Chapter 9 - Memulai

96 9 10
                                    

⚠️ WASPADA TYPO
______________________
Happy Reading

♪♪♪  "Segala sesuatu yang terjadi, itu semua   Atas kehendak Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪♪♪
  "Segala sesuatu yang terjadi, itu semua   Atas kehendak Allah. Jika memang Allah mengizinkan, Dia sendiri yang
Akan turun tangan mengendalikan
         Seluruhnya tanpa ada perantara
   Yang menghambat."
♪♪♪
-Baskara Adrelino-

*
*
*

Pukul 20.00 WIB...

"Pancake nya enak, kira-kira beli di mana ya? Perasaan toko kue di Jakarta hampir semua Mala jelajahi, tapi kenapa baru kali ini Mala tahu ada toko yang jual makanan seenak ini?"

Mala sedikit termenung, ia merasa puas setelah menyantap pancake durian yang di beri oleh seseorang untuknya.

Meski awalnya ia sangat tidak tega untuk menyantap benda itu karena dari segi warna sangat lucu jika di lihat, bahkan ia sendiri merasa gemas.
Tapi nafsu makan gadis itu sudah mulai meningkat dari sebelumnya, ia tak bisa menahan selera. Hingga akhirnya sudah kandas tak bersisa di makannya.

Kendatipun rasa puasnya tidak berlama di hatinya, gadis itu mulai merasa apatis dengan suasana yang tidak berganti selama hampir dua hari belakangan ini.

"Ayah, Mala kapan bisa pulang? Mala rindu rumah."

Nadanya sedikit lesu.
Rasanya sangat rindu dengan suasana rumah, sudah hampir mendekati hari kedua gadis itu di rawat, ia merindukan segalanya, kamar, tempat belajar, terutama Fazio pink. Si kuda besi yang menyaksikan kegiatannya sehari-hari.

Takaz yang sedang membaca beberapa majalah itu menyahut sebelum membuang nafas.
"Kenapa? Kamu udah bosen di sini?"
Pria itu berjalan mengambil segelas air minum.

"Di sini gak enak tau, Yah. Sepi, gak ada Alea."
Mala memainkan jari-jarinya.

Takaz melihat lekat raut wajah Mala, ia juga merasa tidak tega dengan apa yang terjadi pada putrinya. Tapi apa yang bisa di perbuat olehnya, semua keputusan ada pada pihak medis untuk memastikan perkembangan kondisi Mala.

"Sabar ya, ayah masih belum dapat konfirmasi dari dokter ... Kalau tidak salah, besok dokter Jack akan masuk dan melakukan pemeriksaan, kita tunggu keputusan besok. Jangan lupa berdoa, supaya pernyataan besok sesuai sama apa yang kamu mau."

Jack. Dia seorang dokter yang menangani Mala dari awal gadis itu di rawat, tapi saat malam itu Takaz tidak langsung bertatap muka dengan Jack, sebab salah satu anggota keluarganya sedang berduka.

Sepertiga Malam Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang