roti di atas meja dan menjepitnya di mulut.

"Bi, aku berangkat sekolah dulu" stelahnya flora mengeluarkan motor sport kesayangannya dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata menuju ke sekolah.

07:12
Flora bernafas lega setelah memarkirkan motor di parkiran sekolah. Roti yang tadi di apitnya di mulut di pegangnya dan mulai ia makan sembari berjalan menuju kelas

Flora menatap kebawah, astaga saking terburu-buru, kaos kaki yang di pakainya berbeda warna, yang kanan hitam dan yang kiri putih.
Saat di pembelokan jalan, dirinya hampir di buat mati tersedak akibat kehadiran Alvano yang tiba-tiba muncul di depannya saat dirinya mendongak.

Uhuk... Uhuk...

Flora menepuk-nepuk dadanya menghilangkan rasa sakit karena langsung menelan potongan roti dalam mulutnya dengan ukuran yang cukup besar.

"Lo apa-apaan sih, kalo gue mati lo mau tanggung dosa gue?"

Alvano masih menatap flora memindai dari atas sampai bawah

Flora dibuat risih akan hal tersebut. Dahinya mengernyit tak nyaman.

"Semalam Lo dimana?" Tanya Alvano

"Dirumah, ngga kemana-mana. Emang kenapa Lo nanyain kek gitu?" Bohong flora

"Engga, cuma nanya. Oh ya pengen nyampein pesan Oliv katanya ketemuan di kafe Velvet muse sepulang sekolah"
Setelahnya cowok itu pergi meninggalkan flora dengan dengan wajah datarnya

"Huh bikin ngga mood aja"
Flora kembali melangkahkan kakinya menuju ke kelas

Kejadian tadi tak luput dari penglihatan Darren ah ralat Lucifer yang bersandar di pintu ruang OSIS. Tampilan Lucifer sedikit berbeda karena tidak menggunakan kacamata. Lucifer tidak suka mengenakan benda yang menurutnya mengganggu itu, mata elang Lucifer menatap tajam punggung alvano.

"masih ada nyali juga ternyata, padahal seharusnya keluarganya sudah memberitahu bahwa pertunangan mereka akan dibatalkan"

Flora memasuki ruang kelas menaruh tasnya di meja, menenggelamkan wajahnya di atas tas itu

Joy datang menghampiri duduk disamping flora.

Flora mengangkat wajahnya melihat Joy yang sibuk dengan game online pada ponselnya sembari mengunyah permen karet. Jujur Joy seperti cewek yang cantik sekaligus tampan di saat bersamaan.

"Lu beneran duduk di samping gue Joy?. Si Lila nya gimana ntar" ucap

"Iya. Tenang aja Lila udah pindah jadi guru nyuruh gue buat duduk di sini aja" Joy sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Meski terkesan tidak sopan tapi itulah Joy si maniak game

Flora menatap ke arah luar jendela memikirkan apa yang harus dilakukannya nanti saat bertemu lagi dengan kedua pemeran utama?. Haruskan dia marah dan menjambak Oliv untuk memerankan antagonis seperti cerita aslinya? Toh saat ini hubungan mereka sudah renggang semenjak insiden flora mencoba bunuh diri itu, mereka bahkan tidak pernah lagi saling bertukar pesan. Lelah, dirinya sangat lelah mengikuti drama anak SMA kasmaran versi 21+ ini.

"HARI INI KITA FULL JAMKOS! GURU RAPAT!" teriak salah satu siswa yang masuk kelas dan langsung mendapat sorakan senang oleh siswa lain.

Joy selesai bermain game, menyimpan ponselnya ke saku celana.
"Gue mau ke kantin lo mau ikut?" Tawar Joy pada flora

"Lu deluan aja, gue blum lapar" tolak flora secara halus

"Oke" Joy berlalu meninggalkan kelas

Murid-murid lain juga mulai sibuk dengan urusan masing-masing ada yang pergi ke kantin, bermain game online, bergosip bahkan berdandan. yah walaupun itu sebenarnya di larang dan pastinya akan dihukum tapi demi ketemu ketos ganteng siapa sih yang gak mau?

Flora beranjak dari kelas, kakinya melangkah menuju ke rooftop. Flora membuka pintu berjalan menuju salah satu sofa panjang tak terpakai di sudut dan merebahkan diri di sana, dirinya sudah sangat mengantuk. mata flora terpejam menikmati semilir angin yang semakin membuatnya nyaman, tak butuh waktu lama untuk flora tertidur di sofa panjang itu.

Sosok yang sedari tadi mengikuti langkah flora menampakkan diri. tampak orang itu berjalan mendekat, wajahnya dia sejajarkan dengan wajah flora, memerhatikan setiap rinci wajah gadis yang terlelap itu

"Flora Fariska, Lo milik gue"

Selanjutnya Lucifer mengambil tempat di samping gadis itu, ikut merebahkan tubuh dan menarik flora ke dalam pelukannya.







Salah masuk novel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang