16 - Caper

18.7K 931 17
                                        

Oliv Miranda, begitulah teman-teman sekolah memanggilnya, terlebih lagi dia dikenal dekat dengan dua murid paling tajir di SMA Nusa Bhakti. orang lain mengatakan sangat beruntung diposisi gadis itu, tapi bagi oliv itu adalah siksaan batin yang nyata, rasa tak percaya diri kerap datang tapi Alvano dan flora selalu memperlakukannya dengan baik sehingga dia nyaman menjalin persahabatan dengan mereka. Oliv bersyukur akan hal itu tapi lama kelamaan rasa iri menguasai relung hatinya, apalagi saat flora sahabat perempuannya memberitahu bahwa dia dan alvano sudah bertunangan.

noda hitam itu kian merambat melebar menutupi hati, oliv tidak terima! mengapa semua orang dilimpahi kebahagiaan sedangkan dia tidak?. pertunangan flora dan alvano menjadi puncak iri sekaligus permulaan dari rencananya.

bagai mendapat emas di kumpulan kotoran, alvano datang menawarkan kesepakatan yang sangat menguntungkan. ternyata cowok itu menderita sebuah penyakit langka yang jarang ditemui, oliv tentu setuju walau tubuhnya menjadi taruhan dan oliv tidak dianggap lebih dari sekedar teman tidur, tapi dia cukup puas. oliv akui alvano berwajah tampan dan memiliki proporsi badan yang atletis, oliv pertama kali melihatnya ketika melakukan tugas sebagai teman ranjang alvano.

rencana berikutnya yaitu menjerat alvano yang ternyata sudah menaruh minat padanya belum lama ini, ternyata alvano juga memiliki niat yang hampir sama untuk merebut harta flora. sayangnya, ketika menjalankan rencana ketiga yaitu membuat cewek itu sakit hati hingga bunuh diri tapi ternyata itu berakhir gagal. flora berhasil selamat dari kematian dan mengalami amnesia karena itu juga flora menjaga jarak dengannya mungkin karena efek amnesia.

saat ini oliv fokus untuk membangun hubungan dekat dengan flora, membuatnya jatuh kembali dalam jeratan pesona alvano setelah itu barulah dia menusuknya dari belakang, menyiksanya dalam tekanan batin yang tak berdasar hingga dia sendiri lah yang memutuskan lebih baik bunuh diri.

oliv bercermin di meja rias sederhana, mematut diri sebelum pergi ke sekolah. sentuhan terakhir dengan memasang jepit rambut berwarna pink sebagai pelengkap. oliv hari ini berangkat bersama alvano cowok itulah yang meminta.

oliv mengunci pintu kosnya, berlari kecil menghampiri alvano yang sudah menunggu di atas motor.

"nih ambil" alvano menyodorkan sebuah helm untuk oliv yang diterima cewek itu dengan senyum manis

"makasih alvano"

oliv menaiki jok motor dan motor pun berlalu meninggalkan pekarangan kos. sesampainya di parkiran alvano turun terlebih dahulu, dengan mudah diangkatnya oliv turun dari motor dan membantu melepaskan helm.

"mau gue anterin sampe kelas?" tawar alvano

"ngga perlu, sampe sini aja. makasih ya" balas oliv, menolak tawaran cowok itu

selama perjalanan oliv menyapa beberapa murid yang dilewatinya, senyum selalu menghiasi wajah manis itu bahkan sampai langkah kakinya menapaki kelas. oliv dan flora berada di kelas yang sama tapi karena akhir-akhir ini cewek itu seperti tak ingin di ganggu membuatnya sukar untuk menyapa.

hari ini sepertinya flora tidak masuk dan terbukti dari ketua osis yang datang memberi tau pada guru yang sedang mengajar di kelas mereka.

bel istrahat berbunyi~

oliv membereskan peralatan tulisnya. saat berbalik, tangannya tidak sengaja menyenggol kotak pensil hingga jatuh hingga isinya berhamburan di lantai. oliv berjongkok, mengumpulkan kembali alat tulisnya, sampai punggung tangannya tidak sengaja terinjak sekilas oleh seseorang. oliv menaikkan pandangan, terlihat si murid baru bername tag Joy menatapnya cemas.

"eh sorry banget, gue ngga liat tadi soalnya buru-buru. maaf ya, beneran ngga sengaja tadi" joy ikut berjongkok di samping oliv sembari mengusap kotoran bekas sepatunya di punggung tangan oliv.

"iya, it's o..." kalimat oliv terputus ketika melihat alvano yang baru tiba di pintu kelas.

ditepisnya tangan joy dan menjatuhkan diri, orang-orang mungkin akan mengira bahwa joy telah mendorong gadis itu.

"s..sakit joy, kok lo dorong gue?, padahal gue ngga ganggu Lo sama sekali, atau jangan-jangan lo disuruh sama flora ya?. kalian tega banget sama gue"

oliv mengeluarkan air mata palsunya. suaranya juga sengaja dia besarkan. orang-orang di kelas mulai memusatkan pandangan pada keduanya dan saling berbisik-bisik, terlebih alvano yang sudah berjalan ke arah mereka dengan ekspresi tak mengenakkan.

"itu si murid baru kan?. gila, dia pasti ngga tau kalo anak yang dia gangguin itu deket sama alvano"

"iya bener, murid baru udah berani sok-sok an, fiks habis di tangan alvano sih. eh tapi tadi oliv bilang itu di suruh flora?, jahat banget si flora. padahal oliv baik gitu"

begitulah bisik-bisik yang terdengar, terlebih untuk joy yang seorang agen terlatih.

joy menatap datar oliv yang terisak kecil di depannya. ular huh?

langkah alvano berhenti di depan joy yang masih berjongkok menatap oliv, dengan kasar ditariknya tangan joy, memaksa gadis itu untuk berdiri.

tangan alvano masih mencengkram kuat pergelangan joy.
"lo disuruh sama flora buat lakuin hal jahat kayak gini?, kacung lo?. oh atau lo di bayar sama dia? di bayar berapa?, mau juga bayar lo buat di kamar" hina alvano pada joy, secara tidak langsung cowok itu mengatakan Joy adalah seorang jalang.

alis joy menukik. ada apa dengan cowok di depannya ini?, datang tak di undang tiba-tiba sudah di depannya. seperti jailangkung saja.

Joy menyetak tangannya hingga pegangan alvano terlepas.
"tadi murni kesalahan gue, ngga ada sangkut pautnya sama flora. gue ngga sengaja nginjek tangan temen lu terus gue minta maaf, eh pas gue mau bantuin dianya malah nepis tangan gue terus jatuhin dirinya sendiri. dia ada penyakit langka kayak jatuh sendiri gitu ya? kalo iya mending jagain deh, ngeri kalo kambuhnya pas nyebrang di tangah jalan." Joy meringis membayangkan hal itu terjadi.

"lo kira gue percaya sama omongan lo?. bilangin sama temen lo itu, ngga perlu sampe bully oliv buat nyari perhatian sama gue!. lo harus dapetin sakit juga kayak oliv!"

alvano mengangkat tangannya ingin melayangkan tamparan pada joy, sampai suara ringisan terdengar, membuat alvano mengurungkan aksinya.

"shhh.... udah al, lagian ngga mungkin flora ngelakuin ini ke aku. kita kan sahabat" ringis oliv mencoba menarik simpati kembali.

"maaf tadi ngga langsung bantuin kamu, aku mau ngasih pelajaran ke kacung flora itu. kita ke UKS ya" ucap alvano dan di angguki gadis itu

alvano berbalik menggendong oliv di punggungnya. saat keduanya melewati Joy, Oliv berbisik pelan
"mampus, siapa suruh lo temenan sama flora jalang"

semua kembali pada aktivitas masing-masing, kecuali joy yang mencoba mengontrol emosinya, kepalan tangan itu menguat seiring dengan otaknya yang memutar kembali adegan licik gadis bernama oliv itu.

"emang udah bener flora sama Tuan muda. untung aja flora udah ngga tunangan sama si otak selangkangan itu. ugh, gue merinding pas dia ngomong soal kamar tadi, si oliv juga ngga tau diri di kasih temen spek flora malah serakah, pake acara jadi jalangnya alvano lagi. hih ngeri" Joy memeluk dirinya, merinding.

Salah masuk novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang