Our Story - 5

101 5 4
                                    

Ruang rawat mewah itu sunyi. Hanya terdengar suara mesin EKG yang memantau keadaan jantung pasien.

Sosok itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Mengamati keadaan sekeliling, Net dan Tn. Wongwisut sedang tidur di sofa, sedangkan Ny. Wongwisut tidur terduduk di samping ranjang James.

"Eh? Aku kan disini.." sosok itu kembali memperhatikan tangannya. "Tanganku transparan!" dia memekik. Kakinya buru-buru berlari ke wastafel, berniat melihat cermin.

"Aku tidak ada di cermin!" dia makin panik. "Apa yang terjadi! Kenapa tubuhku ada dua?!"

"Tubuhmu bukan jadi dua."

Suara itu menginterupsi kepanikan si sosok transparan.

"Kau sekarang jadi roh yang keluar dari raga. Makanya kau tidak terlihat di cermin."

Sosok itu merosot turun ke lantai. Mendadak lututnya lemas, "Jadi aku sudah.."

Pria misterius itu menggeleng. "Belum." Dia menjentikkan jarinya, kemudian keluar buku tebal dari udara. "Jam 5 pagi tadi, James Supamongkon Wongwisut dinyatakan koma oleh dokter." pria itu membaca isi dari buku. "Kau pernah dengar kan saat manusia di fase koma, rohnya akan keluar dan melayang-layang tapi belum dinyatakan meninggal. Itulah yang terjadi padamu."

Sejak kecil James tidak pernah percaya dengan hal-hal berbau supranatural seperti ini. Tidak disangka dia bakal mengalaminya sekarang.

"Lalu kapan aku bisa kembali ke tubuhku? Kau bilang belum waktunya aku meninggal kan?" tanya James.

Pria itu melirik James, buku tebal tadi sudah hilang jadi asap. "Aku tidak bisa memberi tahu jalan takdir manusia. Itu melanggar aturan langit."

"Kau sendiri siapa? Kenapa kau bisa melihatku, padahal kau bilang saat ini aku dalam bentuk roh."

"Aku Tommi, malaikat pembimbing roh manusia ke dunia selanjutnya." jawab pria itu. "Tadi aku baru saja membimbing roh seorang gadis, lalu aku merasakan ada roh lain yang keluar, padahal belum waktunya."

James terdiam. Dia memandangi satu-satu wajah orang yang tertidur disitu. Wajah ayah dan ibunya terlihat sangat lelah, begitu juga dengan Net. Dia tidak tahu sudah berapa lama tidak sadarkan diri. Air matanya tumpah memikirkan keluarganya dan Net yang sudah direpotkan olehnya.

"Kalau saja malam itu aku menuruti larangan phi Net, mereka tidak akan mengalami hal seperti ini.." gumam James, air matanya makin deras keluar membasahi pipi pucatnya.

"Kau ingat apa penyebab kau sampai koma begini?"

James mengangguk. "Ada seseorang yang menabrakku. Itu bukan kecelakaan, pasti ada yang berniat membunuhku.."

"Apa ada sesuatu atau seseorang yang membuatmu takut selama ini?"

James menatap malaikat itu sambil menyeka air matanya. "Entahlah, manusia kan wajar merasa takut. Jadi aku tidak tahu mana yang benar-benar kutakuti."

Tommi terlihat berpikir. "Akan kuberi sedikit bocoran. Rohmu akan tetap melayang, dan ketakutan itu akan menghalangi rohmu kembali ke tubuh. Karena itulah, kau harus cari tahu apa sumber ketakutan itu, dan rohmu bisa kembali lagi."

Saat James memikirkan kata-kata Tommi, matanya melihat sesuatu yang menyilaukan. Makin lama makin silau, dan roh James seperti tersedot masuk kesana.

Yang bisa dia ingat hanyalah suara Tommi berteriak memanggil namanya.

●○●○●

Keng baru saja selesai mengurus administrasi perawatan Nam. Pagi ini dia berjaga sendirian, ayah ibunya harus pulang karena di kuil akan ada perayaan. Makanya semua pengurus harus bersiap dan beres-beres.

Our FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang