Setelah kembali dari studio musik, Arini dan Damar merasa seolah-olah mereka telah membuka bab baru dalam hubungan mereka. Musik, yang dulu menjadi penghubung emosional mereka, kini menjadi alat untuk membangun kembali koneksi yang telah lama hilang. Namun, sementara mereka berusaha melangkah maju, ada sesuatu yang mengganggu ketenangan mereka—bayangan dari masa lalu yang tidak mudah diabaikan.
Pagi itu, Damar menerima pesan singkat di teleponnya dari seorang teman lama, Jaya. "Damar, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Aku tahu ini mendadak, tapi bisa kita bertemu hari ini?"
Damar merasa penasaran, terutama karena Jaya adalah seseorang dari masa lalu yang sering mengaitkan dirinya dengan kenangan lama. Dia membalas pesan itu dan menyetujui pertemuan di sebuah kafe di pinggiran kota.
Sementara itu, Arini memutuskan untuk mengecek beberapa dokumen di rumahnya. Dia merasa perlu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum mereka bertemu lagi. Namun, saat dia sedang sibuk, sebuah buku foto lama terjatuh dari rak. Arini mengangkatnya dan membuka halaman-halaman yang penuh dengan kenangan—foto-foto perjalanan, acara-acara penting, dan momen-momen bahagia mereka.
Dia berhenti di satu halaman, di mana ada foto Damar dan dirinya di sebuah pesta yang diadakan oleh teman mereka. Tiba-tiba, Arini merasa ada sesuatu yang aneh—sebuah gambar kecil di sudut foto, yang tidak pernah dia perhatikan sebelumnya. Itu adalah gambar seseorang yang berdiri di latar belakang, tampak seperti sedang mengamati mereka dengan penuh perhatian.
Arini merasakannya sebagai sebuah kebetulan, tapi tetap merasa curiga. Dia berusaha mengabaikannya, namun pikiran itu terus menghantuinya sepanjang hari.
Sementara itu, di kafe tempat Damar bertemu Jaya, suasananya terasa santai. Damar menunggu di meja yang sudah dipesan, dan tidak lama kemudian, Jaya datang dengan wajah yang terlihat serius.
"Hai, Damar. Terima kasih sudah datang. Aku tahu ini agak mendadak," kata Jaya sambil duduk di kursi di hadapan Damar.
"Tidak masalah, Jaya. Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Damar, merasa penasaran.
Jaya menarik napas panjang. "Ada hal yang ingin aku beritahukan padamu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi aku baru saja mendapatkan informasi tentang seseorang yang tampaknya sangat tertarik denganmu dan Arini."
Damar terkejut. "Tertarik dalam artian apa?"
Jaya mengeluarkan beberapa foto dan dokumen dari tasnya. "Ini adalah beberapa gambar dan catatan yang aku dapat dari sumber terpercaya. Seseorang tampaknya mengikuti kalian berdua, terutama setelah kalian mulai kembali bersama. Aku tidak tahu siapa orang ini, tetapi ada sesuatu yang tidak beres."
Damar memeriksa dokumen-dokumen itu dengan cermat. Gambar-gambar tersebut menunjukkan seseorang yang tampaknya mengikuti mereka dari jarak jauh, serta beberapa catatan yang sulit dibaca namun terlihat mencurigakan.
"Jadi, apa maksud semua ini?" tanya Damar, merasa cemas.
Jaya mengangguk. "Aku tidak bisa memastikan apa niat mereka, tetapi aku rasa ini mungkin terkait dengan sesuatu dari masa lalu kita. Ada kemungkinan seseorang mencoba menghubungkan kembali dengan masa lalu kita atau memiliki agenda lain."
Damar merasa tertekan. "Aku harus memberitahu Arini tentang ini. Tapi aku tidak ingin membuatnya panik tanpa alasan yang jelas."
Jaya mengerti. "Aku sarankan kamu tetap waspada dan mencoba untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Jika ada hal lain yang mencurigakan, segera hubungi aku."
Damar mengucapkan terima kasih dan meninggalkan kafe dengan perasaan yang membebani. Dia merasa harus segera memberi tahu Arini tentang temuan ini dan mencari cara untuk melindunginya.
Di rumah Arini, suasana terasa sepi. Arini baru saja selesai memeriksa dokumen dan duduk di sofa ketika Damar tiba. Dia terlihat gelisah, dan Arini segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.
"Ada apa, Damar?" tanya Arini dengan penuh perhatian.
Damar duduk di sampingnya dan mulai menjelaskan. "Aku baru saja bertemu dengan Jaya. Dia memberi tahu aku tentang seseorang yang tampaknya mengikuti kita. Aku tidak tahu pasti siapa mereka atau apa niat mereka, tapi aku merasa kita harus berhati-hati."
Arini merasa terkejut dan cemas. "Mengapa ada seseorang yang mengikuti kita? Apa yang mereka inginkan?"
"Jaya tidak bisa memastikan apa yang mereka inginkan," jawab Damar. "Tapi aku pikir kita perlu lebih waspada dan mencari tahu lebih banyak tentang siapa orang ini dan apa tujuannya."
Arini mengangguk. "Kita harus berhati-hati dan memastikan bahwa kita tidak memberikan informasi yang bisa membahayakan kita. Kita juga perlu memperkuat keamanan di sekitar kita."
Mereka memutuskan untuk melakukan beberapa langkah pencegahan. Mereka memeriksa keamanan rumah Arini, memastikan bahwa tidak ada yang mencurigakan, dan memutuskan untuk lebih berhati-hati saat bepergian.
Namun, ketegangan yang baru saja muncul tidak membuat mereka berhenti untuk kembali ke rutinitas mereka. Malam itu, mereka duduk bersama dan mencoba untuk tidak membiarkan kekhawatiran menguasai mereka. Mereka berbicara tentang hal-hal biasa, mencoba untuk melupakan sejenak ancaman yang mungkin mengintai.
Di luar rumah, malam mulai turun dan suasana menjadi gelap. Namun, ada sesuatu yang tidak bisa diabaikan—bayangan yang mengikuti mereka dari kejauhan, mengamati setiap langkah mereka dengan penuh perhatian.
Dengan ancaman yang terus mengintai, Arini dan Damar tahu bahwa mereka harus siap menghadapi apa pun yang akan datang. Mereka tidak hanya harus menjaga hubungan mereka, tetapi juga harus melindungi diri mereka dari bahaya yang tidak diketahui. Dan meskipun mereka merasa cemas, mereka bertekad untuk tetap bersama dan menghadapi segala rintangan yang mungkin muncul di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
RomanceSetelah bertahun-tahun berpisah, Damar dan Arini tak sengaja bertemu kembali di tempat yang penuh kenangan-sebuah danau yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka yang dulu. Di tengah keheningan senja, mereka dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah...