⚠️WASPADA TYPO
_________________
•Happy Reading•♪♪♪
Bagaimana aku bisa mengetahuinya,
Sementara dia saja tidak ingin memberi tahunya.
♪♪♪
-Basmalah-*
*
*Sebuah gedung sekolah yang di juluki dengan
'bintang dari segala bintang'. Di mana sekolah itu berisikan siswa dan siswi yang berprestasi, terkenal dengan namanya, GABIS (Gralind's Islamic Boarding School).
°°°
Siluet matahari yang perlahan mulai muncul, cercah-cercah cahayanya juga sedikit menusuk Indra penglihatan gadis yang sudah siap dengan seragam putih abu-abu melekat rapi di tubuh rampingnya.
Gadis berketurunan Sunda Makassar pemilik bibir ranum itu-Mala, mengedarkan pandangannya menatap ke segala arah mencari keberadaan dua orang. Ia sedikit berlari kecil menuju lapangan yang mulai di penuhi dengan seluruh pelajar di sana.
Ia sedikit memelankan langkahnya, menelusuri setiap kubu-kubu siswa yang sedang berkerumun. Tapi ia tak menemukannya, di mana kedua orang yang sedang ia cari?
Tapi di tengah langkahnya "MALA!"
Ia menoleh ke sumber suara kala ada yang memanggilnya. Saat menoleh kebelakang, tampak dua sosok gadis yang sedang melambai ke arah Mala.Senyuman lebar terlukis di wajah Mala, lalu menghampiri dua gadis tersebut.
Grep
Kedua gadis itu merangkul Mala secara tiba-tiba, untung saja dirinya mampu menahan. Jika tidak, mungkin sekarang ia sudah terhuyung kebelakang.
"Malaaa, ya ampun, Aku kangen bangettt"
"Iyaaa sama, Serli juga kangeeen banget sama Mala." Keduanya semakin mempererat rangkulannya dengan Mala.
Ya, mereka adalah Shifa dan Serli. Dua gadis belasteran pemilik suara cempreng, serta status mereka sebagai sahabat Mala sejak menduduki bangku SMP.
"Aduh, iya. Aku juga kangen"
Ketiga gadis itu melabuhkan seluruh rasa rindu mereka, setelah hampir 3 Minggu tidak bertemu karena libur semester pertama di kelas XII, Sudah menjadi tabiat mereka bersikap seperti itu setiap sehabis libur sekolah.
Mala melihat jam tangan yang di kenakannya, lalu berkata
"Udah ah kangen-kangenannya, sekarang kita masuk barisan yuk, 2 menit lagi apel pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepertiga Malam Terakhir
Non-FictionTidak pernah tersirat di pikiran Mala bahwa masa lalu adalah masa depan ... Ia berpikir bahwa yang sudah berlalu tidak akan ada pengulangan untuk kedepannya. Tapi siapa sangka bahwa rencana tuhan lebih baik dari hamba nya, keduanya sama-sama memoh...