Cuaca kota Bangkok sejak pagi memang cukup bersahabat. Langit yang biru cerah, awan putih yang berarak dan melintas pelan, menghalangi sinar matahari hingga tidak langsung menyoroti manusia dibawahnya.
Namun cuaca cerah nan teduh itu tidak berlaku untuk seseorang. Tampak seorang pria menatap lesu langit biru itu dari balik jendela mobil, dan sedang terjebak kemacetan.
Sesekali matanya dipejamkan, dan pelipisnya dipijat pelan. Kepalanya berdenyut dan matanya perih, karena dia harus bangun sejak pagi buta. Hingga jam saat ini menunjukkan pukul sebelas, tubuhnya belum beristirahat.
"Kau lelah bos?"
Mata itu terbuka sedikit, melirik ke sisi kanannya. "Kenapa aku ikut dipanggil bos?" netranya kembali menutup setelah protes.
"Setelah kau dan bos Net resmi tunangan, otomatis kau juga atasanku." jawab pria berambut panjang seleher itu. "Iya kan, khun James?"
James tersenyum. "Sesukamu saja lah, Chaikamon."
Setahun setelah Net memberikan couple item untuk James, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengajak James bertunangan. Dan juga akuisisi sepenuhnya Lovenn pada Black Daisy, karena Net makin sibuk mengurus GNM yang semakin berkembang.
Karena itulah, Net memutuskan untuk 'memberikan' Chaikamon kepada James. Karena dia tahu pekerjaan James akan makin banyak, tidak mungkin Noeul bisa menangani semuanya sendirian. Jadi sekarang Chaikamon yang bertugas mendampingi James kemana pun, sedangkan Noeul stand by di kantor.
"Apa phi Net sudah sampai di restoran?" tanya James. Saat ini mereka dalam perjalanan untuk makan siang bersama Net, sekaligus melepas rindu karena sudah seminggu pasangan itu tidak bertemu.
Chaikamon memeriksa ponselnya. "Belum. Dia juga baru berangkat 20 menit yang lalu."
Tawa kecil lolos dari bibir James. Membayangkan wajah suntuk tunangannya saat terjebak macet, pasti lucu.
Setelah satu jam lebih menghadapi padatnya jalan protokol, akhirnya James tiba di depan lobi hotel. Dia dan Net akan makan siang di restoran didalamnya.
"Bos Net sudah sampai, dia menunggu di dalam." ujar Chaikamon sambil mengancingkan jasnya. "Biar kuantar, bos."
Chaikamon berjalan lebih dulu, dan James mengekor di belakang. Setelah melewati lobi yang luas dan mewah, akhirnya mereka tiba di pintu masuk restoran yang tak kalah mewahnya.
"Khun James?" salah seorang waiter menghampiri James dan Chaikamon. "Silahkan lewat sini, khun Net sudah menunggu."
James melirik asistennya. Seakan mengerti, Chaikamon mengangguk. "Kalau sudah selesai kau bisa hubungi aku." dia mundur dan meninggalkan James. Chaikamon mengerti kedua bosnya itu butuh waktu pribadi, makanya dia berinisiatif menunggu di tempat lain.
Waiter tadi membimbing James ke sudut restoran, kemudian berhenti di depan sebuah pintu berhiaskan kaca ukir berwarna. "Silahkan." pintu itu dibuka dengan sangat sopan.
James tersenyum dan mengangguk kecil, kagum dengan keramahan si waiter. Di dalam ruangan yang cukup luas itu hanya ada satu meja bundar dan dua kursi. Ditambah lampu kristal yang tergantung di langit-langit, dan beberapa pot tanaman di sudut ruangan.
Mata James melihat sosok pria tegap yang berdiri menghadap jendela. Punggung dan bahu lebar itu rasanya ingin dia peluk erat, efek rindu sepertinya.
Mendengar pintu terbuka, pria tadi, yang tidak lain adalah Net, berbalik. Bibirnya ikut menyunggingkan senyum melihat tunangannya yang selalu cantik apapun situasinya.
"Hai, Mr. CEO." James menggoda Net, memanggil dengan jabatan barunya di GNM. Berdasarkan rapat para pemegang saham, Net dipercaya untuk menjabat sebagai CEO. Rekam jejak karirnya memegang Lovenn juga jadi bahan pertimbangan direksi.