Chapter 8 - pemberian

97 9 11
                                    

⚠️WASPADA TYPO
________________
•Happy Reading•

♪♪♪Bahkan hanya sekedar makanan pun Aku bisa merasa bahagia Jika itu adalah pemberian darimu?♪♪♪-Basmalah-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪♪♪
Bahkan hanya sekedar makanan pun
Aku bisa merasa bahagia Jika itu adalah pemberian darimu?
♪♪♪
-Basmalah-

*
*
*

Di dalam ruangan bernuansa putih itu, para gadis yang ada di dalamnya terlihat tertawa lepas dengan sesekali melempar candaan mereka.

Serli, Shifa dan Alea sudah sampai di rumah sakit tempat Mala di rawat.

"Terimakasih kasih Ya buat kalian semua yang udah mau luangin waktu buat jenguk Mala."
Kata Rinda sambil menata rapi beberapa kue untuk di suguhkan kepada sahabat Mala.

Empat gadis yang sedang duduk di karpet kecil itu menoleh, lalu Shifa menyahuti.
"Iya Tante, sama-sama. Kita juga seneng bisa ketemu Mala. Ya... Meskipun tadi ada kendala yang gak kita duga sama sekali."

Mala yang mendengar itu mengerutkan keningnya
"Kendala? Emang tadi ada apa di jalan?"
Ia belum mengerti apa yang di maksud oleh Shifa, apa yang mereka alami saat menuju rumah sakit?

Alea mulai mengangkat bicara setelah meneguk hampir setengah botol air mineral.
"Jadi La, tadi itu ..."

Flashback on...
Setelah memarkirkan sepeda motor, masing-masing dari mereka mulai melangkah memasuki lobby rumah sakit untuk menanyakan di mana ruangan Mala berada.

Saat di pertengahan menjalani koridor, Shifa merasa akan buang air kecil, hingga pada akhirnya ia mengajak Alea untuk menemaninya ke toilet, tinggal Serli lah yang tersisa. Gadis itu mengusulkan agar ia saja yang pergi ke lobby untuk bertanya, dan nantinya Shifa dan Alea akan ia susul ke toilet.

Para suster yang bertugas di sana menyambut kedatangan Serli dengan senyuman ramah mereka.

Serli mulai berbincang dengan perawat yang berada di lobby rumah sakit, wanita berseragam putih berliris biru dengan nursing cap yang terletak di atas permukaan rambutnya itu mulai bertanya pada Serli siapa nama pasien yang akan di jenguknya.

Setelah beberapa menit bertanya dengan petugas itu, ia mulai meninggalkan lobby di sana menuju ruangan yang telah di beri tahu oleh suster tadi.

Di sebuah taman kecil rumah sakit, dua gadis yang tengah duduk di bangku putih itu sedang menunggu kedatangan seseorang, siapa lagi jika bukan Serli yang sedang di tunggu oleh mereka.
Setelah Buang air tadi, Shifa dan Alea tidak sengaja melihat sebuah taman kecil yang terletak dekat dengan toilet, hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk menduduki bangku putih yang ada di sana. Bukan lelucon jika mereka berdiri menunggu Serli di dalam toilet sana.

Sepertiga Malam Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang